Home / Lingkungan Hidup

Sabtu, 19 November 2022 - 12:06 WIT

Pulau-pulau Makin Terancam Sampah Plastik

Lautan sampah di peisir Morotai, foto berita detik.com

Lautan sampah di peisir Morotai, foto berita detik.com

Kawasan Pasir Putih di Morotai Tertutupi Sampah

Pulau-pulau di Maluku Utara saat ini sangat terancam dengan sampah. Terutama sampah yang masuk ke laut  dan kemudian kembali ke pantai.  Ada beragam jenis sampah ditemui di tepi pantai. Plastic terutama kantong kresek, botol bekas minuman, sachet  berbagai makanan ringan dan beragam kebutuhan lainnya. Tidak itu saja ada  kayu bahkan batang pohon dan berbagai alat rumah tangga.  

Di laut   sejumlah pulau  saat ini, mengapung  bahkan ada yang sudah terdampar berbagai jenis sampah. Sebagian  bahkan telah terdampar dan  menutupi kawasan pantai. Di Ternate sendiri bisa disaksikan setiap saat di kala selepas hujan lebat air dari kali mati dan selokan yang menuju ke laut dipenuhi beragam jenis sampah. Begitu juga di pulau sekitarnya seperti Tidore, Maitara, Mare  Moti Makean dan masih banyak pulau lainnya. Sampah laut ini menjadi masalah paling pelik.

Terbaru terjadi di Pulau Morotai Kabupaten Pulau Morotai. Beberapa waktu belakangan ini kawasan pesisir pantai   Desa Juanga, di Kecamatan Morotai Selatan (Morsel), ditutupi berbagai jens sampah dari  plastic, kayu bahkan alat rumah tangga.  Jenis  sampah organik dan non organik itu, berserakan di  kawasan pantai berpasir putih yang dulunya (2014,red) bersih karena dijadikan  lokasi  Sail Morotai.Tumpukan sampah tak hanya di kawasan pelabuhan fery, sampah juga bertebaran  hingga ke pesisir Pantai  Army Dock.

Anak anak ikut menyaksikan tumpukan sampah di pesisir Morotai, foto HPost

Diduga kuat  sampah yang  bertebaran di pantai dan perairan itu merupakan kiriman  dari laut pasifik dan laut Halmahera. Pasalnya, sampah ini muncul di kala gelombang tinggi dan  musim hujan.

Baca Juga  Masyarakat Sipil Persoalkan Hilirisasi Nikel di Malut

Beberapa warga Juanga terlihat mengais dan mengumpulkan sejumlah sampah plastic bekas    yang masih bisa dimanfaatkan.  Hawania salah satu warga Juanga ditemui Kamis (17/11/2022) siang   mengaku fenomena membludaknya sampah  ini  Ia baru saksikan dan ikut  mengumpulkan  sampah yang masih bisa dimanfaatkan itu.

“Kita dapatkan sampah yang didominasi plastic ini terdampar  pada pagi hari.   Sampah ini tersebar  dari Kampung Juanga hingga kawasan Pelabuhan Feri,” kata Hawania.

Dia mengaku, baru kali ini  melihat banyaknya sampah berserakan  di pesisir pantai Morotai ini.  

“Kami kaget juga melihat sampah yang terdampar begini banyak. Sampah  ini dilihat saat  pagi ini,” ujar dia.

Soal banyaknya sampah plastic yang bertebaran di laut Morotai ini, menurut akademisi Universitas Pasifik (Unipas) Morotai Muhammad Reza Kusman  sebenarnya karena kurang perhatian dari pemerintah. Terutama terkait sampah plastic yang dibuang ke laut.  

Dosen Prodi Teknik Lingkungan itu menjelaskan,   fenomena sampah organik dan anorganik  yang banyak mengapung dan terdampar ini sering menjadi  masalah di perairan.  Baik laut maupun sungai. Menurut dia, biasanya masalah sampah yang muncul  seperti saat ini  adalah sampah kiriman dari pulau terdekat, atau tempat usaha   atau   sampah domestic.  Nah dalam persoalan ini, pengelolaan sampah sebenarnya  dasarnya  pada kesadaran   serta  kebiasaan  orang membuang sampah. Jika warga atau masyarakat membuang sampah ke pantai maka akhirnya sampah itu terbawa ke laut dan kemudian kembali lagi  dan  didaptakan orang lain. “Sampah kiriman itu seperti bom waktu,” katanya.

Baca Juga  Ada 3 Spesies Baru Ditemukan Pada 2023

Dia bilang,  cuaca di wilayah Morotai  yang ekstrim beberapa hari terakhir,  di mana sering turun hujan  lebat ditambah kondisi angin  dan pasang surut  air laut,  ikut membawa sampah yang dibuang ke laut di berbagai tempat  terdampar di daerah Juanga ini.

Dia lalu  usulkan  dalam kasus ini harus ada riset menyangkut problem lingkungan yang dihadapi saat ini terutama masalah sampah plastic yang masuk ke laut. Riset itu dilakukan Pemerintah Daerah melibatkan tokoh masyarakat, LSM dan akademisi agar  hasilnya bisa ditindaklanjuti dengan program   yang nyata dan bermanfaat.

Petugas kebersihan mengangkat sampah di pesisir pantai Ternate foto M Ichi

“Perlu memanfaatkan fasilitas Pemerintah untuk peduli pada soal lingkungan. Selain itu  harus ada perencanaan yang matang karena menjaga lingkungan bukan angan- angan tapi tindakan,”kata

Muhammad Reza.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Morotai Siti Samiun Maruapey S.Hut mengatakan, belum lama ini  DKP  sudah melakukan pembersihan.   Namun dengan munculnya sampah yang kembali memenuhi pantai ini mereka akan  kembali membersikan. “Kami segera turun untuk membersihkan tepi pantai  yang   dipenuhi sampah tersebut. Akan menjadi agenda  kegiatan bersih bersih di lokasi eks-Sail. Untuk  warga  dan stakholder yang mau  gabung dipersilakan,”tutupnya. (*)

Share :

Baca Juga

Lingkungan Hidup

Ini Hasil Kajian Climate Right Internasional

Lingkungan Hidup

55 Pulau Kecil Digempur Tambang dan Sawit Tak Dibahas Capres

Lingkungan Hidup

Kapan Malut Miliki Kedokteran Kelautan untuk Lindungi Laut Kita?

LAUT dan Pesisir

Dampak Industri Ekstraktif di Malut Sangat Serius

LAUT dan Pesisir

Ini Dampaknya Bagi Malut, Jika Judicial Review UU Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Diakomodir   

Lingkungan Hidup

Kelola Sampah untuk Kesejahteraan

LAUT dan Pesisir

Ini 13 Komitmen Pengelolaan Pesisir dan Pulau Kecil di Indonesia

Kabar Kampung

Sungai Sagea Nasibmu Kini, Keruh Belum Usai