Breaking News
light_mode
Beranda » Serba-serbi » Maluku Utara Alami Kemarau yang Tetap Basah

Maluku Utara Alami Kemarau yang Tetap Basah

  • account_circle
  • calendar_month Sel, 11 Jul 2023
  • visibility 318

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) Republik Indonesia,  pada  April  hingga September biasanya terjadi musim kemarau. Meskipun  saat ini Indonesia  memasuki musim kemarau, namun hamper setiap hari diwarnai oleh hujan  ringan sampai lebat.

BMKG Stasiun Meteorologi  Ternate misalnya,   bahkan memberi warning  kepada masyarakat di sejumlah wilayah di Maluku Utara untuk tetap waspada dengan adanya hujan ringan hingga lebat diseratai petir dan angin kencang. “BMKG mengingatkan masyarakat mewaspadai  adanya potensi hujan sedang  hingga lebat disertai petir dan angin kencang  di wilayah Pulau Kasiruta, Labuha Pulau Bacan, Pulau Obi dan sekitarnya di Halmahera Selatan,” demikia peringatan BMKG melalui webisitenya Selasa 11/7/2023).

Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan hingga saat musim kemarau terjadi, tetapi  hujan masih tetap terjadi?

Peneliti klimatologi di Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Bandung, Erma Yulihastin mengatakan, Indonesia saat ini tengah mengalami musim kemarau basah. Kejadian itu bersamaan dengan menguatnya fase El Nino atau kondisi yang bisa menyebabkan kemarau semakin panjang dan kering.  “Inilah yang terjadi di Indonesia saat ini,” ujarnya Jumat, 7 Juli 2023 seperti dirilis hamper semua media di Indonesia.

Menurutnya, unsur ketidakpastian dan iregularitas yang semakin tinggi membuat dinamika atmosfer semakin acak mempengaruhi cuaca dan membuat  musim tidak menentu. Di musim yang biasanya kemarau saat ini,  namun faktanya masih sering terjadi hujan di berbagai wilayah di Indonesia.   “Bahkan berdampak pada kejadian banjir di berbagai wilayah di Sumatra beberapa hari ini,” kata dia.

Erma mengatakan kemarau basah yang terjadi pada 2023 dipicu oleh beberapa faktor, seperti dinamika vorteks atau pusaran angin secara luas di Samudra Hindia sekitar ekuator dekat Sumatra. Kondisi itu membuat anomali angin barat sehingga kelembaban dikirim dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia.

Suhu permukaan laut yang menghangat di Samudra Hindia dan Laut Jawa, memusatkan awan-awan konvektif sehingga pergerakan hujan dari Sumatra juga dapat menuju ke wilayah Jawa dan Kalimantan.

Kemudian, ada interaksi atmosfer dengan laut yang kuat sehingga sistem konveksi yang terbentuk di atas Laut Jawa dan selat Karimata dekat Bangka Belitung mengalami multiplikasi. “Kondisi itu membuat hujan dari laut menjalar ke darat,” katanya.

Selama ini indeks untuk El Nino menurut Erma, hanya dibuat dengan mempertimbangkan kondisi di wilayah Samudra Pasifik ekuator. “Tanpa memasukkan wilayah di dekat Papua sebagai indikator yang lebih mewakili efektivitas dampak El Nino,” ujarnya. Suhu muka laut dekat Papua seperti juga di Samudra Pasifik kondisinya kini masih tergolong hangat. Akibatnya awan dan hujan masih banyak terbentuk di timur Indonesia.

Erma mengatakan, variasi suhu muka laut di perairan Indonesia semakin tinggi secara spasial sehingga sudah saatnya diciptakan indeks baru yang lebih representatif dan menjadi acuan untuk memahami kondisi cuaca dan iklim di Indonesia. Tim Variabilitas, Perubahan Iklim dan Awal Musim BRIN, telah membuat indeks baru untuk suhu muka laut di Samudra Hindia sektor Sumatra-Jawa dan perairan Banda.

Kondisi di wilayah itu dinilai sebagai indikator yang dapat menunjukkan peluang pembentukan awan dan hujan di Indonesia. Riset sebelumnya kata Erma, membuktikan kemarau basah lebih dipengaruhi oleh suhu muka laut di dua sektor tersebut. “Kemarau basah saat El Nino kuat tercatat baru pertama kalinya terjadi sejak 2001 di Indonesia berdasarkan dokumentasi riset kami di BRIN.”

