Hasil Kolaborasi Pakativa – Disperindag dan Distan Provinsi
Turunan hasil kelapa yang mencapai 50 jenis produk hingga kini belum dimanfaatkan oleh petani di Maluku Utara. Mereka hanya mengandalkan kopra sebagai sumber pendapatan utama. Karena itu ketika harga kopra anjlok petani menjadi terpuruk.
Sementara, hasil lain dari kelapa seperti tempurung, air dan sabuk kelapa hanya dibuang percuma. Begitu juga dalam usaha pertanian. Untuk usaha yang berfokus pada jenis hortikultura, belum banyak diusahakan. Akhirnya banyak lahan tidak termanfaatkan.
Melihat persoalan ini, Perkumpulan Paka Tiva kemudian menggandeng dua instansi di Pemerintah Provinsi Maluku Utara yakni di Dinas Perindustrian Perdagangan dan Dinas Pertanian untuk memberi penguatan usaha kepada para petani di tiga desa dampingan Paka Tiva di Kecamatan Gane Barat Utara 11 hingga 15 September lalu. Tiga Desa itu adalah Samo, Posi-posi dan Gumira. Para petani di tiga desa ini mendapatkan pelatihan khsusus pembuatan arang tempurung, briket dan minyak kelapa serta usaha pertanian hortikultura atau sayur mayur.
Direktur Paka Tiva Faisal Ratuela menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari mulai 11 dan berakhir 15 September lalu itu, oleh lembaga ini memilih memberikan penguatan penguatan ekonomi ini karena melihat besarnya potensi hasil kelapa, tetapi hanya dimanfaatkan untuk kopra. Sementara hasil turunan lainnya terbuang percuma. Ini yang melecut pengurus Paka Tiva memberikan pelatihan kepada para petani dan kelompok masyarakat setempat.
“Pelatihan ini karena kami punya komitmen awal bagaimana memikirkan cara lain bagi petani kelapa di Maluku Utara terutama di daerah dampingan untuk memanfaatkan produk turunan dari kelapa tidak hanya sekadar membuat kopra,” jelas Faisal. Sementara untuk pelatihan pertanian hortikultura untuk petani setempat karena selain memiliki lahan yang luas sebagian petani sudah tidak lagi menanam sayur mayor. Mereka lebih senang membeli sayur mayur yang dijual di pasar padahal lahan mereka dibiarkan tak ditanami. Upaya ini dilakukan agar mereka bisa berdaya memenuhi kebutuhan pangan mereka. Para petani selama ini hanya mengandalkan alam. Mereka belum memanfaatkan sumberdaya organik yang dimiliki walaupun banyak di sekitar mereka,” ujar Faisal saat pelatihan bertema Pengembangan Ekonomi dalam Bingkai Pengelolaan Sumberdaya Alam itu.
Ikram Sangaji salah satu fasilitator dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara mengungkapkan pelatihan ini sangat penting karena akan membantu warga untuk mengembangkan usaha rumah tangga mereka. Misalnya untuk produksi minyak kelapa dan virgin cocanut oil (VCO). Dalam pembuatan minyak kelapa warga diberi pengetahuan cara pembuatan yang sederhana dan cepat disbanding cara tradisonal yang dibuat warga yang membutuhkan waktu sampai 24 jam. Sementara dengan teknik peragian mereka bisa mendapatkan minyak kelapa dalam waktu hanya satu sampai dua jam saja. “Warga sangat antusias dan ini sangat baik untuk pengembangan usaha ekonomi warga,” kata Ikaram. Begitu juga dalam pemanfaatan pembuatan arang tempurung. Warga juga sangat tertarik. Ke depan akan membuat warga bisa memanfaatkan hasil kelapa yang tidak terbuang percuma ini menjadi sumber pendapatan.
Adanya pelatihan ini warga sangat antusias. Bagi mereka hal ini sangat membantu mereka menambah pendapatan mereka. “Pelatihan seperti ini sangat membantu warga untuk menambah pendapatan mereka terutama dalam memanfaatkan hasil kelapa yang selama ini masih dibuang terutama tempurung. Begitu juga dalam pembuatan minyak kelapa yang selama ini masih sangat manual bisa dibuat lebih cepat dengan hasil yang lebih baik,” kata Usman Umar Sekretaris desa Posi posi Gane Barat Utara. Usman yang juga anggota kelompok pemberdayaan desa Posi posi mengaprseasi apa yang dilakukan oleh Paka Tiva menggandeng instansi teknis. “{Kerja kerja seperti ini yang dibutuhkan masyarakat,”imbuhnya.
Sementara Kepala Desa Gumira Amirudin Ishak mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat karena ikut membantu masyarakat meningkatkan perekenomian mereka, terutama di bidang pertanian tanaman hortikultura dan pemanfaatan hasil kelapa. “Kita tahu kondisi saat ini dengan wabah Covid-19 serta anjloknya harga kopra, membuat ekonomi masyarakat terpuruk. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan ekonomi masyarakat,” katanya.
Pihaknya turut menyampaikan terima kasih kepada Perkumpulan Paka Tiva bersama Disperindag serta Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara. “Kami berharap ada kelanjutan kegiatan seperti ini ke depannya,” harapnya.(*)
CEO Kabar Pulau