Ingatkan Pemerintah, Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Hari masih pagi, sekira pukul 07.50 WIT sebuah speedboat mengangkut pegawai yang bekerja di Kecamatan Pulau Hiri Kota Ternate Maluku Utara. Mereka adalah pegawai yang akan gelar upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, Kamis (17/08/2023).
Pegawai lelaki dan perempuan berbaju Korpri itu rata rata bertempat tinggal di Kota Ternate. Karena itu sudah biasa tiap pagi bertugas, mereka harus naik perahu dari pelabuhan penyeberangan antarpulau Ternata-Hiri di Kelurahan Sulamadaha.
Pagi itu para pegawai tersebut terbilang beruntung karena saat naik ke atas speedboat, air laut sedang pasang. Sehingga, tidak perlu melepas sepatu atau sandal. Biasanya, jika air laut surut perahu tidak bisa sandar di pelabuhan yang belum tuntas dibangun tersebut.
Penumpang yang naik atau turun, sering berjalan di atas karang dan bebatuan. Jika tidak hati hati, bisa terantuk atau terpeleset dan jatuh ke air.
Kondisi pelabuhan penyeberangan Pulau Hiri terbengkalai tidak seperti pelabuhan atau tambatan perahu umumnya. Meski sudah hamper 5 tahun dibangun pemerintah kota Ternate, belum juga dirampungkan. Padahal keberdaan pelabuhan ini sangat urgen karena membantu warga di Pulau Hiri. Mereka jadikan pelabuhan ini sebagai pusat aktivitas angkut barang dan penumpang.
Kondisi pelabuhan yang miris, membuat warga Pulau Hiri protes berulang kali. Terbaru bahkan belum juga ada respon penyelesaiannya hingga kini.
Karena itu juga tepat di HUT Kemerdekaan 17 Agustus 2023 ini protes kembali disuarakan warga dan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pulau Hiri (AMPUH). Bersama warga dan sejumlah aktivis, mereka berkolaborasi menggelar aksi pengibaran bendera setengah tiang yang dilaksanakan di ujung pelabuhan yang belum selesai dibangun dan terbengkalai tersebut.
Di atas bebatuan dan material tetrapod yang berserakan itu, mereka gelar upacara pengibaran bendera setengah tiang. Mereka turut bacakan Pancasila dalam versi Bahasa Daerah Ternate, serta menyampaikan Maklumat Masyarakat Hiri kepada pemerintah. Maklumat tersebut berisi 9 poin yang intinya mendesak pemerintah baik kota Ternate, Provinsi hingga pusat tidak “menjajah” dan menganaktirikan masyarakat pulau Hiri.
Apalagi Pulau Hiri juga memiliki peran penting dalam sejarah membantu Indonesia saat perang pasifik. Apa yang dilakukan saat upacara memperingati 17 Agustus ini yakni mengibarkan bendera setengah tiang itu adalah bentuk protes terhadap pemerintah atas ketidakberpihakannya dalam pembangunan di Pulau Hiri.
Wawan Ilyas koordinator aksi usai upacara mengungkapkan, apa yang mereka lakukan ini adalah protes dan kritik kepada semua terutama pemerintah pusat yang harusnya ikut memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Sebagai warga yang berada di pulau-pulau aksi masyarakat ini lebih melihat infratruktur pelabuhan yang jadi kebutuhan utama mereka .
“Suara dan aksi memperjuangkan pelabuhan Hiri ini sudah lama dan melelahkan. Berpuluh kali aksi dan audiens dengan pemerintah. Tulisan dan sorotan pengamat kebijakan sudah ratusan menyuarakan kebutuhan pelabuhan masyarakat Hiri. Sayang pembangunannya seperti terlihat sekarang,” kata Wawan. Padahal keberadaan pelabuhan ini sangatlah urgen. “Dua hari lalu ada orang sakit yang dibawa dari Pulau Hiri ke Ternate. Saat masuk di Pelabuhan Hiri orang sakit tersebut harus digendong turun dan berjalan di atas bebatuan. Hal ini sangat menyiksa dan bisa saja jatuh. “Ini contoh betapa pembangunan di Pulau Hiri itu begitu dipandang sebelah mata,” cecar Wawan.
Dia menambahkan, upacara menaikan bendera setengah tiang ini adalah bentuk protes sekaligus mengingatkan pemerintah agar merancang pembangunan tetap memperhatikan apa yang dibutuhkan maysarakat.
Sekadar diketahui, Kecamatan Pulau Hiri tidak hanya memikul persolan infrastruktur seperti jembatan laut, lebih dari itu ada banyak persoalan kesehatan, air bersih dan pelayanan pemerintahan lainya. Soal soal ini masih jadi keluhan yang mestinya segera mendapatkan perhatian.
Apalagi bicara akses ke pulau dengan luas 6,6 kilometer berpenduduk 6 kelurahan mencapai 3241 jiwa itu, sangat dekat. Hanya sepelemparan batu dari Ternate. Tak cukup lima menit dengan body perahu bermesin sudah tiba. Sayangnya hingga kini, warga Pulau Hiri belum juga mendapat perhatian penuh.
CEO Kabar Pulau