Jalan Lingkar Jadi Keluhan Serius Masyarakat
Sejumlah pulau di Halamhera Selatan yang dikunjungi Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara M Rahmi Husen saat reses awal Oktober ini mendapatkan banyak masukan. Terutama masalah pembagunan di daerah itu mesti mendapat perhatian pemerintah. Reses di 8 titik di Halmahera Selatan tersebut, mendapatkan banyak masukan menyangkut problem infrastuktur dan kondisi social kemasyarakatan.
Di Pulau Makeang dan Kayoa misalnya, banyak keluhan disampaikan warga terkait terbatasnya infrastruktur, air bersih, kesehatan, pendidikan dan penerangan. Keterbasan akses itu, masyarakat mendesak perlu segera dibangun fasilitas terutama jalan dan jembatan serta prasarana lainnya.
Di Desa Mailoa Makeang misalnya, warga meminta perhatian pemerintah untuk membangun jalan dan jembatan di pulau itu untuk membuka keterisolasian yang dialami masyarakat Pulau Makeang. Tidak itu saja persoalan infrastruktur pendidikan juga diminta perlu ada perhatian.
“Di kampung kami ini ada sekolah swasta tingkat SMP yang dibangun masyarakat, tetapi kekurangan ruang kelas serta fasilitas pendukung lain terutama komputer. Hal ini kami minta ada perhatian dari DPRD,” kata Hi Husen salah satu warga Mailoa saat mengikuti pertemuan dalam reses tersebut Sabtu (2/10) pecan lalu.
Sementara di Kampung Malapa Makeang Barat warga mengeluhkan rusaknya infrastruktur jembatan darat yang menghubungan antar desa di pulau ini. Di desa ini persoalan abrasi sangatlah serius karena itu warga setempat meminta perhatian juga diberikan dengan pembangunan talud penahan ombak. Warga turut menyampaikan problem yang mereka hadapi berhubungan dengan ketersediaan air bersih.
“Yang paling serius adalah talud penahan ombak yang panjangnya hamper 300 meter serta air bersih dan jembatan penghubung antar desa. Jembatan itu hancur diterjang banjir. Jembatan penghubung itu sangat penting karena menjadi salah satu akses penting siswa dari kampong tetangga yang bersekolah di kampong ini,” kata Ahmad M salah satu warga Malapa saat pertemuan belum lama ini. Warga turut mempertanyakan jalan lingkar pulau Makeang yang hingga kini belum juga selesai.
Sementara dalam kunjungan ke Kayoa terutama di beberapa pulau kecil seperti Laigoma, Talimau dan Gunange serta Desa Guruapin, masalah yang hamper sama disuarakan masyarakat dan meminta ada perhatian pemerintah provinsi Maluku Utara.
Di Laigoma misalnya, warga turut melaporkan mangkraknya proyek penerangan desa byang bersumber dari energy matahari untuk pulau pulau kecil. Proyek yang dibangun sejak 2019 lalu terbengkalai hingga saat ini. Proyek yang disebut sebut berasal dari kabupaten Halmahera Selatan itu setelah dibangun, belum juga diselesaikan. Bahkan sejumlah fasilitas proyek ini sudah rusak.
“Setahu kami yang bawa datang proyek penerangan dengan mengunakan tenaga surya ini dari kabupaten. Proyek tersebut sampai saat ini kami belum bisa manfaatkan. Alat alatnya juga ada yang sudah rusak,” jelas Kepala Desa Laigoma Kecamatan Kayoa Makbul Hi Saleh.
Sementara Rahmi saat menggelar pertemuan dengan warga Guruapin kecamatan Kayoa, banyak pertanyaan diajukan masyarakat terkait pembangunan jalan lingkar Kayoa yang menjadi tanggung jawab pemerntah provinsi yang hingga kini belum juga terselesaikan. Di desa ini juga warga mengeluhkan pembangunan infrastruktur desa yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah provinsi.
Rahmi Husen yang juga politisi partai Demokrat saat menerima berbagai informasi dan masukan terkait masalah yang dihadapi masyarakat menyampaikan bahwa aspirasi ini akan dilihat skala prioritasnya untuk dibahas dan disampaikan dalam paripurna DPRD. Hampir semua kampong memberikan masukan dan informasi terkait problem pembangunan yang dihadapi. Semua masalah akan dilihat skala prioritasnya untuk diberikan perhatian dan pembiayaan untuk pembangunannya.
“Saya tidak bisa memberi janji janji atas semua informasi, keluhan serta aspirasi yang ada. Semua ini akan dilihat skala prioritasnya lalu dibawa dan dicarikan solusinya serta nanti disampaikan di paripurna DPRD bersama pemerintah provinsi,” kata Rahmi di hadapan masyarakat. Reses ini sendiri dilakukan di 8 titik di Halmahera Selatan termasuk di Gane Timur. (*)
CEO Kabar Pulau