mendung terus sepanjang hari..

mentari seakan

enggan beranjak,

tegar bersembunyi dibalik awan..

seiring hujan kian merintik

bagai menandai duka

anak bangsa

yang terlilit nasib

diantara antrian

nan panjang

untuk sebutir nasi

demi sesuap

dan..

disudut sana

di kotaraja

prawira nagara

ketawa ketiwi

berdecak kagum berbagi bintang

dipundak,

dalam jejak penuh tetesan darah..

darah anak negeri

yang banyak menghilang seiring zaman

tinggal nama,

kerana tak tentu 

entah kemana rimbanya..

tak jua berjejak

nan tersisa

riuh rendah gemerincing suara

memberi kuasa penerus dinasti..

dalam pelukan

sang oligarki

menghalau bumi nan menghijau

menjadi kerontang dengan terpaksa..

lautpun bergelora tak lagi menyisakan ruang membiru

bagi anak pesisir

‘tuk bersampan..

warna keruh penanda gelisah,

menjauh ikan meruntuh karang..

dan gudida pun sirna

tak kunjung bersua

Sagea, Halmahera

28/02/24