Penulis: Indah Indriyani Morotai
Pandemi covid-19 menghantam hamper semua lini kehidupan. Tidak terkecuali masyarakat bawah seperti nelayan. Pandemic ini juga mengubah banyak hal dalam kehidupan. Termasuk nasib para nelayan. Di Desa Sangowo Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai, nelayanikan tuna sangat terpukul akibat jatuhnya harga. “Dampak pandemic covid-19 yang paling dirasakan nelayan yaitu harga ikan yang turun drastis. Hal ini tidak sebanding dengan tenaga yang kami keluarkan saat melaut. Belum lagi biaya operasiaonal yang tinggi,” kata Muhlis nelayan tuna desa Sangowo. Belum lagi jika hasil tangkapanya sedikit. Maka dipastikan mereka tidak punya pendapatan. Jadi sehari melaut itu sia-sia saja. Muis, saat ditemui di lokasi penimbangan ikan SKPT Morotai Sabtu (14/09/2020) lalu bilang saat cuaca mendukung dengan harga ikan stabil maka bisa mendapatkan hasil Rp5-10 juta dalam sebulan. Namun, semenjak ada wabah corona, penghasilannya menurun menjadi Rp2- 2,5 juta.
Senada dengan Muhlis, Bahri nelayan Sangowo mengaku penghasilan yang diperoleh semenjak merebaknya covid-19, lebih parah di banding musim angina kencang. Kerugiannya lebih banyak. Meskipun begitu, dia dan beberapa teman nelayan tetap harus berangkat l melaut. Tidak ada pilihan pekerjaan lain bisa mereka kerjakan. “Kalau kita tidak melaut, lantas mau kerja apa? Tidak ada pekerjaan lain yang bisa kami kerjakan,” ujar pria 25 tahun ini.
Lantas apa penyebab utama turunnya harga ikan itu? Abi Sukran, (28 tahun), salah satu supplier ikan tuna ke Koperasi Nelayan Tuna Pasifik (KNTP) mengatakan, biasanya harga ikan tuna ukuran 30 kilogram ke atas seharga Rp34 ribu/kg. Sekarang turun menjadi Rp24 ribu/kg. “Ini sangat berdampak terhadap penghasilan nelayan kami,” ujarnya.
Soal turunnya harga ikan tuna ini dibenarjan Sabiin Ashar, Kepala Koperasi Nelayan Tuna Pasifik (KNTP).Ditemui di kantornya mengatakan, wabah covid-19 ini tidak hanya berdampak pada nelayan. Tapi juga karyawan koperasi. Gai mereka terpaksa dikurangi. “Dampaknya angat buruk. Baik itu kepada nelayan, juga para karyawan kami yang menggantungkan hidupnya di sini,” jelas Sabiin.
Dia bilang penurunan harga ikan ini karena KNTP tidak bisa lagi mengirim ikan ke luar daerah. Hal ini bisa terjadi karena jadwal kapal yang tidak tetap. Sebelum covid-19, transportasi kapal seminggu bisa 2-3 kali. Tapi setelah covid, rute kapal angkutan dari Morotai ke luar daerah sudah tidak tetap lagi. Akhirnya konsentrasi pembelian ikan ke nelayan juga tidak bisa lagi dilakukan. KNTP bahkan sempat menghentikan aktivitas pembelian ikan selama beberapa bulan karena tidak bisa mengirim ikan keluar daerah. “Penyebab penurunan harga ini salah satunnya karena adanya karantina wilayah di beberapa daerah. Akhirnya banyak tempat penampungan ikan tuna harus ditutup
Koperasi Nelayan Tuna Pasifik, sendiri merupakan salah satu koperasi terbesar di Desa Sangowo, Kecamatan Morotai Timur Kabupaten Pulau Morotai. Koperasi ini memiliki kurang lebih 190 anggota nelayan dengan 60 unit armada tangkap. Dalam sebulan mereka bisa menghasilkan ikan sebanyak 20-30 ton yang di kirim ke Ternate dan Bitung.
Saat ini, koperasi nelayan sudah mulai aktif kembali. Hanya saja, untuk aktivitas nelayan belum efektif. Baru beberapa orang saja yang mulai melaut. “Kondisinya belum efektif, tapi kami paksakan untuk mulai beroprasi kembali agar bisa membantu kebutuhan mendesak anggota koperasi,” ungkapnya.
Untuk pasaran juga hanya ke pasar lokal di Morotai. Sementara penjualan ikan ke pasar lokal juga memiliki resiko cukup besar. Karena tidak bisa melakukan penjualan dengan harga tinggi. Jika ikan melimpah, harganya malah semakin murah. Karena hanya dikonsumsi masyarakat lokal saja.
“Banyak anggota nelayan bergantung hidup di sini, hingga kami berharap kondisi ini bisa cepat berakhir dan normal kembali agar anggota nelayan kami bisa memiliki pendapatan lagi memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai nelayan, kami sangat bergantung hidup di sini. Untuk itu, kami berharap wabah ini cepat berlalu, agar bisa memiliki penghasilan kembali,” ujar Man, anggota koperasi nelayan lainnya.(*)