Perkumpulan PakaTiva Buka Kelas Belajar Kaum Muda Estuaria
Untuk membangun kesadaran kaum muda terhadap lingkungan dan dampak perubahan iklim yang makin mengancam saat ini, perlu dilakukan berbagai cara. Seperti dirintis Perkumpulan PakaTiva Maluku Utara lembaga yang dua tahun terakhir ini melakukan kampanye penyalamatan lingkungan dan penguatan budaya local. Lembaga yang telah tiga tahun berdri ini mengagas sebuah upaya cerdas dengan membuka Kelas Kaum Muda Estuaria. Sesuai judulnya kelas ini akan memberikan pemahaman terkait laut dan kepulauan serta ekosistemnya.
Koordinator Divisi Kampanye Perubahan Iklim dan Kaum Muda Perkumpulan PakaTiva, Zafira Daeng Barang bilang, kelas Estuaria merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan kaum muda kepulauan. Terutama menyangkut pemahaman ekosistem kepulauan sebagai sebuah upaya minimalisir dampak perubahan iklim.
Kelas belajar in door dan out door ini menyasar kaum muda terutama mahasiswa bukan tanpa alasan. Menurutnya, saran dominan yang didapati terkait isu perubahan iklim dalam kegiatan hamper dua tahun ini adalah pentingnya memfokuskan aktivitas serta peran kaum muda yang berbasis budaya, serta menggeliatkan kampanye media dengan sasaran kebijakan pemerintah, sekaligus membangun kesadaran masyarakat.
Harapannya kelas kaum muda Estuaria ini dapat melahirkan kader, yang peduli lingkungan, beradat, juga dapat membantu penyelamatan ekosistem, dan kampanye di sector kota.
“ Ini adalah cara kita membangun kesadaran kaum muda. Kelas kaum muda estuaria ini akan dilaksanakan selama empat kali selama periode kerja 2021, dengan peserta sasar adalah kaum muda kampus dan perkotaan berjumlah 10 orang untuk sekali pelatihan, dengan pembagian lima perempuan serta 5 laki laki. Metode kelas akan dilaksanakan di luar ruangan, tepatnya di wilayah sasaran konservasi alam, dengan sistim 4 hari materi kelas, tiga hari praktek lapangan,” jelasnya.
Pemilihan metode luar ruangan, berdasar pada masukan kaum muda pecinta alam yang telah mengikuti proses rangkaian serial diskusi pecinta alam Paka Tiva pada tahun 2020 lalu, yang telah dilaksanakan sebanyak 15 kali putaran.
Dijelaskan, setelah mengikuti kelas estuaria, mereka akan disatukan dalam wadah kelompok kerja, dengan agenda seperti aksi bersih pantai, penanaman mangrove, serta pengkampanye milenial untuk perubahan iklim wilayah kepulauan.
Baginya realita kondisi Maluku Utara hari ini membutuhkan langkah taktis strategis yang terencana, dengan berlandas pijak yang kuat,untuk menggeliatkan kembali kepedulian terhadap kekayaan hayati dan keragaman budaya serta situs sejarah yang dimiliki daerah ini.
“Kita menghadirkan juga akademisi serta instansi pemerintah BMKG, Dosen Kehutanan Universitas Khairun Ternate, sebagai narasumber. Sementara untuk menjaga dinamisasi,akan ada satu kepala kelas yang berasal dari akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ada juga instuktur dari Basarnas dan Dodoku Dive Center Ternatem,” katanya. (*)
CEO Kabar Pulau