Ini Upaya MDPI Perkuat Ekonomi Masyarakat Pesisir
Rumah tangga nelayan adalah salah satu aktor dalam mempertahankan keberlanjutan ekonomi pesisir. Para istri nelayan dan suami mereka memainkan peran penting mengelola keuangan rumah tangga. Kadangkalai mereka mengabaikan pencatatan sederhana merekam aktivitas pemasukan dan pengeluaran sehari-hari. Terutama , menentukan prioritas kebutuhan, hingga menjalankan pos-pos keuangan rumah tangga.
Kesenjangan literasi keuangan yang dialami masyarakat pesisir ini menarik perhatian Lembaga Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) mengambil langkah meningkatkan kesadaran literasi keuangan rumah tangga nelayan. Kegiatan ini telah dilakukan di berbagai tempat termasuk di Obi dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.
Direktur MDPI Yasmine Simbolon pada kabarpulau.co.id saat kegiatan pelepasan rumpon berizin di Pulau Bisa Madapolo Halmahera Selatan akhir Januari 2023 lalu, bercerita bahwa program yang diusung lembaganya adalah melalui pelatihan literasi keuangan. Fokusnya adalah usaha meningkatkan pemahaman rumah tangga nelayan. Terutama di dalam mengelola keuangan sehingga mampu bertahan dan melewati kejadian tak terduga. Dia contohkan ketika terjadi bencana alam, wabah, tidak ada musim ikan, sakit, dan kecelakaan di laut. Jika kejadian seperti ini dialami nelayan tidak bisa melaut dan otomatis tidak punya pendapatan. Dalam kondisi seperti ini keuangan nelayan akan bermasalah karena itu butuh literasi keuangan yang mumpuni sehingga mereka bisa mengatur pendapatannya sendiri.
“Lebih dari itu, fokus lain kami adalah menciptakan hubungan literasi keuangan dengan perikanan berkelanjutan,” jelas Yasimine.
Dia bilang ada sebuah permainan Simulasi Kelola Oeang Nelayan yang disingkat dengan (Si Keong Nelayan). Model permainan ini telah dikembangkan sejak Desember 2021 dengan melibatkan pendamping secara langsung untuk merancang sebuah permainan mulai dari jenis, bahan, teknik, hingga ritme permainan yang dapat diaplikasikan ke komunitas sebagai media pembelajaran yang menyenangkan.
“Dalam Sikeong ini kami menanamkan aspek lokal kehidupan pesisir dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh komunitas ke dalam alat permainan menjadi elemen penting memperkuat dalam penyampaian informasi kepada komunitas,” jelasnya.
Sebelum finalisasi permainan ini diuji cobakan kepada komunitas dampingan MDPI di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTB untuk mendapatkan masukan terkait teknis, ritme, dan tambahan lainnya guna menyempurnakan permainan.
Setelah melewati proses uji coba dan finalisasi, tim trainer MDPI, kemudian dilanjutkan dengan aksi memberi pelatihan secara langsung di komunitas dampingan.
Untuk ibu-ibu rumah tangga nelayan di Pulau Bisa Madapolo sendiri telah dilakukan pelatihan dan untuk selanjutnya dilakukan lagi evaluasi oleh pendamping untuk mengetahui seperti apa yang telah diperoleh apakah mereka aplikasikan. Termasuk apakah manfaatnya bagi ibu ibu nelayan setempat.
Dikutip dari situs MDPI (https://mdpi.or.id/id/tentang-kami/#1620358427118-6fdab962-7525) disebutkan bahwa Si Keong Nelayan hingga saat ini telah dimainkan di 37 kelompok nelayan yang tersebar di Maluku Utara, Maluku Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan NTB. Sudah lebih dari 450 rumah tangga nelayan dan 774 peserta telah terlibat dan mendapatkan edukasi literasi keuangan dengan model yang lebih interaktif. Sebanyak 329 peserta adalah perempuan/ibu rumah tangga.
Selain literasi keuangan, terdapat satu sesi mengenai inklusi gender dasar yang disampaikan sebelum memulai permainan. MDPI melihat bahwa di sepanjang permainan, istri nelayan dan para suami saling bertukar peran dan tanggung jawab. Mereka saling bertukar peran dalam mencatat hingga membagi pos keuangan. Kesempatan ini sekaligus digunakan MDPI untuk memperkenalkan bahwa perempuan juga mampu membawa perubahan melalui partisipasi di sektor perikanan dan pengembangan ekonomi pesisir yang lebih luas.
Beragam informasi dan pengalaman yang didapatkan saat pelatihan memberikan manfaat yang tak terlupakan bagi peserta. Tidak sedikit dari mereka mengakui bahwa setelah pelatihan, pengelolaan keuangan keluarga mereka menjadi lebih teratur.
Para nelayan juga merasakan bahwa konsep perikanan berkelanjutan yang disisipkan saat pelatihan mendorong mereka terus melaksanakan praktik perikanan berkelanjutan.
“Keberhasilan konsep yang dikembangkan oleh MDPI melalui permainan Si Keong Nelayan menjadi langkah awal untuk mengembangkan konsep dan kurikulum pelatihan literasi keuangan fase dua. Saat ini MDPI sedang membangun kerangka konsep literasi keuangan fase dua yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman rumah tangga nelayan dalam perencanaan keuangan, menentukan skala prioritas, instrumen dalam mencapai target dan mimpi keluarga nelayan baik melalui pengembangan usaha ataupun dengan berinvestasi,” tulis MDPI dalam situsnya.
Permainan kedua ini diberi nama Si Kompas Nelayan yang merupakan akronim dari Simulasi Kelola Mimpi dan Asa Nelayan. “Saat ini penyusunannya telah sampai pada tahap uji coba untuk mengumpulkan umpan balik penting dari penerima manfaat,” jelasnya.
CEO Kabar Pulau