Kaya Keanekaragaman Hayati Jadi Pelindung Alam
Jika ingin menikmati dan menyaksikan sensasi wisata di tengah padatnya hutan mangrove dengan view menawan, datanglah ke Kota Sofifi Ibukota Provinsi Maluku Utara. Selain menawarkan view menarik, kawasan wisata ini juga kaya keaneragaman hayati. Karena itu tidak salah selain menjadi tempat wisata juga menjadi taman edukasi bagi publik.
Berada tepat di Desa Guraping Oba Utara hutan mangrove ini telah ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata penting di ibukota Provinsi Maluku Utara. Rugi dilewatkan jika sudah sampai ke daerah ini.
Hutan mangrove ini, termasuk areal pemukiman yang telah ditinggalkan, kuburan, dan Pulau Sibu memiliki luas 3.709.507 m² (370,9 Ha). Pada sisi bagian depan mangrove Guraping terjadi penyempitan semacam leher dengan lebar hanya 116,4 m, membentuk laguna dan menyerupai telaga. View dari kawasan laguna sendiri sangat menawan bagi mereka yang ingin berswa foto.
Sekadar diketahui, riset yang dilakukan Abdul Muthalib Angkotasan, Dosen Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate bersama Husain Marasabessi Dosen Kehutanan Universitas Patimura Ambon pada April- Juli 2016, menemukan perairan Guraping memiliki kawasan ekosistem mangrove yang baik dan dapat dikembangkan menjadi kawasan ekowisata mangrove. Dalam upaya pengembangannya, dibutuhkan data dan informasi tentang kondisi ekosistem mangrove. Baik hutan mangrove maupun biota asosiasi dan kondisi ekologi serta aspek hidrooseanografinya. Mangrove di perairan Guraping ini dinventarsir jumlah jenisnya kemudian dianalisis kondisi ekologinya sekaligus menjadi data dan informasi tentang kondisi ekosistem mangrove di perairan Guraping.
Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan ada 16 jenis mangrove yang terdiri dari 10 jenis mangrove sejati dan 6 jenis tumbuhan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove di Perairan Guraping didominasi jenis Rizopora sp dengan spesies yang dominan ditemukan Rizopora apiculata dan Rizopora mucronata.
Dua spesies ini ditemukan di semua lintasan pengamatan. Terdapat pula jenis jenis mangrove lain yakni Sonaratia alba, Bruguiera gymnoricha, Avicenia marina, Avicenia alba, Aegyceras floridium, Ceriops decandra, Xilacarpus granatum dan Nypa. Selain itu ditemukan pula beberapa jenis tumbuhan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove yakni jenis Pandanus spp, paku-pakuan, kayu baru, pohon aren, Ipomea pes-caprae dan pohon sagu.
“Hasil analisis juga ditemukan bahwa nilai indeks penting ekosistem mangrove di perairan Guraping sebanyak 16 dari jenis avicenia marina mangrove jenis Rizopora apiculata dominan ditemukan di lokasi penelitian. Simpulanya mangrove jenis Rizopora apiculata dominan ditemukan di lokasi penelitian dan memiliki nilai indeks keanekaragaman yang tertinggi rata-rata sebesar 0.36,” tulis hasil riset tersebut.
Selain itu ada biota asosiasi yang ditemukan di perairan guraping yakni ikan kerapu, ikan julung, dan ikan beronang. Jenis non ikan (gastropoda, bivalvia) yang didominasi substrat berlumpur serta memiliki kualiatas air yang baik dengan kisaran suhu 29 – 300C, dan salinitas 33 – 35 ‰.
