Kiriman Tulisan Andy Taufik Marasabessy
Pulau Tidore dan Ternate, memiliki kawasan ekowisata yang tidak pernah habisnya. Beberapa spot di daerah puncak gunung dua pulau ini, menyimpan beragam potensi wisata alam pegunungan. Terbaru adalah Bukit Lona di Lingkungan Lada Ake Kelurahan Jaya Keamatan Tidore Utara. Kawasan ini menyimpan sejuta potensi ekowisata.
Sebagai daerah di puncak Pulau Tidore, bukit yang memiliki pemandangan eksotis ini, bisa menjadi pilihan wisata alam bebas. Dari sini bisa juga menikmati wanginya bau rempah pala dan cengkih. Termasuk ikut menyaksikan proses panen pala dan cengkih dari warga setempat. Kawasan ini bisa jadi pilihan tempat wisata penting di Kota Tidore dan Ternate.
Untuk mencapai ekowisata ini bisa lewat Kelurahan Soasio ke Kelurahan Gurabunga, selanjutnya menuju Lada Ake atau juga dari Tidore Utara melalui Kelurahan Rum menuju Kelurahan Jay dan selanjutnya ke Lada Ake. Akses ke kawasan ini juga terbilang lancar bisa dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Lalu apa kelebihan Bukit Lona? Bukit Lona Lada Ake di alam pegunungan Tidore ini sangat sejuk dihiasi hutan cengkih dan pala. Dari sini juga, bisa menyaksikan pemandangan indah jejeran pulau Maitara dan Ternate dari ketinggian Tidore. Para pengunjung bahkan bisa mengambil camping di kawasan ini untuk beberapa hari.
Tempat wisata ini mulai dirinitis awal 2020 lalu. Digagas oleh Penyuluh Kehutanan Pendamping Bahrun Marsaoly dan Kasie Perencanaan KPH Ternate Tidore Iwan Jus Marsaoly. Keduanya menggolkan kawasan ini jadi tempat wisata.
“Awal Januari 2020 saat Iwan Jus Marsaoly mendatangi kebun pala orang tuanya di Desa Lada Ake Kelurahan Jaya Tidore Utara. Beristirahat sejenak di kebun pamannya Wahab Marsaoly dan Thalib Marsaoly. Iwan melihat spot view Bukit Lona yang indah. Dia lalu mengabadikan gambar- gambar dari ketinggian. Usai kunjungan, selanjutnya dia serahkan foto-foto kepada saya karena masuk wilayah kerja saya diDesa Lada Ake ini. Atas informasi itu kemudian terinspirasi membuat spot ekowisata jasa lingkungan di Bukit Lona ini,” cerita Bahrun.
Dia bilang niat awalnya meningkatkan kesejahteraan Kelompok Tani Hutan (KTH) di daerah ini. Bermodal laptop, Bahrun membuat proposal kepada 13 mitra kehutanan atau penampung kayu di Kota Tidore agar membantu merealisasikan mimpi tersebut. Lewat proposal itu, didapat dana Rp7 juta sebagai modal awal mengembangkan spot ini. Dana itu kemudian dibelikan material dan dibangun fasilitas satu panggung foto dan 4 tempat duduk.
“Memang usaha ini sempat terhenti beberapa waktu karena Covid 19 yang merebak. Meski begitu karena sudah diperkenalkan melalui media social facebook, jadi tetap dikunjungi warga. Mereka penasaran dan terus berdatangan ke bukit Lona ini,” ujar Bahrun.
Juni 2019 Bahrun menyampaikan proposalnya ke Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ternate Tidore Ibrahim Tuheteru. Tujuannya, agar KTH Mafulada dapat menjadi binaan dan diusulkan menjadi Kelompk Tani Hutan (KTH)/Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dalam mendukung Perhutanan Sosial di Maluku Utara. “Lewat usulan itu ada respon baik dari KPH Ternate Tidore dan dikomunikasikan ke Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Maluku Papua di Ambon sambil menunggu tindak lanjutnya,” jelasnya.
Oktober 2020, saat pendemi Covid mulai mereda KTH Jasa Lingkungan Bukit Lona bergeliat dengan membuat spot baru secara swadaya seperti sekarang ini.
“Jika Bukit Lona sudah menjadi KTH Perhutanan Sosial maka akan meminta bantuan untuk mengembangkan agroforestry dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dengan alat menanam dan bibit sayuran,” kata Bahruin lagi. Bibit sayuran ini akan ditanam di sela-sela pohon hutan dan koloni madu trigona agar Bukit Lona selain menawarkan keindahan alam, juga menjadi penghasil sayuran dan beragam hortikultura. Tidak itu saja, ke depan bisa menghasilkan madu trigona dari hasil budidaya lebah madu, sekaligus menjadi tempat penelitian. Dia bilang lagi ide ini perlu didukung instansi terkait dan para pihak lainnya agar berhasil dan dapat menginspirasi para pejuang pemberdayaan KTH di mana pun.
“Saya berterima kasih Kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara H. M. Sukur Lila, dan Kepala KKPH Ternate Tidore Ibrahim Tuheteru dan jajarannya bersama Kasie Perencanaan KPH Ternate Tidore Iwan Marsaoly bersama 13 Mitra Kehutanan di Kota Tidore Kepulauan. Mereka telah mendukung perjuangan mensejahterakan KTH dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Satu tujuan kita Masyarakat Sejahtera dan Hutan Lestari,” kata Bahrun.
Kepala KPH Ternate Tidore Ibrahim Tuhateru yang dihubungi kabarpulau.co.id Rabu (24/11) siang menjelaskan, kawasan wisata ini bisa jadi pilihan dalam menikmati keindahan alam bahkan bisa camping. Ke depan KPH akan mengembangkan kawasan ekowisata ini. “Luasanya tidak cukup satu hektar. Kawan kawan sudah melakukan pembicaraan untuk diperluas ke kiri kanan dari spot yang ada sekarang. Untuk masuk kawasan wisata ini biaya seikhlasnya karena masih menunggu usulan izin perhutanan sosial agar pengelolaanya diberikan kepada kelompok tani hutan setempat,” jelas Kepala KPH Ternate Tidore Ibrahim Tuhateru yang dihubungi Rabu (25/11/2020) siang. (*)