Bumi Maluku Utara benar- benar menjadi buruan investor asing menanamkan modalnya. Provinsi ini memiliki kekayaan di darat terutama bahan mineral serta hasil hutannya. Sementara di laut daerah ini punya potensi perikanan dan kelautanya yang benar benar membuat mata para investor tetuju ke daerah ini.
Tak hanya kaya bahan mineral dan hasil hutan, negeri dengan 805 pulau ini juga kaya akan sumber keaneragaman hayati. Karena kekayaan itu investasi asing juga masuk menyasar berbagai potensi yang dimiliki.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Samsudin Abd.Kadir dalam seminar perikanan yang digelar Ikatan Alumni Perikanan dan Kelautan (IKAPERIK) Universitas Khairun Ternate di Kota Ternate, Sabtu (23/1/20) belum lama ini, menyampaikan bahwa Maluku Utara sangat diminati investor asing untuk berinvestasi. Masuknya investasi asing itu karena adanya kekayaan alam yang dimiliki terutama dari bidang pertambangan.
“Maluku Utara saat ini untuk penanaman modal asing terbesar nomor tiga di Indonesia. Dua provinsi di atas Maluku Utara itu adalah Jawa Barat dan DKI Jakarta,” jelas Sekprov. Dia bilang investasi yang masuk ke Maluku Utara telah mencapai Rp100 triliun. Investasi sebesar itu ada di PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Tengah.
Menurut Samsudin Jawa Barat dan DKI menempati posisi pertama tetapi investasi yang dilakukan perusahaan ke Maluku Utara menjadi daerah dengan investasi terbesar bidang tambang. Besarnya investasi yang masuk ke Malut itu maka pemerintah punya proyeksi ke depan untuk melakukan kolaborasi menghidupkan sector lain. Karena puluhan ribu karyawan yang bekerja di sector ini butuh berbagai bahan makanan dan ikan misalnya harus disiapkan.
Potensi ini yang akan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Apa yang sampaikan Sekprov pernah dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia pada 30April2020. Kala itu, BKPM merilis bahwa Maluku Utara menjadi Primadona Baru Investasi Asing di Wilayah Indonesia Timur.
Plt.Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Farah Indriani memaparkan, daerah luar Jawa yang menjadi daya tarik bagi PMA pada periodeTriwulan I tahun 2020 adalah Maluku Utara. Peningkatan realisasi investasi asing di Provinsi Maluku Utara cukup signifikan dari tahun ketahun.Pada tahun 2017, realisasi investasi PMA (Penanaman Modal Asing) di Provinsi Maluku Utara mencapai US$0,2 miliar dan berada pada peringkat 22 dibandingkan provinsi lainnya.
Kemudian tahun 2018 realisasi investasinya meningkat menjadi US$0,36 miliar dan naik keperingkat 18. Di tahun 2019 terjadi lonjakan tajam realisasi investasi di Provinsi Maluku Utara dengan nilai US$1,0 miliar yang menjadikannya berada di peringkat 8 lokasi PMA terbesar. Pada periode triwulan I 2020, Provinsi Maluku Utara yang menempati peringkat ke-3 dengan nilai mencapai US$ 0,77 miliar.
Posisi ini menarik karena nomor 1 dan 2 PMA di periode ini ditempati oleh dua provinsi besar di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta (US$0,92 miliar) dan Jawa Barat (US$0, 91miliar). Sedangkan peringkat ke-4 dan ke-5 adalah Kepulauan Riau (US$ 0,40 miliar) dan Sulawesi Tenggara (US$0,38miliar). Ini artinya peningkatan realisasi investasi di luar Jawa pada periode ini banyak disumbang dari Penanaman Modal Asing (PMA) di wilayah Indonesia bagian Timur.
“Daerah luar Jawa yang menjadi daya tarik bagi PMA pada periode Triwulan I tahun 2020. Data ini menunjukkan bahwa investor asing sudah mulai melirik daerah di luarJawa, di mana banyak potensi investasi yang masih bisa dikembangkan dan tentunya didukung oleh infrastruktur yang memadai. Maluku Utara ini bisa menjadi primadona baru di wilayah Indonesia Timur,” kata Farah.
Berdasarkan data dari Pusat Koordinasi dan Pengawalan Investasi (PusatKOPI), realisasi investasi PMA diProvinsi Maluku Utara pada tahun 2019 lalu didominasi oleh sector Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin,dan Peralatannya (US$754,07juta); Pertambangan (US$100,87juta); Listrik, Gas, dan Air (US$76,62juta); Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (US$67,98juta); dan Konstruksi (US$6,33 juta). Investasi di Indonesia saat ini tidak hanya terfokus di Pulau Jawa saja, akan tetapi juga terdistribusi keluar Jawa.
Hal tersebut terlihat dari 19% kenaikan porsi realisasi investasi di luar Jawa di triwulan I 2020.Pada periode yang sama tahun 2019,realisasi investasi luarJawa sebesar 44% dengan nilai Rp85,8triliun dan Jawa 56% dengan nilai Rp109,3triliun. Realisasi investasi luar Jawa meningkat porsinya menjadi 48,6% sebesar Rp102,4 trliiun dan Jawa 51,4% dengan nilai Rp108,3 triliun.
Berdasarkan data peta investasi yang disusun Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Maluku Utara dari luas daratan Maluku Utara mencapai 3.152941,19 hektar izin usaha pertambangannya mencapai 123.403,73 hektar atau 313 IUP. Izin Perkebunan Sawit seluas 34.682 hektar atau 4 izin. Di Maluku Utara ada tiga kawasan yang benar benar mendapat perhatian pemerintah pusat. Daerah ini mulai dikeruk oleh PT Harita Group di Obi, WBN dan IWIP di Weda Halmahera Tengah serta Antam di Halmahera Buli Halmahera Timur. (*)
CEO Kabar Pulau