Farid Terpilih Secara Aklamasi
Ikatan Alumni Perikanan dan Kelautan (IKAPERIK) Universitas Khairun Ternate menggelar musyawarah memilih pengurus baru untuk masa jabatan 4 tahun ke depan Sabtu (22/1) kemarin. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Gamalama Hotel Sahid itu, turut diisi dengan seminar bertema “Perikanan Maluku Utara dan Tantangan Industri era 4.0” Beberapa pemateri penting turut hadir yakni Dirjen Perikanan Tangkap Dr. Ir. Muhammad Zaini, MM yang mengisi seminar secara online bersama Sekretaris Daerah Maluku Utara Samsudin Abdul Kadir, Plt Kepala Dinas Perikanan Abdullah Assagaf dan Prof. Dr Irfan Koda dari Fakultas Perikanan Unkhair Ternate. Keempatnya membahas Tema besar Perikanan Maluku Utara dan tantangannya terutama di bidang teknologi di era 4.0.
Tema ini menjadi catatan penting karena, bagi IKAPERIK ini isu kekinian berhubungan dengan upaya akselarasi Maluku Utara yang masih kalah bersaing dengan provinsi tetangga yang bersentuhan langsung di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715,716,717.
“Dalam soal ini kita masih dalam menghitung potensi. Sementara di wilayah lain sudah bicara produksi dan industri,” jelas Ketua Panitia Musyawarah IKAPERIK Sahmar Ishak .
Karena itu katanya, saatnya tidak lagi bicara pada angka infografis tetapi model industri yang harus disiapkan agar berdaya saing di masa mendatang.
Dia bilang lagi, cerita masa lalu membuat bangga. Terutama soal kekayaan sumberdaya laut yang berlimpah. Belum lagi dipuji karena berada di jantung segitiga terumbu karang dunia. Hal ini membuat para peniliti Jepang bingung soal ruaya ikan yang ditandai dengan GPS selalu membuat jalur ke laut Halmahera.
“Benar kita kaya SDA lebih khusus perikanan dan kelautan tetapi kenyaatannya miskin dalam mengelola. Dari SDM yang belum siap pakai dan miskin teknologi membuat kita masih berputar pikiran dan diam di tempat,” ujarnya.
Apalagi dengan ditetapkannya kawasan industri di Maluku Utara seperti di Pulau Obi, Halmahera Selatan dan Halmahera Tengah. Pertanyaanya apakah beroirentasi pada pengembangan industri perikanan ataukah hanya fokus Industri pengolahan biji nikel.
Begitu juga dengan KEK Morotai, yang kemudian oleh Mentri Susi telah membangun SKPT di Daeo dan mencanangkan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Maluku Utara yang oleh USAID – WCS telah selesai di kerjakan dalam 4 tahun (2017-2020).
Semua ini apakah sudah berdampak pada nelayan dan masyarakat pesisir kita ?
“Pertanyaan mendasar ini bagi kami adalah titik masuk membincangkan potensi dan kekayaan perikanan di Maluku Utara benar benar dikelola untuk kesejahteraan rakyaat,” katanya.

Farid Yahya Terpilih Secara Aklamasi
Sementara itu dalam proses musyawarah dan tahapan pencalonan sejak sore berlangsung cukup alot. Ada 11 nama yang muncul sebagai bakal calon ketua IKAPERIK. Melalui proses lobi kemudian mengkerucut menjadi 5 nama. Ketika memasuki proses pemilihan, 2 orang menyatakan undur diri. Sehingga tersisa 3 orang. Tiga calon itu masing-masing Farid Yahya, M. Yatim Sohi dan Mardia Ambodalle. Dari tiga nama yang ikut mencalonkan diri melalui proses tidak terlalu lama, kemudian terpilih secara aklamasi Farid Yahya, sekaligus dikukuhkan menjadi Ketua Umum IKAPERIK Maluku Utara. (*)

CEO Kabar Pulau