Home / Kabar Kampung

Jumat, 18 September 2020 - 10:44 WIT

Petani Dapat Penguatan Usaha Kelapa dan Hortikultura

Warga serius menyaksikan praktek pembuatan VCO

Warga serius menyaksikan praktek pembuatan VCO

Hasil Kolaborasi Pakativa – Disperindag dan Distan Provinsi

Turunan hasil kelapa yang  mencapai 50 jenis produk hingga kini belum dimanfaatkan  oleh petani  di Maluku Utara.  Mereka hanya mengandalkan kopra sebagai sumber pendapatan utama. Karena itu ketika harga kopra anjlok petani menjadi  terpuruk.

Sementara, hasil lain dari kelapa  seperti tempurung, air dan sabuk kelapa  hanya dibuang percuma. Begitu juga dalam usaha pertanian. Untuk usaha yang berfokus pada jenis hortikultura, belum banyak diusahakan. Akhirnya banyak lahan tidak termanfaatkan.

Melihat persoalan ini, Perkumpulan Paka Tiva kemudian menggandeng dua instansi di Pemerintah Provinsi Maluku Utara yakni di Dinas Perindustrian Perdagangan  dan Dinas Pertanian untuk memberi penguatan usaha  kepada para petani  di tiga desa dampingan Paka Tiva di Kecamatan Gane Barat Utara 11 hingga 15 September lalu. Tiga Desa itu adalah Samo, Posi-posi dan Gumira. Para petani di tiga desa ini mendapatkan pelatihan khsusus pembuatan arang tempurung, briket dan minyak kelapa serta  usaha pertanian hortikultura atau sayur mayur.

Direktur Paka Tiva Faisal Ratuela menjelaskan,  kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari  mulai 11  dan berakhir 15 September lalu itu, oleh  lembaga ini memilih memberikan penguatan  penguatan ekonomi ini karena melihat besarnya potensi hasil kelapa, tetapi hanya dimanfaatkan untuk kopra. Sementara hasil turunan lainnya terbuang percuma. Ini yang melecut pengurus Paka Tiva memberikan pelatihan kepada para petani dan kelompok masyarakat setempat.

Baca Juga  KPK: Kampus Harusnya Kawal Perusahaan Tambang

“Pelatihan ini karena kami punya komitmen awal  bagaimana memikirkan cara lain bagi petani kelapa di Maluku Utara terutama  di daerah dampingan untuk memanfaatkan produk turunan dari kelapa tidak hanya sekadar membuat kopra,” jelas Faisal. Sementara untuk pelatihan pertanian hortikultura untuk petani setempat karena selain memiliki lahan yang luas  sebagian petani sudah tidak lagi menanam sayur mayor. Mereka lebih  senang membeli sayur mayur yang dijual di pasar   padahal lahan mereka dibiarkan tak ditanami. Upaya ini dilakukan  agar mereka bisa berdaya memenuhi kebutuhan pangan mereka. Para petani selama ini hanya mengandalkan alam. Mereka belum memanfaatkan  sumberdaya organik  yang dimiliki walaupun banyak di sekitar  mereka,” ujar Faisal saat  pelatihan bertema Pengembangan Ekonomi dalam Bingkai Pengelolaan Sumberdaya Alam itu.  

Dibantu para suami ibu ibu kelompok pembuatan minyak kelapa mempraktekkan produki minyak cepat dengan menggunakan ragi. foto Vira DB

Ikram Sangaji  salah satu fasilitator dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara mengungkapkan pelatihan ini sangat penting  karena akan membantu warga untuk mengembangkan usaha rumah tangga mereka. Misalnya untuk produksi  minyak kelapa dan  virgin cocanut oil (VCO). Dalam pembuatan minyak kelapa warga diberi pengetahuan cara pembuatan yang sederhana dan cepat disbanding cara tradisonal yang dibuat warga yang membutuhkan waktu sampai 24 jam. Sementara dengan teknik peragian mereka  bisa mendapatkan minyak kelapa dalam waktu hanya satu sampai dua jam saja. “Warga sangat antusias  dan ini sangat baik untuk pengembangan usaha ekonomi warga,” kata Ikaram. Begitu juga  dalam pemanfaatan  pembuatan arang tempurung. Warga juga sangat tertarik. Ke depan akan membuat warga bisa memanfaatkan hasil kelapa yang tidak terbuang percuma ini menjadi sumber pendapatan.

Baca Juga  Perkenalkan Badan Bank Tanah di  Malut 

Adanya pelatihan ini warga sangat antusias. Bagi mereka hal ini sangat membantu mereka menambah pendapatan mereka. “Pelatihan seperti ini sangat membantu warga untuk menambah pendapatan mereka terutama dalam memanfaatkan hasil kelapa yang selama ini masih dibuang terutama tempurung. Begitu juga dalam pembuatan minyak kelapa yang selama ini masih sangat manual bisa dibuat lebih cepat dengan hasil yang lebih baik,” kata Usman  Umar Sekretaris desa Posi  posi Gane Barat Utara. Usman yang juga anggota kelompok pemberdayaan desa Posi posi  mengaprseasi apa yang dilakukan oleh Paka Tiva menggandeng instansi teknis. “{Kerja kerja seperti ini yang dibutuhkan masyarakat,”imbuhnya.

Warga serius mendengarkan materi pelatihan produk pemnafaatan kelapa di desa Gumira

Sementara Kepala Desa Gumira Amirudin Ishak mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat karena ikut membantu masyarakat  meningkatkan perekenomian mereka, terutama di bidang pertanian tanaman hortikultura dan pemanfaatan hasil kelapa. “Kita tahu kondisi saat ini dengan wabah Covid-19 serta anjloknya harga kopra, membuat ekonomi masyarakat terpuruk. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan ekonomi masyarakat,” katanya.

Pihaknya turut menyampaikan terima kasih kepada Perkumpulan Paka Tiva  bersama Disperindag serta Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara. “Kami berharap ada kelanjutan kegiatan seperti ini ke depannya,” harapnya.(*)

Share :

Baca Juga

Kabar Kampung

Tugu Kenari dan Diaspora Minang di Makean

Kabar Kampung

Serunya Kegiatan Halmahera Overland 4×4

Kabar Kampung

Literasi Lingkungan dari Pulau Tulang Halmahera

Kabar Kampung

Ini Win-win Solution Konflik Tenurial TNAL dengan Warga Adat Kobe

Kabar Kampung

Sagu, Pangan Lokal dan Identitas Warga Sagea (2)

Kabar Kampung

Ini Kondisi Jalan Sayoang -Yaba Pulau Bacan

Kabar Kampung

Cerita Warga Mengolah Aren, Melindungi Hutan Halmahera

Kabar Kampung

Kisah “Kampung Tua” Tifure di Pulau Batang Dua