Rawan Banjir dan Berada di Daerah Pusat Gempa
Ibu kota Provinsi Maluku Utara yang berada di Kota Sofifi Pulau Halmahera ternyata dibangun di atas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kondisinya kritis. Karena itulah DAS ini masuk dalam pemulihan.
Ibukota Provinsi yang telah ditetapkan melalui Undang undang Pemekaran provinsi Maluku Utara no 46 Tahun 1999 itu, selain dibangun di atas DAS kritis juga berada di daerah rawan gempa. Karena itu mitigasi dua persoalan ini perlu dipikirkan ketika membuat perencanaan pembangunan Kota Sofifi yang kini telah ditetapkan menjadi Kawasan Khusus tersebut.
Hal ini turut mengemuka dalam rapat Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Maluku Utara yang digelar di secretariat Fordas Malut Kantor Balai DAS Malut Kalumata Ternate Kamis (10/6/2021) lalu. Rapat yang bertujuan menyiapkan agenda musyawarah anggota forum untuk memilih ketua forum baru periode 2021-2025 itu turut mempertimbangkan sebelum melaksanakan agenda organisasi tersebut penting memberi masukan kepada pemerintah provinsi Maluku Utara terkait rencana pengembangan kota Sofifi. Rapat yang turut dihadiri Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)- dan Hutan Lindung Ake Malamo Maluku Utara Asih Yunani MP itu menyuarakan perlu adanya masukan Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Malut untuk pembangunan Kawasan Khusus Sofifi ke depan. Hal ini penting dilakukan karena, ternyata keberadaan kota Sofifi dan sekitarnya ada di atas DASOba yang harus dipulihkan.
“Perlu ada masukan ke tim penyusunan dokumen Kawasan Khusus Sofifi. Tujuannya mereka tidak lupa, bahwa kota ini berada di atas DAS kritis. Masukan dari FORDAS Maluku Utara sangat diperlukan,” kata Mardiyani Sidayat salah satu anggota Fordas Malut.
Maridyani yang juga dosen di Fakultas Pertanian Universitas Khairun Ternate itu bilang upaya ini perlu dilakukan agar pemerintah membangun Sofifi dan sekitarnya dengan mempertimbangkan berbagai aspek termasuk lingkungan di dalamya. Dia bilang, Kota Sofifi yang dikelilingi Sungai Oba dan beberapa di sekitarnya memiliki ancaman serius jika dalam dokumen perencanaan Kawasan Khusus ini tidak mempertimbangkan aspek- aspek tersebut.
Soal DAS Oba yang kondisinya perlu pemulihan ini diakui pihak BPDAS HL Ake Malamo Maluku Utara. Arbain Mahmud anggota Fordas dari BPDAS HL bilang, DAS Oba dalam statusnya memang kritis. Hanya saja status kritis itu sekarang dihapus dan diganti dengan DAS prioritas yang perlu dipulihkan dan dipertahankan. DAS Oba sendiri butuh pemulihan maka itu dalam master plan perencanaan pembangunan kawasan khusus Sofifi perlu mempertimbangkan hal ini.
Masukan ini kemudian disepekati FORDAS dengan berencana menggelar symposium dan FGD bersama sejumlah elemen terkait, meminta masukan agar nanti diberikan masukan kepada tim pemerintah dalam menyusun dokumen master plan kawasan khusus kota Sofifi.
“Kita sepakati sebelum kegiatan musyawarah anggota Fordas, dilaksanakan symposium melibatkan berbagai pihak yang nanti dijadikan dasar masukan ke tim,” jelas ketua Fordas Malut Thamrin Ibrahim. Kegiatannya rencana dilaksanakan akhir Juni ini.
Sekadar diketahui Maluku Utara (Malut) memiliki 3.568 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total luasan 3.148.431,35 Hektare. Data BPDAS-HL untuk DAS Oba secara administrasi pemerintahan, berada di Wilayah Pemerintahan Kota Tidore kepulauan meliputi 4 (empat) Kecamatan yakni Oba Utara, Oba Tengah, Oba dan Kecamatan Oba Selatan.Kondisi topografinya berbukit dan umumnya curam yakni seluas 73.669,67 ha atau 61,58 persen. Sangat curam 18.031,28 ha atau 15,07 % dari total luas Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) DAS Oba. Sisanya seluas 27.939,55 ha atau 23,35 persen merupakan wilayah yang datar hingga miring yang berada di sepanjang pesisir dan daerah lembah yang berada di antara perbukitan.
