Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kampung » FKIP Unkhair dan Warga Buat Peta Jalur Evakuasi Bencana Tsunami

FKIP Unkhair dan Warga Buat Peta Jalur Evakuasi Bencana Tsunami

  • account_circle
  • calendar_month Kam, 13 Jul 2023
  • visibility 320

Pengabdian  Kepada Masyarakat (PKM), dilaksanakan oleh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun, di Desa Bobanehena Kecamatan Jailolo Halmahera Barat. Dalam PKM ini para dosen bersama masyarakat membuat  pemetaan partisipatif  jalur evakuasi bencana tsunami. Kegiatan pada Selasa (11/7/2023) lalu itu, sebagai bentuk literasi pengurangan resiko bencana untuk masyarakat.

Koordinator kegiatan Astuti Salim MPdSi menjelaskan,  pembuatan peta ini sangat penting,  karena merupakan bentuk antisipasi mengurangi kerugian akibat bencana tsunami. Dia bilang, Desa Bobanehena yang merupakan salah satu desa di  Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat  dan berada di pesisir, berisiko terjadi tsunami. Terutama ketika   gempa   di laut Maluku tsunami bisa melanda Halmahera Barat.

Menurutnya,  ketika terjadi  tsunami  menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Oleh sebab itu, perlu ada peta evakuasi  tsunami  agar dapat mengurangi dampak bencana yang terjadi. ”Peta jalur evakuasi ini dilaksanakan secara partisipatif.    Sangat penting dalam mengantisipasi pengurangan  kerugian akibat bencana,” katanya.  Pembuatannya  dengan bantuan masyarakat  melalui  Forum Group Discussion (FGD).

Astuti Salim dan timnya berharap kegiatan ini dapat mengurangi risiko bencana tsunami dengan mengetahui kelemahan  serta meningkatkan kemampuan masyarakat. ”Pengabdian ini berfokus pada pencegahan sebelum bencana terjadi,” jelasnya.

Risky Nuri Amelia  salah satu anggota tim, turut  mengapreseasi respon positif dan keterlibatkan masyarakat  bersama  Kepala Desa Bobanehena.  Masyarakat juga turut memberi dukungan penuh  terhadap kegiatan PKM ini. ”Kami berharap masyarakat dapat memperoleh informasi jalur evakuasi tsunami dari peta yang dibuat,”ujarnya. Kegiatan ini juga, ingin mengetahui pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana tsunami.  Karena itu  mereka turut diminta mengisi daftar isian melalui kuesioner. “Ini cara untuk mengetahui seberapa paham masyarakat  dengan  bencana tsunami,” imbuhnya.(*)

Kesempatan itu masyarakat turut berharap kepada pemerintah baik daerah dan pusat memberikan support dalam hal mitigasi struktural. Seperti   jalan untuk kendaraan bermotor menuju titik kumpul dan support dalam hal mitigasi non struktural seperti peningkatan kapasitas masyarakat terhadap bencana.  Khususnya desa yang memiliki potensi bencana tinggi. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Percepat Pengakuan Hutan Adat, Pemerintah Daerah Harus Proaktif

    • calendar_month Sel, 13 Feb 2018
    • account_circle
    • visibility 183
    • 0Komentar

    Pengakuan  dan perlindungan hak-hak masyarakat adat masih minim di negeri ini. Dalam dua tahun terakhir, kurang dari 50.000 hektar hutan adat mendapatkan penetapan dari 9,3 juta hektar pemetaan partisiatif yang diserahkan Badan Registrasi Wilayah Adat. Untuk itu, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota diminta lebih aktif demi percepatan ini.  Di Provinsi Maluku Utara sendiri saat ini diusulkan […]

  • Pulau Kecil, Kaya Biodiversitas Tapi Rentan

    • calendar_month Sen, 10 Jul 2023
    • account_circle
    • visibility 178
    • 0Komentar

    Pembangunan di pulau-pulau kecil tidak cukup sekadar membangun berbagai fasilitas, salah satunya seperti pariwisata. Keberadaan  fasilitas yang menunjang wisatawan  di satu sisi bisa menjadi ancaman kelestarian sumber daya alam. Karena itu  pemerintah perlu menyusun peta jalan pembangunan berkelanjutan untuk pulau-pulau kecil. “Perlu memerhatikan daya dukung lingkungan pulau-pulau kecil,’’kata Guru Besar Kelautan Universitas Mataram Prof Sitti […]

  • Petani Dapat Penguatan Usaha Kelapa dan Hortikultura

    • calendar_month Jum, 18 Sep 2020
    • account_circle
    • visibility 235
    • 0Komentar

    Hasil Kolaborasi Pakativa – Disperindag dan Distan Provinsi Turunan hasil kelapa yang  mencapai 50 jenis produk hingga kini belum dimanfaatkan  oleh petani  di Maluku Utara.  Mereka hanya mengandalkan kopra sebagai sumber pendapatan utama. Karena itu ketika harga kopra anjlok petani menjadi  terpuruk. Sementara, hasil lain dari kelapa  seperti tempurung, air dan sabuk kelapa  hanya dibuang […]

  • Nikmati Tiga Mata Air di Hutan Mangrove Gamtala

    • calendar_month Jum, 4 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 235
    • 1Komentar

    Para pengunjung menikmati kawasan wisata hutan mangrove Gamtala

  • Perkici dada-merah Sangat Terancam

    • calendar_month Kam, 29 Apr 2021
    • account_circle
    • visibility 231
    • 0Komentar

    Nuri Ternate yang dilepasliarkan setelah di tempatkan di kandang transit Ternte

  • 65 Ekor Paruh Bengkok Pulang ke Habitatnya

    • calendar_month Jum, 2 Apr 2021
    • account_circle
    • visibility 143
    • 0Komentar

    Bersiap siap untuk kegiatan lepasliaran. Berbagai pihak yang hadir bersiap melepas burung tersebut ke alam liar. Foto Seksi KSDA Wilayah Ternate

expand_less