Hijaukan Gamalama, Rencana Produksi Kopi Rampa
Luas hutan lindung Gamalama di Pulau Ternate mencapai 2.378 Ha. Dari luasan itu sebagian menghadapi masalah menyangkut kelestarian hutan akibat adanya perambahan. Sebagai sebuah pulau kecil dengan luasan hutan terbatas, jika tidak ada upaya pemulihan dari sekarang, ancaman ke depan akan lebih serius.
Upaya mendorong perbaikan hutan dilakukan melalui gerakan masyarakat yang terhimpun dalam Kelompok Tani Hutan (KTH). Salah satu yang sedang melakukan perbaikan lingkungan di Hutan Lindung Gamalama adalah KTH Ake Guraci di Kelurahan Marikurubu Ternate Tengah.
Sekadar diketahui, KTH ini adalah salah satu Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan atau KTH Perhutanan Sosial yang berada di bawah binaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ternate Tidore. KTH yang diketahui Hamadal Minggu itu dibentuk sejak 5 Januari 2005.
KTH ini mendapat izin wilayah kelola seluas 100 Ha. “Pendampingannya dilakukan oleh penyuluh atau pendamping Perhutanan Sosial (PS),” jelas Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ternate Tidore Ibrahim Tuhateru Selasa (2/2/2021).
Dia bilang, perambahan dilakukan oleh masyarakat sehingga dilakukan penggantian tanaman hutan dengan tanaman multi purpose Tree species (MPTS). Tanaman MPTS ini memiliki ragam fungsi seperti menghasilkan buah- buahan, dedaunan untuk pakan ternak, ranting dan dahannya untuk kayu bakar, serta fungsi-fungsi lain yang sangat cocok dikembangkan di daerah ini.
“Alhamdulillah saat ini kondisi tanamannya bagus,” jelas Ibrahim.
KTH ini juga punya komitmen yang kuat untuk selalu menjaga kelestarian Hutan Lindung Gunung Gamalama.
Saat ini mereka menanam bibit matoa, pala, cengkeh, dan kopi di lokasi Hutan Kemasyarakatan 100 hektar tersebut.
“Penanaman ini bertujuan agar tidak terjadi erosi saat musim penghujan. Selain itu menciptakan iklim mikro, dan memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HBBK) seperti buah pala, buah cengkeh, biji Kopi dan buah matoa,” kata Penyuluh Kehutanan dan Penyuluh Pendamping Perhutanan Sosial (PS) Juliaty Rahma Tuhulele, S.Hut.
Di 2020, KTH Ake Guraci telah menanam kopi sebanyak 1000 bibit, pala 1.000 bibit, pala dan matoa 700 bibit.
Bibit ini merupakan bantuan dari UPT Kemen LHK Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Maluku Papua yang bekerjasama dengan KPH Ternate Tidore, UPTD serta Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara.
Juliaty Rahma Tuhulele menyampaikan, KTH Hkm Ake Guraci binaannya selama ini, belum mendapatkan bantuan Alat Ekonomi Produktif (AEP) dari BPSKL Maluku Papua. Pada 2020 sudah diusulkan dan akan mendapat bantuan tersebut di 2021.
“Proposal AEP ke BPSKL Maluku Papua di Ambon sudah disampaikan. Besar harapan kami bisa memdapatkan bantuan ini di 2021 ini,”harapnya.
Harapan yang sama juga disampaikan seluruh anggota KTH HKm Ake Guraci agar di 2021 ini mereka bisa mendapatkan bantuan AEP tersebut berupa alat pengolahan kopi eempah agar mereka bisa memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti biji kopi, cengkeh dan pala yang telah ditanam. Selanjutnya akan diracik dengan resep tradisional menjadi kopi rempah. Di lokasi itu sebelumnya juga telah ada tanamam kopi dan hasil panen dari biji kopi sudah disimpan untuk persiapan digunakan sebagai bahan baku.
“ Saya dan Ketua KTH HKm Ake Guraci mewakili anggota sangat mengharapkan bantuan AEP dari Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara dan BPSKL Wilayah Maluku Papua, agar pada 2021 dapat dimanfaatkan bantuan itu agar KTH ini bisa mandiri dan sejahtera,” kata Juliaty Rahma. (*)