Pesan Jaga Alam, Tanam Pohon dan Peduli Sampah
Sebuah upaya menjaga dan memperkenalkan alam untuk kaum muda dilakukan Duta Kreator Pecinta Alam Maluku Utara (Dekapala). Bertitel Ekspedisi Cinta Talaga Rano dan Gerakan Cinta DAS Maluku Utara, ekspedisi ini dihelat dengan beberapa agenda dan dikerjasamakan dengan Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS), Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Malut serta beberapa pihak terkait.
Peluncurannya telah digelar di Café Jarod Kelurahan Kampung Pisang Ternate Tengah Sabtu (21/11) malam, bertepatan dengan hari Pohon Sedunia 21 November 2020. Kesempatan itu dilakukan penyerahan beberapa jenis bibit pohon, kaus ekspedisi secara simbolis serta disukusi bertema Air, Hutan dan Manusia.
Direktur Dekapala Maluku Utara, Thamrin Ibrahim menjelaskan, ekspedisi ini melibatkan semua lembaga pecinta alam di Maluku Utara. Sekaligus mengajak generasi muda mencintai alam dengan aksi nyata. Diawali eksplore ekosistem Talaga Rano di Jailolo Halmahera Barat, Lokakarya Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Konservasi Hutan, dilanjutkan Silaturahmi Daerah (Silatda) Pecinta Alam se Maluku Utara dan menanam 10 ribu pohon di lima gunung destinasi wisata alam Maluku Utara. “Ditargetkan diikuti 300 peserta mahasiswa pecinta alam di Maluku Utara.Acara ini yang akan digelar Desember hingga awal 2021 mendatang,” jelas Thamrin.
Sementara dalam diskusi bertema Air Hutan dan Manusia, dua pemateri masing masing Kepala BPDAS-HL Asih Yunani MP dan M Rahmi Husen Wakil Ketua DPRD Maluku Utara, membahas beberapa hal menyangkut air dan hutan di Maluku Utara.
Dalam pengantar diskusinya, Asih Yunani menjelaskan, DAS, jumlah dan kondisinya saat ini. Dia bilang, DAS adalah permukaan daratan di mana air hujan jatuh kemudian dialirkan ke laut. Punggung-punggung bukit menjadi tempat jatuhnya air itulah yang dikenal dengan DAS.
“Seluruh daratan di mana air hujan jatuh dan kemudian mengalirkan airnya ke laut di situlah DAS,” jelasnya. Di Maluku Utara ada 3568 DAS yang didominasi DAS pulau kecil dengan berbagai kondisi. Dari jumlah itu kondisinya bervariasi. 89 diantaranya dalam kondisi rusak dan dipulihkan. Pemulihannya dengan menanam kembali. “Dengan menanam kembali pohon akan mengembalikan kondisi DAS dan otomatis memulihkan kondisi air serta lingkungan yang sangat dibutuhkan manusia,” katanya. Dia tidak menampik jika banyaknya perizinan dan eksploitasi hutan lahan ikut menurunkan kualitas DAS di daerah ini.
Sementara M Rahmi Husen, menyinggung soal kerusakan alam, terutama hutan yang terjadi akibat eksploitasi tambang HPH dan perkebunan besar terutama sawit. Soal ini Rahmi meminta semua pihak memiliki kesadaran yang sama. Terutama pemerintah agar menggelontorkan izin-izin tambang dan perkebunan memerhatikan keselamatan lingkungan, terutama hutan dan ruang hidup manusia. Baginya, krisis saat ini tidak hanya lingkungan terutama hutan dan lahan tetapi krisis dialami manusianya. “Pemerintah lebih menggelontorkan berbagai izin yang ikut mengancam lingkungan. Sementara manusianya punya kesadaran buang sampah yang masih rendah,” cecarnya.
Untuk perizinan dia contohkan, aktivitas perkebunan sawit di Gane tidak hanya mengancam habisnya hutan di wilayah itu, tetapi juga kelangsungan hidup warga ikut sengsara.
Kesempatan itu dia ikut bercerita pengalamannya menjadi pecinta alam Maluku Utara kepada peserta peluncuran ekspedisi dan diskusi yang didominasi anak muda itu. “Maluku Utara ini negeri yang indah jadi perlu dinikmati dan sama- sama dijaga. Laut dan isinya, darat, gunung pantai dan tanjung semuanya indah. Jadi perlu dijaga dan dilestarikan,” pesannya.
Hadir juga Wakil Kepala Polisi Daerah (Wakapolda) Maluku Utara Brigjen Lucas A Abriari serta Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi M Zaky.
Wakapolda turut memberikan motivasi bagi para pecinta alam Malut. Kesempatan itu dia mengingatkan generasi muda menjaga alam. Salah satunya dengan tidak membuang sampah secara sembarangan. Dia bilang Ppersoalan kota ini salah satunya juga adalah sampah. Baik di darat dan di laut. Dia juga cerita pengalamannya mendaki gunung Gamalama dan datang ke berbagai daerah di Maluku Utara. “Negeri ini sangat indah. Hutan, gunung laut dan pantainya. Sayang kalau tidak dijaga tapi malah dirusak. Salah satu bentuk menjaga alam kita dengan menanam dan tidak membuang sampah sembarangan,”harapnya. (*)
CEO Kabar Pulau