Pemerintah Resmikan Jadi Kawasan Penting di Sofifi
Kawasan wisata hutan mangrove ini telah diresmikan menjadi kawasan wisata penting di Sofifi pada Senin (18/10/2021). Kawasan wisata hutan mangrove Guraping ini sekaligus menjadi ikon wisata Ibukota Sofifi resmi dibuka pengoperasiannya oleh Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba.acara peresmian yang bertajuk Gran Opening Wisata Hutan Mangrove Guraping juga sejumlah pejabat di pemerintah provinsi bersama para Kepala UPT KLHK, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Oba Utara, Lurah dan tokoh masyarakat setempat. Acara peresemian yang bertepatan dengan pelaksanaan agenda nasional Seleksi Tilawatil Qur’an tingkat Nasional di Sofifi itu beberapa pejabat dari daerah lain yang ikut mengantar kontingennya ke Sofifi. Mereka adalah Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi dan Wakil Bupati Bandung Syahrul Gunawan. Sahrul yang juga artis sinema elektronik (sinetron) Indonesia menyita perhatian pengunjung.
Saat peresemian itu Gubernur Malut KH Abdul Gani Kasuba sempat bercerita soal awal pembangunan ibukota Sofifi yang penuh dengan pro dan kontra. “Pak Jokowi heran Provinsi Maluku Utara berani pindah ibukotanya ke satu desa di tengah hutan. Nah… hutannya ini yang sekarang bapak ibu berada di bawah pohon-pohonnya ini”jelas Abdul Gani Kasuba.
Kesempatan itu Gubernur juga minta agar sarana wisata yang telah dibangun pemerintah daerah dapat dipelihara dan dijaga bersama sehingga bisa terus dimanfaatkan sebagai tempat wisata bagi masyarakat.
Terpisah, Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Provinsi Maluku Utara H. M. Sukur Lila melaporkan pembangunan sarana dan prasarana Wisata Hutan Mangrove Guraping. Menurutnya, sejak 2015 telah dibangun prasarana wisata sebagai salah satu potensi ekowisata di Kota Sofifi. Pembangunan sarana itu berupa pembuatan teras dan papan nama, gapura, jalan titian, gazebo, menara pantau, halte dan lainnya yang menelan biaya Rp1,2 milar dalam tahun anggaran 2015.
Pada 2020 sampai 2021 dilakukan perbaikan sarana prasarana wisata yang dibangun 2015 lalu itu sekaligus penambahan sarana prasarana baru berupa jembatan/jalan titian 400 meter, gazebo, ruang terbuka, toilet dan lampu penerangan dengan biaya Rp2,2 Milyar.
Kadishut juga menyampaikan rencana pengembangan Wisata Hutan Mangrove Guraping yang akan diperluas atau ditambah sarana fisik maupun sarana wisata air.
“Grand opening bertepatan dengan pelaksanaan STQH Nasional ke 26 di Sofifi ini diharapkan dapat menjadi tempat rekreasi bagi Kafilah dan official melepas penat usai berlomba. Juga bagi masyarakat lainnya berwisata sambil belajar karena konsep yang diusung adalah konservasi, edukasi dan rekreasi,” jelas Syukur.
Kadishut juga bilang hutan mangrove memiliki banyak manfaat dalam berbagai sektor yang menunjang keberlangsungan kehidupan. “Manfaatnya antara lain mencegah terjadinya abrasi laut, tempat hidup berbagai jenis biota laut, penyerap karbon dioksida, menjaga kualitas air dan udara, serta sebagai tempat wisata alam” jelas Sukur.
Lebih lanjut Sukur bilang, pengelolaan mangrove menjadi ekowisata merupakan model pemanfaatan mangrove yang bernilai ekonomis dan berkelanjutan yang dapat memberi dampak secara sosial, ekologi dan ekonomi. Karena itu menurutnya pengelolaan ekowisata mangrove perlu melibatkan semua pihak terkait termasuk peran aktif masyarakat.
Selama pelaksanaan STQH Nasional ke 26 di Sofifi, Wisata Hutan Mangrove Guraping dibuka gratis sejak pukul 08.00-18.00 WIT. Bagi pengunjung khususnya Kafilah STQH disediakan kopi dan teh rempah khas Maluku Utara di Kedai Kopi yang dikelola Dharma Wanita Persatuan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara.
(Tulisan Achmad Zakih ASN Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara Diolah oleh Mahmud Ichi)