Dua desa di Gane Barat Selatan dan Gane Timur Selatan yakni Gane Dalam dan Gane Luar, tidak hanya bermasalah dalam urusan jalan dan penerangan listrik. Masalah air bersih dan ancaman abrasi parah juga tengah dialami warga dua desa ini.
Masalah air bersih muncul sejak terjadinya gempa besar yang menyebabkan hancurnya rumah dan berbagai fasilitas umum pada 4 Juni 2019 lalu. Fasilitas air bersih yang bermasalah itu hingga kini belum juga dilakukan perbaikan. Begitu juga talud penahan ombak yang hancur dilanda gempa, belum dibangun kembali. Akibatnya warga di tepian pantai terancam tenggelam saat air pasang. Apalagi saat laut bergelombang, abrasi parah terjadi dan tepian pantai terkikis bahkan terendam air laut.
Di Gane Dalam, sebagian kampung sudah tenggelam. Area pemakaman umum misalnya sebagian sudah tenggelam. Di Gane luar juga sama. Di ujung kampung bagian selatan, abrasi pantai sudah mencapai puluhan meter ke darat. Pengakuan warga setempat sudah ada puluhan rumah terpaksa pindah karena dihantam abrasi. Sementara talud penahan ombak yang dibangun menggunakan dana PNPM Mandiri di tahun 2009 lalu yang hancur saat gempa belum mendapat perhatian.
“Talud penahan ombak di desa ini panjangnya mencapai 750 meter. Dibangun sudah puluhan tahun dengan menggunakan dana PNPM. Di bagian utara dan selatan desa yang ada taludnya sudah rusak parah karena itu butuh perbaikan,”keluh Saleh Hamid warga Gane Luar ditemui Senin (Senin (30/5/2022) lalu.
Dia bilang dalam sepuluh tahun terakhir air laut yang mengikis pantai sudah mencapai 25 meter ke darat. Karena itu sebagian warga yang rumahnya dihantam abrasi, memilih pindah dari ujung selatan Gane Luar tersebut.
“Dorang so pindah (mereka sudah pindah, red). Ada beberapa kepala keluarga. Bahkan pohon kelapa di tepi pantai tersebut juga sudah banyak yang roboh,” jelasnya.
Sementara soal air bersih di dua desa ini, juga bermasalah. Di Gane Luar sebagian warga menggunakan sumur. Namun untuk puluhan rumah di daerah ketinggian terpaksa harus naik turun mengangkut air untuk kebutuhan sehari- hari.
Di Gane Dalam air bersih juga bermasalah. Sebagian besar warga masih menggunakan air sumur sementara jaringan pipa untuk air bersih kadang mengalami kemacetan. Dua masalah penting ini disuarakan warga dua desa ini karena dianggap sangat urgen.
“Air bersih dan talud penahan ombak ini butuh ada perhatian. Baik dari pemerintah kabupaten maupun provinsi. Saat ini kawasan pemakaman umum di Gane Dalam sudah tenggelam jadi butuh perhatian terutama aggota DPRD membantu menyampaikan ke pemerintah untuk segera dibangun,” kata Umar Hanafi warga Gane saat kegiatan reses anggota DPRD Malut M Rahmi Husen Senin (29/5/2022).
M Rahmi Husen saat reses ke dua desa itu meminta warga menyampaikan secara terbuka masalah masalah tersebut kemudian dicatat dan bisa diperjuangkan ke provinsi.
Dia menyampaian bahwa, selain akses jalan dan listrik atau penerangan hal paling urgen adalah tersedianya air bersih bagi warga. Menurutnya, air itu masalah vital yang harus diseriusi. Karena itu terkait permintaan warga soal air bersih itu diberikan perhatian penuh. Pasalnya air dan penerangan adalah kebutuhan mendasar yang sangat perlu segera dipenuhi. “Hal ini akan diperhatikan sungguh sungguh. Sementara soal tanggul penahan ombak karena banyak aspirasi yang diterima melalui reses ini akan dibuat laporannya dan disampaikan melalui paripurna di hadapan gubernur. “Hal ini akan disampaikan sehingga segera mendapat perhatian terutama percepatan pembagunannya, karena kondisi sangat parah”katanya.
Dia bilang, pembangunan fisik ini menjadi masalah karena pembiyaan dari pemerintah yang terbatas. Pemerintah kata dia tidak hanya memikirkan persoalan di Halmahera Selatan tetapi juga 10 kabupaten/kota lainnya. Karena itu usulan yang masuk akan dilihat urgensi dan mendesak tidaknya. “Nanti akan dilihat masalah paling mendesak di masyarakat,”tutupnya. M Rahmi menggelar reses ini di 8 desa di Gane Mandioli, Botanglomang dan Bacan. (*)
CEO Kabar Pulau