Setiap 16 Maret diperingati sebagai hari Bhakti Rimbawan Indonesia. Peringatan ke 39 pada Rabu (16/3/2022) secara nasional turut dilaksanakan para rimbawan di Maluku Utara. Acara ini dipusatkan di Sofifi Ibukota Provinsi Maluku Utara. Mengangkat Tema “Rimbawan Menjaga Lingkungan, Mendukung Sukses Presidensi G20 Indonesia, para rimbawan diminta memaknainya sebagai bagian dari upaya meneguhkan arah dan cara pandang dalam menggali memori dalam benak tentang peran hutan sebagai elemen dan struktur pembentuk bentang alam dan lingkungan yang perlu dijaga.
Hal ini disampaikan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Dr Sitti Nurbaya Bakar melalui sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara M Syukur Lila. Upacara yang dipusatkan di halaman kantor Balai Taman Nasional Ake Tajawe Lolobata (TNAL) Sofifi itu. dilanjutkan dengan webinar dengan Menteri serta kegiatan memeriahkan hari penting tersebut di Pantai Doe doe Guraping.
Menteri mengingatkan diupayakan mengembalikan hutan alam hutan tropika basah, untuk kembali pada alam dan lingkungan hidup sebagai “liebenstraum” bangsa Indonesia. Dalam 5-7 tahun ini ini rimbawa merasakan dan menjadi pelaku penting dalam berbagai perubahan sektor kehutanan dan lingkungan hidup terutama tranformasi struktural dan produktivitas alam dan manusia untuk mengatasi kesenjangan dan mewujudkan kesejahteraan.
Tidak hanya soal hutan, para Rimbawan juga diingatkan soal kesadaran pengendalian perubahan iklim yang merupakan hal sangat serius, yang harus ditangani secara komprehensif. Hal ini menyangkut berbagai elemen bentang alam; pertimbangan kesejahteraan rakyat Indonesia; serta berkenaan dengan peran nasional dalam melaksanakan ketertiban dunia, dlaam konteks alam dan iklim melalui konvensi perubahan iklim UNFCCC yang diratifikasi Indonesia dengan UU No 16 Tahun 2016.
“Pada 2021 dalam rangka COP 26 tahun 2021 setelah COP Paris tahun 2015, telah menapak maju dalam kerja-kerja aksi iklim, di berbagai sektor terutama sektor kehutanan dan lahan, selain tata kelola sampah dan limbah dalam konsep sirkuler ekonomi. Indonesia termasuk negara- yang sedikit diantara negara-negara di dunia yang telah menegaskan komitmen nya dengan Dokumen Updated NDC dan dokumen Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050). Dokumen LTS-LCCR merupakan dokumen informasi yang berfungsi sebagai pedoman dalam implementasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta komitmen NDC lima-tahunan selanjutnya,” jelas Menteri.
Di tengah ketidakpastian janji negara-negara maju untuk menyalurkan pembiayaan membantu negara berkembang dalam menangani perubahan iklim, pemerintah Indonesia terus bergerak nyata memperkuat kebijakan pengendalian perubahan iklim dalam negeri untuk menjaga kepentingan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai target Nasional.
“Target utama tetap fokus pada upaya mengurangi deforestasi dan degradasi hutan. Meski tantangannya cukup berat, kita akan terus bekerja meletakkan pondasi pembangunan lingkungan berprinsip sustainability, yang telah menjadi tuntutan masyarakat/publik dalam upaya pembangunan sosioekonomi untuk kebutuhan masa kini, tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang dengan memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,” jelanya.
Pada tahun 2022 Indonesia memimpin Forum G-20; dengan Presidensi G20 Indonesia. Spirit yang dibawa dalam Presidensi G-20 tahun 2022 ini ialah “Recover together, recover stronger”. Merupakan kesempatan untuk G-20 di Bali nanti Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi dan dapat menjadi role model bagi negara-negara anggota dan dunia secara umum.
“Bahwa kita mampu menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan bahwa terdapat keseimbangan peran antar berbagai negara dalam tujuan mulia melindungi bumi dan manusia dengan menjaga turunnya suhu bumi 2 derajat Celsius bahkan diupayakan hingga 1,5 derajat Celsius,” jelasnya.
Di Hari Bhakti Rimbawan ini Menteri mengajak seluruh rimbawan baik di Kementerian LHK, pemerintah daerah, bisnis leaders dan para aktivis, para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat, bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran ataupun kegiatan nyata di lapangan, di masing-masing area of interest/responsibility, untuk menyukseskan Presidensi G20 Indonesia. Sebagaimana komitmen yang selalu disampaikan dalam berbagai forum global/multilateral, Indonesia memandang sangat penting memastikan bahwa komitmen- komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata yang telah banyak dilakukan. Misalnya penanganan karhutla dengan modifikasi cuaca dan sistem paralegal; pengendalian deforestasi; tata kelola gambut dan mangrove; pengendalian perijinan; pemulihan habitat metapopulasi wildlife; ekoriparian dan replikasi ekosistem; membangun sirkuler ekonomi dan berbagai hal. “Mari terus kita lakukan konsolidasi Rimbawan Indonesia dari berbagai elemen fungsi di masyarakat. Terus mengambil langkah aksi iklim termasuk konsolidasi gagasan dan aksi menjaga alam Indonesia,” kata Menteri Siti.
Sementara rangkaian Hari Bhakti Rimbawan Ke 39 Provinsi Maluku Utara usai upacara serta virual meeting dengan kementerian di kantor Taman Nasional Aketajawe, dilanjutkan lomba gigit sendok, lomba masukan pencil kedalam botol, tarik tambang dan Donor darah serta penanaman Pohon di areal wisata pantai Guraping.
Kegiatan hari rimbawan ini dihadiri Seluruh Kepala KPH se Maluku Utara,Kepala BPDSAL Akemalamo, serta beberapa Mitra Dari Kehutanan Provinsi Maluku Utara serta seluruh dharma wanita di lingkup Dishut Maluku Utara dan Taman Nasional Aketajawe lolobata. Ada juga kegiatan social yakni donor darah dan penanaman pohon,”jelas Ketua Panitia Hari Bhakti Rimbawan Fahruradzi Jauhari. (*)
CEO Kabar Pulau