Membangun Asa dari Kampung Tawabi
Senin (11/2/2024) sekira pukul 12.00 siang itu terasa menyengat. Matahari tegak lurus di atas ubun-ubun. Cuaca panas itu begitu terasa karena sedang berada di titik nol khatulistiwa. Tepatnya di desa Tawabi Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan. Sebuah patok menjadi penanda titik nol khatulistiwa berada di hutan mangrove tepi pantai kurang lebih 400 meter di bagian utara desa.
Perjalanan mengunjungi desa ini bersama perwakilan lembaga Seacology, mau melihat dari dekat pembangunan fasilitas sekolah mangrove yang sedang dibangun warga. Gedung sekolah ini dikerjakan warga didukung oleh lembaga yang berpusat di Amerika Serikat . Lembaga ini membantu masyarakat desa melakukan konservasi berbagai kekayaan sumberdaya hayati peisisir dan laut demi keberlanjutan.
Sekadar diketahui, Seacology adalah organisasi nirlaba yang berkantor pusat di Berkeley, California Amerika, bekerja untuk melestarikan ekosistem dan budaya kepulauan di seluruh dunia. Lembaga yang didirikan pada 1991 ini berawal dari karya ahli etnobotani Paul Alan Cox, yang meneliti tanaman tropis dan nilai obatnya di desa Falealupo di Samoa pada pertengahan tahun 1980-an. Ketika penduduk desa ditekan menjual hak penebangan hutan hujan mereka pada tahun 1988 untuk membangun sebuah sekolah baru, Cox dan istrinya menawarkan bantuan untuk mendapatkan dana bagi sekolah baru tersebut sebagai imbalan atas kesepakatan dengan penduduk desa melindungi hutan mereka. Langkah ini dilakukan karena tingginya risiko kepunahan fauna pulau dan menurunnya ekosistem terumbu karang. Fokus tama Seacology adalah proyek-proyek di mana penduduk desa menandatangani kontrak dan setuju untuk membantu melindungi habitat darat atau laut untuk waktu tertentu dengan imbalan bangunan atau layanan lainnya.

Karena sesuai dengan misi lembaga di mana Desa Tawabi memiliki kepadatan mangrove yang perlu dijaga dan dilindungi, masyarakat dibantu, agar mereka melindungi mangrove yang ada.
Gedung sekolah mangrove yang dibangun diharapkan selain menjadi sekolah juga sekaligus laboratorium untuk anak anak di kampung ini. Dari sekolah ini mereka nanti belajar dan mengenal lebih jauh hutan mengrove yang mereka miliki. Tidak itu saja orang luar desa juga bisa ikut belajar bersama mangrove yang mereka jaga dan lindungi.
Tawabi yang terletak tak jauh dari desa Guruapin Ibukota Kecamatan Kayoa itu, terbilang unik. Pasalnya selain dikelilingi hutan mangrove, kawasan laut desa ini terbilang dangkal dengan dihiasi pasir putih terhampar. Air laut berwarna hijau tosque. Ketika air surut kawasan pantai beberapa desa sekitarnya nyaris tersambung. Misalnya menuju ke desa Pasir Putih di bagian selatan dan desa Guruapin di bagian utara. Desa ini sebenarnya berada di atas pulau karang yang terpisah oleh laut dengan pulau kayoa besar.

Pemandangan paling eksotis bis disaksikan di saat air surut. Pasir putih menghampar jauh ke laut. Sementara di tepi pantainya dilindungi mangrove jenis posi posi atau soneratia padat akar akarya tertancap padat. Padatnya mangrove jenis ini di tepi pantai depan kampung, membuat perkampungan nyaris tertutup.
Mangrove sekitar kampung ini sudah dilindungi, bahkan yang mati mulai ditanam kembali. Anakan mangrove yang tumbuh sendiri ikut dirawat dan dijaga. Di ujung kampung bagian utara misalnya suksesi mangrove yang padat khusunya jenis soneratia. Sementara ketika speed boat yang ditumpangi sandar di pelabuhan, lalu turun menuju kampung, disambut jalan memanjang yang ditimbun menuju daratan. Di sisi kiri kanan jalan lebat dengan mangrove yang dahannya dibiarkan rindang menjulur ke tanah. Mangrove di tepi pantai di kala siang hari menjadi tempat santai warga memasang hammock di dahan dahan mangrove hingga tidur tiduran di dalam perahu yang ditambatkan di di bawah pohon mangrove.

Di kawasan Pantai selain hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang dengan fitur pantai berpasir putih, ganggang besar, lamun dan terumbu karang bisa terlihat jelas saat air surut. Selain echinodermata, pantai ini juga menjadi rumah bagi berbagai makhluk seperti udang merah, ikan karang, dan abalon.
Pantai Desa Tawabi terletak di depan pemukiman warga yang merupakan lokasi jalur kegiatan aktivitas melaut seperti penangkapan ikan dan eksplorasi beberapa spesies Gastropoda dari masyarkat setempat untuk kebutuhan makan dan dijual.
Kepala Desa Tawabi Sukardi Talib bilang khusus hutan mangrove di Tawabi ini, sudah dijaga kelesetariannya oleh masyarakat. Karena itu adanya pembangunan sekolah mangrove ini akan ikut mendorong masyarakat lebih menjaga warisan alam ini untuk masa depan. “Hutan mangrove yang mengelilingi desa ini akan dijadikan kawasan wisata. Saat ini kami sedang siapkan badan hukum lembaga dalam bentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang akan mengelola kawasan wisata ini,” kata Sukardi.
Dia bilang lagi, kampung ini sebenarnya memiliki potensi kekayaan wisata tidak hanya dari hutan mangrove tetapi juga pantai pasir putih dan bawah lautnya. “Ini semua adalah potensi yang perlu dijaga dan dilindungi,”katanya.

Rencana dibuatnya sekolah mangrove ini diharapkan lebih menambah wawasan anak- anak dan masyarakat umum tentang pentingnya menjaga hutan mangrove untuk masa depan.
Zulham Harahap, fasilitator program ini, yang juga Fakultas Perikanan Univeristas Khairun Ternate mengjelaskan sekolah, ini selain menyelesaikan fisik gedung sekolah di lingkungan sekolah madrasah ibtidaiyah desa tersebut, para guru juga akan dilatih dan diberi penguatan dalam pelatihan dan training masalah lingkungan hidup terutama menyangkut mangrove dan hal terkait lain. Misalnya terumbu karang, lamun hingga pesisir dan laut. Tidak itu masyarakat juga akan diberi pembiayaan untuk membangun track menuju pusat hutan mangrove sebagai sarana studi.
“Nanti tidak hanya bangunan fisik yang dibangun tetapi ada pendukung lainnya. Terutama penguatan kapasitas para gurunya,”jelasnya saat meninjau pembangunan sekolah mangrove bersama pemerintah desa dan tokoh masyarakat. Sekolah mangrove ini katanya, akan menjadi tempat belajar untuk lebih menjaga hutan mangrove dan ekosistem terkait lainnya tetap terlindungi. (*)

CEO Kabar Pulau