Diolah dari berbagai sumber.   

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pemanfaatan Potensi Laut Maluku Utara Masih Minim

    • calendar_month Sel, 8 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 500
    • 0Komentar

    Setiap 8 Juni diperingati sebagai hari laut sedunia atau World Ocean Day. Peringatan ini untuk mengingatkan pentingnya lautan bagi kehidupan manusia karena   menutupi lebih dari 70% planet Bumi. Dikutip dari https://tirto.id/hari-laut-sedunia-2021-tema-8-juni-cara-rayakan-world-ocean-day-gg) menyebutkan bahwa   laut menjadi sumber kehidupan manusia, mendukung kesejahteraan umat manusia dan setiap organisme lain di bumi. Lautan menghasilkan setidaknya 50% oksigen Bumi, merupakan […]

  • Ini Rencana Pesta Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Malut

    • calendar_month Jum, 16 Nov 2018
    • account_circle
    • visibility 189
    • 0Komentar

    Digelar di Kalaodi  dan  Kayoa  17  hingga 19 November Sebuah  pesta  berbasis  lingkungan   segera digelar  Wahana Lingkungan  Hidup (WALHI) Maluku Utara. Pekan lingkungan ini akan  digelar  di  Kalaodi  puncak Kota Tidore Kepualuan  dan Kayoa Halmahera Selatan.  Bertitel Pekan Lingkungan Hidup Pesisir Laut dan Pulau-pulau Kecil  akan   digelar sejumlah  acara.  Mulai dari  seminar lingkungan hidup  dan […]

  • Ikan dan Manusia di Teluk  Weda Tercemar Logam  Berbahaya      1:24 Play Button

    Ikan dan Manusia di Teluk Weda Tercemar Logam Berbahaya     

    • calendar_month Sel, 27 Mei 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 1.929
    • 0Komentar

    Ini Hasil Riset Nexus3 Foundation dan Universitas Tadulako       Nexus3 Foundation bersama Universitas Tadulako Palu Sulawesi Tengah merilis laporan penelitian mengenai status lingkungan dan human biomonitoring  di daerah Teluk Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Wilayah ini menjadi tempat pengambilan sampel karena   menjadi salah satu sentra industri nikel di Indonesia.    Nexus3  Foundation Nexus for […]

  • Isu Kelautan dan Perikanan Tak Disentuh Saat Debat Cawapres

    Isu Kelautan dan Perikanan Tak Disentuh Saat Debat Cawapres

    • calendar_month Rab, 31 Jan 2024
    • account_circle
    • visibility 253
    • 0Komentar

    WALHI: Regulasi Abaikan Wilayah Tangkap Nelayan Tradisional   Putaran empat debat Calon Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029  telah berakhir Minggu (21/1/2024) lalu. Banyak persoalan lingkungan diungkap ketiga Cawapres  dalam debat. Sayang, tidak ada satu pun  menyinggung langsung masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. Padahal  tempat tinggalnya rentan tenggelam karena kenaikan muka air laut. Perspektif para […]

  • Tohoko Burung Pitta Endemik Malut

    • calendar_month Sen, 22 Jan 2024
    • account_circle
    • visibility 502
    • 0Komentar

    Di rerimbunan hutan Pulau Ternate, bersembunyi kekayaan keanekaragaman hayati burung. Melalui Pengamatan Kenakeragaman  Jenis  Burung  di  Beberapa  Objek   Wisata   di Kota  Ternate  dalam Upaya  Mengetahui dan Konservasi Habitat Burung Endemik  oleh Zulkifli Ahmad  dan kawan-kawan dari Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Khairun Ternate pada 2017,menemukan ada 21 jenis burung di pulau Ternate. Burung burung […]

  • Lebah Raksasa Kembali Ditemukan di TNAL Resort Tayawi

    • calendar_month Rab, 21 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 305
    • 0Komentar

    Sarang dan lebah yang ditemukan Anton di TNAL Resort Tayawi Kota Tidore Kepulauan/foto Anton

expand_less