Home / LAUT dan Pesisir

Senin, 10 Juni 2024 - 11:59 WIT

Kampus Diajak Kelola Kehati Laut Jadi Biofarmakologi 

“Pengembangan biofarmakologi sangat menjanjikan karena punya nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya dibutuhkan untuk industri obat,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan   Sakti Wahyu Trenggono saat berbicara pada Bincang Bahari memperingati World Oceans Day 8 Juni lalu di Universitas Indonesia  Depok Kamis (6/6/2024).

Rilis resmi KKP yang dikutip dari KKP.go.id menyebutkan  bahwa  potensi laut Indonesia dengan keanekaragaman hayati dan biota laut menjadi salah satu sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan biofarmakologi kelautan. Dia akan menjadi  bahan aktif obat-obatan berbasis OBA (obat bahan alam).

Menteri Trenggono menjelaskan meski sumberdaya sangat besar namun saat ini, belum semua potensi-potensi tersebut dioptimalkan. Baru sekitar 19 persen laut Indonesia yang telah terpetakan dan kurang dari angka tersebut yang dieksplorasi, khususnya potensi-potensi  di laut dalam.

 Dia juga menyampaikan, dalam pemanfaatannya sebagai obat-obatan, sebagian bahan baku masih diimpor dari negara lain. Karenanya pemerintah mendorong pengurangan ketergantungan obat impor dan terus meningkatkan industri obat dalam negeri demi ketahanan kefarmasian dalam negeri. Di kesempatan tersebut Menteri Trenggono juga mengajak civitas akademika Universitas Indonesia untuk ikut serta mengembangkan riset dan inovasi di bidang biofarmakologi.

Baca Juga  Warga Haltim Protes Masalah Tambang di Depan Istana
Akar mangrove jenis posi-posi yang padat dan kokoh di tepi pantai desa TAwabi foto M Ichi

 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo menerangkan bentuk nyata yang dilakukan dalam pengembangan biofarmakologi kelautan adalah memasukan bahan-bahan aktif dari laut sebagai bahan obat dan mengembangkan produksinya di dalam negeri.

“Di samping potensinya besar, laut Indonesia mempunyai peran penting bagi perekonomian nasional, penyediaan pangan, mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Victor meyakini melalui kolaborasi dengan Kampus  dan keterlibatan generasi muda dalam membangun sektor kelautan dan perikanan, implementasi kebijakan Ekonomi Biru dapat diwujudkan. 

“Melalui sinergi pemerintah dan Perguruan Tinggi dengan terus mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita meyakini sumberdaya kelautan sebagai sumber kesejahteraan bangsa Indonesia dapat dimanfaatkan dan dikelola secara bijak,” pungkas Victor.

Baca Juga  Ekowisata Cengkeh Afo, Padukan Sejarah dan Alam

Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset Universitas Indonesia Dedi Priadi yang hadir dalam Bincang Bahari mengatakan sebagai perguruan tinggi yang memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan, Universitas Indonesia memiliki tanggung jawab mengedukasi dan menanamkan pentingnya pelestarian laut.

“Kami berharap, diskusi ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya pelestarian laut dan mendukung kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya kelautan yang berkelanjutan,” harapnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya menciptakan laut yang sehat, aman, tangguh dan produktif bagi kesejahteraan bangsa melalui diplomasi maritim serta kerja sama dengan berbagai sektor untuk mewujudkan strategi pembangunan ekonomi biru sehingga tak hanya generasi mendatang dapat merasakan manfaat sumber daya kelautan dan perikanan. (*)

Share :

Baca Juga

LAUT dan Pesisir

MK Tolak Gugatan Anak Usaha PT Harita

LAUT dan Pesisir

Ini Dampaknya Bagi Malut, Jika Judicial Review UU Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Diakomodir   

LAUT dan Pesisir

Data Berbeda-beda, BRIN Gagas Riset Ikan Hias   

Kabar Kota Pulau

Negara Pulau dan Kepulauan akan Gelar Kongres

LAUT dan Pesisir

Ini Desakan Just-In WASH Coalition untuk Pemerintah

LAUT dan Pesisir

Dampak Industri Ekstraktif di Malut Sangat Serius

LAUT dan Pesisir

KKP Tetapkan Hiu Berjalan Dilindungi Penuh

LAUT dan Pesisir

MDPI Urus Dokumen Kapal Nelayan Kecil Ternate