Ternate merupakan salah satu pulau vulkanik di Indonesia. Pulau ini tidak hanya memiliki kerawanan karena ada gunungapi aktif. Daerah ini juga menjadi salah satu jalur ring of fire atau cincin api pasifik yang sangat aktif. Karena itu setiap saat selalu mendapatkan dampak dari aktivitas kegempaan.
Bencana gempbumi dan letusan gunung api yang terjadi sering kali menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Karena itu maka perlu diberi kesadaran sejak dini kepada semua elemen terutama anak-anak yang masih berada di jenjang pendidikan dasar. Tujuannya, paling tidak mengenalkan sejak dini berbagai bencana ini sebagai bentuk mitigasi.
Atas dasar itu kemudian dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilakukan Dosen dan mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, memberikan pengetahuan dasar kepada anak-anak yang berada di beberapa sekolah dasar di Kota Ternate, karena sangat rawan kebencanaan gempabumi dan gunung api. Seperti yang dilaksanakan di SD Negeri 4 di Jalan Mononutu Kota Ternate Rabu (6/10). Dalam kegiatan tersebut para siswa diberikan pemahaman mulai dari penjelasan secara teori, pengenalan alat sederhana deteksi gempa hingga menonton video yang menceritakan dampak dari gempabumi.
Risky Nur Amelia Nirmala koordinator kegiatan PKM menjelasakan, kegiatan ini tujuannya adalah ingin meningkatkan literasi dengan memperkenalkan mitigasi bencana, dan membangun sikap sadar bencana gempabumi.
“Melalui kegiatan ini kita kemudian memperkenalkan alat peraga alarm gempabumi sebagai media pembelajaran kepada mereka,” jelasnya.
Dia bilang, sosialisasi seperti ini sangat penting dilaksanakan sejak dini. Apalagi Kota Ternate termasuk kota yang nyaris hamper setiap saat dilanda bencana gempa.
Melalui program ini, Risky bersama tim yang terdiri Rohima Wahyu Ningrum dan Suryani Thaib itu, mengajak peserta didik agar bisa lebih memahami risiko dan bahaya gempa bumi serta mengerti apa saja yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gempabumi terjadi. Hal ini diperlukan supaya peserta didik tidak takut saat gempa bumi benar-benar terjadi.
Pertanyaan dasar kepada para siswa dalam pelaksanaan PKM adalah apakah yang dimaksud dengan gempabumi. Selanjutnya dengan pertanyaan itu, mereka diberikan penjelasan mengenai pengertian dasar gempa bumi. Tidak itu saja, mereka juga ditunjukan alat peraga dan diberikan tontonan video mengenai gempa bumi serta mitigasi bencana yang dilakukan. Alat alat itu mampu mendeteksi gempa bumi dan lagu yang berhubungan dengan gempa bumi.
“Kita sangat mengapresiasi respon positif dari sekolah yang memberi dukungan terhadap kegiatan PKM ini. Harapan Kami agar peserta didik mempunyai pengetahuan tentang gempa bumi dan mitigasi bencana,” kata WahyuNingrum anggota tim PKM.
Untuk mengetahui pemahaman mitigasi bencana para siswa diminta mengisi daftar isian untuk mengetahui seberapa paham para peserta didik akan hal ini. Juga merupaka bentuk literasi bencana gempa bumi.(*)
CEO Kabar Pulau