Untuk SWP Daerah Aliran Sungai (DAS) Oba seluas 119.641,09 ha terdiri atas 16 DAS. Yakni DAS Ake Kolano, DAS Oba, DAS Mira, DAS Waimira Tiga, DAS Ake Toburo, DAS Ake Lamo Tidore, DAS Ake Gumi, DAS Ake Lola, DAS Gita, DAS Ake Tului DAS Ake Tayawi, DAS Ake Bale DAS Kosa Payahe, DAS Ake Sigela dan DAS Kuala Maidi.
Dari keseluruhan DAS ada beberapa kondisinya kritis sehingga perlu ada pemulihan. DAS yang butuh pemulihan sangat rentan dengan ancaman banjir. “Jika tidak dipikirkan DAS di Kawasan khusus Sofifi ini di masa depan akan menuai akibatnya terutama dihantam banjir dan longsor,” ujar Mardiyani.
Dalam catatan kabarpulau.co.id Sofifi yang saat ini belum dibangun secara massive saja, di beberapa lokasi menjadi langganan banjir. Ada sejumlah kantor yang setelah dibangun misalnya tidak bisa ditempati bahkan ditinggalkan karena menjadi langganan banjir. Ambil contoh Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Desa Rioribati Jailolo Selatan setelah dibangun tidak bisa dilajutkan karena setiap saat dihantam banjir. Begitu juga di Desa Tabadamai Jailolo Selatan yang menjadi lokasi perumahan PNS setelah dibangun dua unit, tidak bisa lagi dilanjutkan sampai saat ini, juga karena menjadi langganan banjir. Perumahan ini kemudian dipindahkan ke Jalan 40 Desa Balbar Oba Utara. Ada lagi rumah sakit Sofifi yang dibangun di pusat kecamatan Oba Utara juga tidak layak dan dipindahkan ke Desa Durian lagi lagi alasannya karena sering tergenang dihantam banjir. Ini beberapa contoh ril dari rentannya Sofifi dari banjir. Sumber banjir ini rata rata berasal dari Kali Oba yang berada dalam kawasan DAS Oba.
Tidak hanya DAS kritis, Kawasan Khusus Sofifi juga ternyata rentan terhadap aktivitas geologi terutama gempa bumi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara memberikan masukan kepada pemerintah provinsi agar perlu mempertimbangkan mitigasi masalah ini dalam membangun sebuah kota masa depan.
Ketua IAGI Maluku Utara Abdul Kadir Dedy Arief bilang, secara regional sudah jelas berada pada posisi struktur geologi (sesar). Ini dapat terlihat melalui bentuk pola sungai serta relief morfologinya. Bahkan beberapa batuan tersingkap sudah informasikan bahwa kontrol tektoniknya sangat intens. Dengan penyusun batuan yang tediri atas batupasir, batulempung , backswamp serta endapan aluvial lainnya. IAGI berharap dalam pengembangannya benar benar dikaji data surface maupun subsurface.
Soal adanya DAS Oba yang rentan ini, menurut Sekretaris Daerah Provinsi Malut Syamsuddin A Kadir dikonformasi di Sofifi Senin (14/6/2021), mengaku adanya informasi ini maka akan berkoordinasi dengan pihak pihak berkompeten termasuk misalnya BPDAS HL. Sementara untuk dokumen perencanaan kawasan khusus Sofifi karena nanti ada dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), maka dalam penyusunan dan pembahasannya akan melibatkan semua pihak. Tujuannya masalah seperti juga menjadi masukan bagi perbaikan pembangunan kota Sofifi ke depan.
“Nanti ada dibuat dokumen RTRW Sofifi yang dijabarkan dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) hal hal ini nanti akan dimasukan, tentu melibatkan semua pihak bicara melalui seminar,” katanya.
Sekadar diketahui, kawasan khsusus Sofifi meliputi 2 Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan yakni Oba Utara dan Oba Tengah. Ada juga di Kecamatan Jailolo Selatan wilayah Halmahera Barat. Pemerintah Provinsi sendiri telah membuat proposal usulan pembangunan Kawasan Khusus Sofifi senilai Rp15 Triliuan dan telah diakomodir pemerintah pusat.(*)
CEO Kabar Pulau