Desa pesisir di sejumlah pulau di Maluku Utara menghadapi masalah serius. Masalah diakibatkan oleh adanya kenaikan permulaan air laut. Penulusuran kabarpulau.co.id di sejumlah pulau di Maluku Utara, menemukan berbagai fasilitas rusak akibat adanya abrasi pantai.
Di Pulau Obi misalnya, fasilitas seperti tanggul penahan ombak patah. Bahkan jalan raya yang berada di tepi pantai juga hancur dan nyaris putus. Jalan utama yang menghubungkan Desa Laiwui ke Desa Ake Gula hingga Desa Baru tidak jauh dari kawasan pasar Laiwui kondisinya sangat memprihatinkan.
Akibat tanggul penahan ombak yang panjangnya mencapai 50 meter hancur berkeping- keping dihantam ombak saat air pasang, jalan raya yang menjadi tempat lalu lalang kendaraan juga ikut hancur. Bahkan di atas badan jalan, nyaris tidak terlihat lagi aspal tetapi pasir dan kerikil yang naik akibat disapu gelombang. Akibatnya kendaraan yang lewat di jalan ini terpaksa memperlambat kecepatannya. Hancurnya jalan talud akibat abrasi parah yang terjadi di kampung ini, menurut warga setempat sudah terjadi sejak setahun lalu. Meski begitu belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat. “Talud hancur ini sudah terjadi sejak setahun lalu tapi belum mendapat perhatian,” jelas Suwarno warga Laiwui. Dia menuturkan berbagai fasilitas yang rusak akibat bencana alam seperti talud dan jalan yang rusak itu belum mendapat perhatian pemerintah.
Talud di kawasan ini sebenarnya sudah dibangun beberapa kali tetapi, hancur dihantam gelombang saat terjadi air pasang. Karena itu perlu ada cara lain dilakukan sehingga bisa melindungi kawasan pantai Laiwui ini dari hantaman gelombang. “Pemerintah perlu segera mengatasi abrasi ini dengan cara lain. Karena ancamannya sudah sangat serius. Bahkan jalan raya juga nyaris putus,”kata Suwarno.
CEO Kabar Pulau