Lakukan Penyadartahuan Covid-19 dan Periksa Kesehatan Warga
Sejak 22 Oktober 2020 lalu tim EcoNusa Indonesia menggelar ekspedisi Maluku menggunakan kapal phinisi wisata bernama Kurabesi Explorer. EcoNusa sendiri adalah sebuah lembaga nirlaba berbasis di Papua dan saat ini banyak mendorong berbagai inisiatif lokal untuk perlindungan alam dan konservasi di wilayah timur Indonesia.
Mereka mengawali perjalanan dari Sorong Papua Barat sempat singgah sebentar ke Pulau Kofiau selanjutnya menuju Desa Gane Dalam, Pulau Sali, Samo, Posi-posi dan Gumira di Gane Barat Utara. Ada yang menarik dari perjalanan ekspedisi ini. Pasalnya, tim berjumlah 22 orang itu tak sekadar melakukan ekspedisi dan wisata. Sebab dalam perjalanan ini mengikutkan tim untuk melakukan pelayanan kesehatan, juga tim pencatat dan perekam berbagai peristiwa yang ditemui dan disaksikan di lapangan.
Untuk tim kesehatan misalnya, mereka memiliki misi mulia yakni menyampaikan penyadartahuan kepada warga tentang bahaya yang ditimbulkan virus Covid-19 di daerah pesisir dan pulau serta desa terpencil Tidak itu saja di mana tempat yang mereka singgahi ikut diberikan pelayanan kesehatan gratis. Bahkan dilakukan pelayanan pemeriksaan serta obat pada mereka yang sakit.
Aksi memberi penyadartahuan ini dimulai dari Gane Dalam dilanjutkan ke Pulau Sali di Halmahera Selatan. Di Samo, Posi- posi dan Gumira Gane Barat Utara juga sama dilakukan pelayanan untuk warga. Antusiasme cukup luar biasa. Warga mendatangi tempat kegiatan, selain menyaksikan beragam atraksi yang ditunjukan dalam acara festival kampong pesisir, juga memeriksakan kesehatan mereka ke dokter yang menjadi relawan yang dibawa tim ekspedisi. Di desa-desa ini warga mendapatkan pemeriksaan dan pelayanan obat. Aksi ini mendapatkan simpati warga. Warga yang mendapatkan pelayanan merasa bersyukur karena pelayanan pemeriksaan secara gratis dan berbagai obat juga mereka dapatkan. Kedatangan tim ini bersamaan dengan kegiatan Festival Kampung Pulau dan Pesisir yang dilaksanakan di desa desa tersebut.

“Jarang ada pelayanan kesehatan gratis dilakukan seperti ini. Kita sangat bersyukur ada kegiatan seperti ini bisa membantu masyarakat terutama mereka yang sakit maupun maupun yang mau memeriksakan kesehtannya,” kata Adi Hasyim warga Samo usai memeriksakan kesehatannya. Begitu juga dengan pelayanan yang dilakukan di desa Posi-posi warga begitu antusias memeriksakan kesehatan maupun mendengarkan penyadartahuan tentang bahaya covid-19.
Untuk pemeriksaan kesehatan sendiri misalnya cek darah, cek kolesterol dan cek kejiwaan serta konsultasi kesehatan. Pemeriksaan kesehatan gratis ini sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mengingatkan masyarakat tentang wabah covid-19. Pemeriksaan kesahatan yang i dilakukan oleh tim medis, dipimpin dr. Lalu Rahmat Yuanda Aji yang bi asa disapa dokter Nanda itu bersama Destyana, relawan perawat yang ikut dalam ekspedisi ini. Keduanya ikut memberikan penyuluhan dan penyadartahuan mulai dari sejarah Covid, bahaya dan pentingnya menjaga kebersihan diri di situasi pandemic saat ini.
Nanda misalnya menjelaskan mengapa harus memakai masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan. Penjelasannya sederhana dan mudah dipahami oleh warga yang mengikuti penyuluhan. “Kita menyampaikan secara sederhana apa bahaya dari COOVID sehingga warga bisa paham dan menjalankannya,” jelas Nanda. Dalam penyuluhan ini juga warga turut mempertanyakan berbagai hal menyangkut wabah covid ini. Misalnya sejarah Covid yang lahir 2019 di Wuhan China. Sebenarnya Covid juga adalah turunan dari virus virus sebelumnya misalnya Sars dan mers. “Kalau orang naik haji diberikan suntikan vaksin mers itu turunannya covid,” ujar dokter nanda saat memberikan penyuluhan.

