Sejak Sabtu 18 hingga 25 Mei 2024 mendatang, Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan World Water Forum 2024 dengan tema “Water for Shared Prosperity” atau Air untuk Kesejahteraan Bersama. Forum yang digear di Bali ini sebelumnya telah digelar sembilan kali. Pertemuan di Bali ini menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia.
Ada enam sub tema yang dibahas dalam World Water Forum ke-10, yaitu water security & prosperity; water for humans & nature; disaster risk reduction & management; governance cooperation & hydro-diplomacy; sustainable water finance; dan knowledge & Innovation. Isyu isyu membahas tentang Ketersediaan Air untuk Kesejahteraan, air untuk manusia dan alam; pengurangan dan manajemen risiko bencana air; kerja sama tata kelola dan diplomasi hidro; keuangan air yang berkelanjutan; dan pengetahuan dan Inovasi.
Mekanisme pertemuan World Water Forum terbagi dalam tiga proses yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu political process, thematic process, dan regional process. Political process kemudian terbagi dalam lima segmen, yaitu head of states/government, ministerial, parliamentarian, local authorities, serta basin authorities. Seluruh proses di tahap ini akan menghasilkan Ministerial Declaration (MD) yang merefleksikan masukan substansi dari thematic process dan regional process.
Untuk mendukung political process, utamanya segmen ministerial, UNESCO memfasilitasi pembahasan/konsultasi MD dengan negara anggota UNESCO di Paris. Dalam preparatory meeting kedua pada 28-29 Maret 2024 di kantor UNESCO di Paris telah diselesaikan pembahasan atau konsultasi penyusunan MD yang akan diadopsi di Bali.
Dikutip dariWebsite Kementerian Pariwisata RI, ada empat poin yang didorong Indonesia untuk disepakati menjadi MD pada World Water Forum ke- 10 2024 di Bali:
- Penetapan World Lake Day (WLD). Hal ini harus dilakukan melalui mekanisme United Nation (UN) dalam bentuk pengusulan resolusi yang diadopsi.
- Pembentukan Center of Excellence on Water and Climate Resilience. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah menyampaikan concept note yang fokus pada aspek kerja sama riset dan pertukaran data, bukan pada pembangunan gedung fisik. Usulan nanti telah pula mencakup struktur dan susunan organisasi dan rencana sumber pendanaan operasional.
- Water Management for Small Islands. Pada poin ini Indonesia turut mendorong penguatan kapasitas pulau terluar dalam memproduksi air bersih maka isu pengelolaan air masih perlu dikontekskan dalam isu berskala global yang tidak saja terbatas pada negara-negara pulau dan kepulauan kecil.
- Pencatatan daftar proyek air sebagai Compendium of Concrete Deliverables and Actions. Poin ini bersifat inklusif, namun sukarela dan berisi daftar proyek, inisiatif, dan kolaborasi yang dikelola oleh stakeholders air tingkat nasional, regional, dan internasional. Indonesia pun akan menyiapkan platform online untuk proses submisinya.
World Water Forum digelar dengan tujuan utama memperkuat kolaborasi dan kemitraan global untuk mencari jalan dan mengatasi tantangan air dan sanitasi. Selain itu, ada beberapa tujuan turunan yang ingin dicapai dalam setiap gelarannya. Meningkatkan nilai strategis air dengan membangun komitmen politik dalam pemajuan manajemen air dan sanitasi (SDGs 6).
- Meningkatkan awareness terhadap air sebagai critical concern global.
- Sebagai multi-stakeholder event untuk mendiskusikan dan berbagi pengalaman serta mengembangkan pengetahuan dan praktik baik dalam tata kelola air dan sanitasi.
CEO Kabar Pulau