Home / Lingkungan Hidup

Jumat, 2 April 2021 - 15:17 WIT

65 Ekor Paruh Bengkok Pulang ke Habitatnya

Burung paruh bengkok yang dipelihara atau diperjualbelikan  orang tidak bertanggung jawab  ternyata masih sangat banyak. Buktinya  di masa pandemic ini petugas terus mengamankan   hasil sitaan  hingga puluhan ekor.  Selasa 30/3/2021)  pekan ini ada  65 ekor paruh bengkok hasil sitaan  itu telah lepasliar  ke habitatnya.    Paruh bengkok  itu   terdiri dari, 16 ekor Kakatua Putih (Cacatua alba), 31 ekor Kasturi Ternate (Lorius garrulus), 3 ekor Nuri Kalung Ungu (Eos squamata) dan 15 ekor Nuri Bayan (Eclectus roratus).

Burung-burung ini lepasliar  di kawasan  hutan  Bukit Tanah Putih, Desa Domato, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.

Kepala  Seksi Konservasi Wilayah I Ternate Abas Hurasan menjelaskan, satwa-satwa yang dilepasliarkan ini merupakan hasil sitaan, temuan serta penyerahan dari TNI, POLRI, masyarakat serta hasil pengamanan petugas POLHUT BKSDA Maluku lingkup Seksi Konservasi Wilayah I Ternate.

Sebelum lepasliar, satwa-satwa tersebut telah menjalani proses rehabilitasi di Kandang Transit SKW I Ternate selama kurang lebih  4 bulan. Selanjutnya melalui pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dinyatakan sehat, serta menjalani proses habituasi selama   dua hari di kandang habituasi yang telah disiapkan.

Baca Juga  Pejabat KKP Diberi PRESTASI Oleh KPK

 Usai proses itu selanjutnya dilakukan proses lepasliaran. Abas Hurasan bilang  lepasliaran  paruh bengkok di tahun 2021 ini   merupakan yang  pertama. Sebelumnya    Januari lalu, Seksi  BKSDA Ternate juga melakukan lepasliar dua ekor elang bondol di daerah kawasan wisata Jikomalamo Kota Ternate.

Dia bilang lagi, untuk jenis paruh bengkok yang belum lepasliar dan  masih dirawat di kendang transit saat ini masih ada lebih dari 30 ekor.   Satwa ini masih akan dirawat  hingga pulih dan siap dipulangkan ke habitat aslinya.  “Yang ada iru semua  adalah hasil penyerahan dari warga, aparat TNI maupun pihak kepolisian,” jelas Abas.  

 Abas juga  bilang saat   lepasliaran  di  Batu Putih Sidangoli Halmahera Barat itu juga,  bertepatan dengan  kunjungan kerja  Kepala Balai KSDA Maluku,   Danny H. Pattipeilohy, S.Pi., M.Si.

Baca Juga  Bina Desa di Pulau Laigoma, FPK Unkhair Turut Lepas Tukik

 Dany H Pattipeilohy yang hadir dan melakukan proses lepasliaran  di Saidangoli  mengatakan, kegiatan  ini merupakan sebuah aksi konservasi yang dilakukan  menyongsong Hari Konservasi Alam Nasional yang  dirayakan tiap tahun  pada 10 Agustus.

Dia bilang lagi, satwa-satwa liar ini merupakan warisan sehingga diharapkan keterlibatan seluruh pihak terkait untuk menjaga dan melestarikannya.

“Karena warisan untuk anak cucu apabila ditemukan indikasi ada pengumpulan satwa liar dalam jumlah besar dapat dilaporkan kepada petugas untuk dilakukan penindakan, ” harapnya.

Bahkan katanya, kegiatan pelepasliaran ini akan memberikan dampak terhadap kelestarian satwa-satwa tersebut di habitatnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, petugas dari berbagau pihak, mulai dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate, Camat Jailolo Selatan, Danramil Jailolo Selatan, Kapolsek Jailolo Selatan, Perwakilan KPH Halmahera Barat, Kepala Desa Domato serta seluruh personil SKW I Ternate. (*) 

Share :

Baca Juga

Kabar Malut

Soal Sungai Sagea, Ini Hasil dari Tim Udara dan Darat

Lingkungan Hidup

Mangrove di Maluku Utara Makin Terdesak

Lingkungan Hidup

Masyarakat Sipil Persoalkan Hilirisasi Nikel di Malut

LAUT dan Pesisir

Jaring Nusa: Visi Indonesia Emas 2045, Wajib Pastikan Hak Masyarakat Pesisir dan Pulau Kecil  

Baronda

KPK: Kampus Harusnya Kawal Perusahaan Tambang

Kabar Malut

Daya Dukung Halmahera Tengah Terlampaui,  Tambang Perlu Dibatasi

Lingkungan Hidup

Muncul Petisi Selamatkan PBNU dari Jeratan Oligarki  

LAUT dan Pesisir

MK Tolak Gugatan Anak Usaha PT Harita