Warga juga turut mempertanyakan benar tidaknya bahaya dari virus yang saat ini menghebohkan dunia itu. Termasuk misalnya beredar informasi adanya anti covid dengan hanya berjemur. Soal kebenaran virus ini Nanda menjelaskan bahwa benar. Ada dan banyak, bahkan menimbulkan korban jiwa tidak sedikit. Bahkan sampai saat ini masih terjadi di Indonesia. Salah seorang warga Samo Rusna Kasim, mengaku, kegiatan seperti ini belum pernah ada di Kampung Samo. “Kami mendapat informasi tentang bahaya Covid-19 hanya dari berita TV dan pemberitahuan saat kami ke Ternate,” katanya. Laher Eko, salah seorang warga yang ikut dalam penyuluhan mengaku, penjelasan yang diterima masyarakat virus dan penyakit ini sangat minim. Karena itu dengan penyuluhan ini sangat berguna. Dalam pemeriksaan kesehatan warga banyak keluhan dari warga dominan terkena low back pain (LBP) atau sakit punggung akibat sering membawa beban terlalu berat. Selain itu, banyak juga yang terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) akibat sering menghirup asap kayu bakar. “ISPA dan Covid-19 sempat membingungkan masyarakat sebab gejala keduanya serupa. Namun, penyuluhan kesehatan yang ini membuat masyarakat mulai memahami sehingga mereka lebih waspada,” kata Nanda.

Sebelumnya, Direktur Eksutif Econusa Bustar Maitar yang ikut serta dalam ekspedisi ini menjelaskan, dia bersama Tim EcoNusa telah memulai perjalanan menjangkau kampung- kampung terpencil di pesisir dan pulau-pulau. Misi perjalanan ini adalah saling memberikan dukungan dan semangat bersama masyarakat akibat dampak COVID-19.
Dia bilang COVID-19 bukan saja tentang virus yang menakutkan itu, tetapi ada dampak lain yang ditimbulkan. Terutama ekonomi dan ancaman ketahanan pangan. Ini misi perjalanan kedua lebih banyak terfokus di Maluku Utara dan Maluku dengan pulau-pulau kecil. Sebagian dari kampung-kampung ini terpencil yang mungkin paling terpencil di wilayah ini. Sebagian di antaranya kampung- kampung yang wilayah hutannya paling terancam karena ekspansi pembukaan perkebunan skala besar dan tambang. Seluruhnya adalah kampung- kampung yang minim fasilitas kesehatan atau bahkan tidak ada sama sekali.
Dari Sorong Papua Barat menggunakan Kurabesi Explorer yang memiliki fasilitas memadai di dalamnya ada sukarelawan dokter, perawat, ahli dokumentasi, dan dibantu 11 crew kapal.
Menurut Bustar ada banyak orang di luar sana, terutama yang jauh dari fasilitas kesehatan atau fasilitas pendukung lainnya, butuh sentuhan. Mereka adalah kelompok rentan yang perlu mendapatkan dukungan. Walaupan jauh dari “kerumunan virus” tetapi sekali mareka terpapar taruhannya adalah nyawa sekampung karena minimnya fasilitas. Saat ini selain Virus Corona, ekonomi juga terdampak signifikan, mereka tidak bisa dengan leluasa lagi menjual hasil-hasil produksi mareka. (*)

CEO Kabar Pulau