Jadi Contoh Bagi Bank Lainnya di Indonesia
Bank Rakyat Indonesia (BRI) salah satu Bank BUMN tertua di Indonesia dalam aksi iklimnya menyatakan akan tak membiayai investasi untuk batu bara. Hal ini mendapat dukungan kuat dari beberapa lembaga yang selama ini menyuarakan pentingnya investasi hijau dan upaya menghentikan pendanaan untuk energy. Seperti disuarakan oleh 350.org dalam rilisnya kepada kabarpulau.co.id Kamis (26/5 2022).
Jeri Asmoro, Indonesia Digital Campaigner 350.org dalam rilisnya menjelaskan, Aksi Iklim Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang akan menghentikan pendanaan ke proyek batu bara dan minyak bumi perlu diapresiasi,” ujar Interim Indonesia Team Leader, 350.org itu,
“Langkah progresif BRI ini perlu dicontoh bank-bank lainnya yang masih mendanai energi kotor batu bara.”jelasnya.
Dia bilang 350 Indonesia bersama-sama organisasi masyarakat sipil lainnya yang tergabung dalam koalisi “Bersihkan Bankmu”, selama ini mendesak bank-bank di Indonesia, termasuk BRI untuk menghentikan pendananaan ke energi kotor batu bara. “Setelah BRI menyatakan menghentikan pendanaan ke energi batu bara, kini tinggal Bank Mandiri dan BNI yang masih mendanai energi kotor batu bara. Jika Bank Mandiri dan BNI tidak segera mengikuti langkah BRI untuk menghentikan energi kotor batu bara, cepat atau lambat kedua bank BUMN itu akan ditinggalkan nasabahnya, yang makin meningkat kesadarannnya terhadap lingkungan hidup.”jelasnya lagi.
Seperti diberitakan di berbagai media massa, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso menegaskan bahwa BRI menyetop penyaluran kredit pada sektor energi yang dinilai merusak lingkungan, seperti batu bara dan minyak bumi. Hal tersebut disampaikan Sunarso secara daring dari acara konferensi World Economic Forum di Davos, Swiss, Rabu (25/5/2022).
“Pernyataan Direktur BRI akan menjadi aksi iklim yang berkelanjutan jika kemudian menjadi kebijakan atau peraturan perusahaan secara resmi. Sehingga akan menjadi legacy yang baik untuk dibaca dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran, tidak hanya ketika periode kepemipinan beliau saja namun hingga setelahnya juga” ujar Jeri Asmoro, Menurutnya upaya pendanaan BRI ke energi bersih dan proyek-proyek yang ramah lingkungan lainnya tidak sekedar pencitraan.”
Selama ini, bank-bank di Indonesia mengklaim telah meningkatkan pendanaan ke energi terbarukan namun di sisi lain masih terus mendanai energi kotor batu bara. “Tanpa menghentikan pendanaan ke energi kotor batu bara terlebih dahulu, klaim green banking itu hanya semacam greenwashing. “Aksi iklim BRI ini menunjukan bahwa menghentikan pendanaan ke energi kotor tidak akan menganggu bisnis bank.
Dia bilamng setidaknya jika belum bisa menjadi bagian penting dari solusi jangan menjadi bagian dari masalah krisis iklim dan lingkungan. Pendanaan ke sektor batu bara jelas adalah bentuk climate-change denial yang tidak percaya akan sains, dan ini berbahaya karena perbankan punya kekuatan besar pendanaan di sini. Perbankan dapat menjadi pihak yang mendanai kerusakan atau mendanai perbaikan iklim.
Langkah BRI menghentikan pendanaan ke batu bara, lanjut Jeri Asmoro, menjadi pijakan awal bagi perwujudan praktik perbankan hijau. “Bank-bank lainnya, seperti Bank Mandiri dan BNI, jika benar-benar ingin menjadi perbankan hijau harus mengikuti langkah BRI menghentikan pendanaan ke energi kotor batu bara. Inilah aksi iklim yang sesungguhnya, wujud nyata kepemimpinan iklim BRI di sektor keuangan khususnya perbankan.” jelas Jeri Asmoro.(*)
CEO Kabar Pulau