Sekali Menyelam Dapat 30 Sampai 40 Ekor Penyu
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kepulauan (KKP) Sula yang telah ditetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada 10 Juni 2020 lalu, ternyata memiliki kekayaan biota laut melimpah. Tidak hanya terumbu karang dan ikan tetapi juga penyu. Di kawasan ini ditemukan ada tiga jenis penyu yakni jenis hijau, sisik dan belimbing.
EVI Nurul Ikhasan Direktur Conservation Coral Triangle Center (CTC) dalam diskusi online Talking Underwater Online Edition Hari Satwa Sedunia, bilang, Kepulauan Sula Maluku Utara memiliki sumbedaya alam luar biasa. KKP yang baru ditetapkan 10 Juni 2020 berdasarkan Kepment no 68 tahun 2020 itu, memilik zona inti untuk melindungi pelestarian penyu.
“Ada beberapa kelebihan di KKP ini. Yang menarik ada salah satu lokasi tempat menyelam yang lengkap. Terumbu karangnya bagus dan sesuai hasil identifikasi, ada lokasi ikan kakap beragregasi memijah atau kawin. Di KKP Kepsul sekali menyelam bisa menemukan 30 sampai 40 ekor penyu. Ada tiga jenis penyu yakni hijau sisik dam jenis belimbing. Saat ini tidak banyak wilayah pantai teridentifikasi ada penyu belimbing bertelur,” jelasnya.
Dia bilang sudah puluhan tahun menyelam di berbagai tempat. Kami temukan berbeda dengan di Kepulauan Sula. Masih sangat padat dan cukup banyak penyu. Saya berpikir ini hanya keberuntungan, ternyata setiap menyelam selalu bertemu penyu sebanyak itu. Kawasan Pantai Desa Fatkayuon kata Evi menjadi tempat hidup penyu paling baik.
Dia bilang saat ini ada gap informasi dan pengetahuan bagaimana sebetulnya melindungi dan melestarikan populasi penyu di Kabupaten Kepulaian Sula. Karena itu secara umum penyu di Kepsul juga dalam kondisi terancam karena diburu secara brutal. Telur penyu masih diburu untuk dikonsumsi juga ada predator lain seperti babi, buaya anjing dan lainnya. Untuk penguatan kapasitas masyarakat, didatangkan ahli dari Universitas Papua untuk melatih warga.

Di Kepulauan Sula telah dibentuk Kelompok Masyarakat untuk pengawasan (Pokmaswas). Ada dua desa yakni Desa Fatkayuon Sulabesi Timur dengan Pokmaswas Pasir Putih dan Desa Waisum di Pulau Lifmatola dengan Pokmaswas Tanjung Deko. Di Lifmatola juga ada Cagar alam Lifmatola.
Direktur CTC Rili DJohani dalam rilisnya kepada kabarpulau.co.id mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar. Ada lebih dari 17 ribu pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km dan luas wilayah perairan 5,8 juta km2 (5.8 juta hektar). Untuk melindungi kawasan perairan dan keaneka ragaman hayati di dalamnya, telah dibentuk 200 Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang mencakup luasperairan 23 juta hektar atau. Pemerintah menargetkan pembentukan KKP seluas 30 juta ha atau 10% dari total luas perairan di Indonesia.

Segitiga Terumbu Karang di mana Kepsul ada di dalamnya merupakan kawasan istimewa yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut di dunia, yaitu terumbu karang dan ikan karang. Kawasan segitiga terumbu karang meliputi negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
Saat ini ancaman utama yang dihadapi dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati di dalam wilayah segitiga terumbu karang adalah polusi plastik, perubahan iklim, penangkapan ikan dan pariwisata yang tidak bertanggung jawab. “CTC mendukung 5 KKP di Indonesia yaitu Nusa Penida, Kepulauan Banda, Kepulauan Lease, Kepulauan Buano dan Kepulauan Sula dan 2 KKP di Timor Lestey aitu Liquica dan Atauro, serta menjadikannya sebagai kawasan pembelajaran dengan berbagai tantangan yang dihadapinya.
“Tujuan CTC adalah membantu mencari solusi untuk permasalahan ini dan membangun kapasitas lokal untuk konservasi laut dalam jangka panjang di Kawasan Segitiga Terumbu Karang, tempat bernaungnya terumbu karang yang paling beragam di dunia. CTC memiliki visi laut yang sehat mensejahterakan masyarakat dan alam. Misi kami menginspirasi dan melatih generasi untuk menjaga ekosistem pesisir dan laut.
Kami fokus pada program pelatihan dan pembelajaran, kawasan perlindungan laut, jaringan pembelajaran, melibatkan komunitas dan menginspirasi kelompok seperti perempuan dan pemuda. Bekerjasama bersama para mitra, kami dapat meningkatkan pekerjaan kami”,ungkap Rili Djohani
Untuk membantu perlindungan penyu di KKP Kepulauan Sula, CTC bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara dan Dinas Kelautandan Perikanan Kabupaten Kepulauan Sula, dan telah memberikan penguatan kapasitas masyarakat setempat dalam perlindungan dan konservasi penyu. (*)

CEO Kabar Pulau