Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Malut » Soal Sungai Sagea, Ini Hasil dari Tim Udara dan Darat

Soal Sungai Sagea, Ini Hasil dari Tim Udara dan Darat

  • account_circle
  • calendar_month Kam, 7 Sep 2023
  • visibility 282

Ahli Geologi Sarankan Tunggu Uji Lab Kimia Air

Komunitas Save Sagea yang mengawal bencana tercemarnya sungai Sagea menjelaskan bahwa  setelah tim investigas lakukan tugasnya,  di mana tim yang merupakan gabungan masyarakat pemerintah  yang turun lapangan belum punya kesimpulan apa pun. Baik yang lakukan pemantauan melalui udara dengan  heli maupun melalui perjalanan darat.

Adlun Fikri Juru bicara Komunitas Save Sagea mengungkapkan, berdasarkan laporan yang mereka terima dari tim pemantauan udara menggunakan helikopter menyebutkan bahwa laporan hasil pemantauan melalui akses udara/coper, rekomendasikan  perlu diatur kembali jadwal pertemuan. Tujuannya kata Adlun, untuk dapat menentukan titik akurat dalam mencari tahu sumber  cemaran.

Dia bilang, sesuai hasil pantauan menggunakan helikopter ada gambaran bahwa PT WBN  melakukan kegiatan bukaan jalan untuk explorasi. “Ini  sesuai dengan data citra satelit yang telah dikantongi,” katanya.  Hanya saja  terhalang jarak pandang yang terbatas maka sumber aliran air yang keruh itu tidak kelihatan. 

Begitu juga tidak ditemukan aliran air dari jalan ring WBN yang terkoneksi dengan DAS Sungai Sagea. Untuk itu maka perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk menentukan jalur-jalur mana saja yang perlu kembali didatangi.

Sementara kata Adlun berdasarkan laporan hasil tim yang melalui darat terdiri dari masyarakat lima orang, satu orang dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Halmahera Tengah dan, dua orang dari Dinas Lingkungan Hidup  Provinsi terbilang gagal mencapai titik sasaran.

Tim darat ini ditugaskan untuk melihat titik-titik yang diduga kuat menjadi penyebab tercemarnya Sungai Sagea. “Namun kendala di lapangan ketika diantar  oleh karyawan PT HSM hanya sampai di batas patok PT HSM dan PT WBN.

Menurutnya, sesuai rencana awal tim darat akan dijemput di wilayah WBN yang berbatasan langsung dengan PT HSM tapi ternyata karena masalah komunikasi. Penanggung jawab tim darat sama sekali  tidak ada komunikasi jadi akhirnya armada dari WBN  tidak berada di lokasi di saat tim darat tiba di tempat  yang akan dijemput.

 Dia bilang, ada alternatif yang dipakai oleh tim darat bisa mencapai hingga kilometer 9.  Hanya saja tidak maksimal karena cuaca, kabut, dan  rintik hujan. Akhirnya tim darat berbalik. Di lapangan yang ditemukan itu ada jalan hauling  (jalan angkut, red) PT HSM yang tersambung langsung dengan PT WBN. Lebarnya  diperkirakan  5 sampe 6 meter.

“Dari tim memang melakukan tracking jalan ini tapi tidak mencapai km 9. Hanya saja sejauh mata memandang jalan itu ada,”tambahnya. Karena itu perlu ada kesepakatan dan pembicaraan lagi agar dibentuk tim untuk mengetahui lebih jelas sumber masalah ini.  “Tim darat yang memastikan sumber pencemaran  belum maksimal sehingga belum mendapatkan kesimpulan dari pencemaran di Sungai Sagea ini,”katanya.

Emas coklat mengalir sampai jauh: Kondisi-muara-sungai-dan-laut-di-kawasan-Sagea-berwarna-emas-foto-Save-Sagea

Sementara laporan Tim investigasi menyatakan penyebab terjadinya perubahan warna air di Sungai Sagea dan Bokimaruru di Desa Sagea-Kiya, Halmahera Tengah, bukan karena dampak aktivitas pertambangan.

Tim itu terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara, DLH Halmahera Tengah, Dinas Kehutanan, dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS).

“Laporan tim yang ada di lokasi seperti itu, memang alirannya ke beberapa sungai  di Halmahera Tengah, tetapi tidak menyebutkan Sungai Bokimaruru,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara, Fachruddin Tukuboya, kepada media Rabu, (6/9/2023). (https://www.halmaheranesia.com/2023/09/06/tim-investigasi-laporan-sementara-keruhnya-sungai-sagea-bukan-karena-tambang/)

Fachruddin bilang, tim di lapangan melaporkan bahwa ada potensi terjadinya longsoran di dalam Gua Bokimaruru. “Perlu digarisbawahi bahwa ini kesimpulan sementara,” kilahnya.

Terpisah, Ketua Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara Dedi Abdulkadir Arif  mengatakan soal memastikan sumber cemarannya perlu menunggu uji sampel yang telah diambil. Kalau diperkirakan terjadi longsoran kira kira  bukti yang memperkuat longsor nya apa. Dia bilang  data   hasil uji lab kimia air dengan sampling yang tepat sesuai prosedur  dan keterwakilan luasan badan sungai akan menentukan mana penyebab cemaran sebenarnya.  “Karena itu kesimpulan nya  menunggu hasil uji lab air,” katanya saat dihubungi via hand phone Rabu (6/9/2023) malam.  (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pakativa – Dinkes Lakukan Penyuluhan Kesehatan

    • calendar_month Kam, 10 Sep 2020
    • account_circle
    • visibility 144
    • 0Komentar

    Jalannya kegiatan penyuluhan kesehatan yang digelar Paka Tiva dan Dinkes Ternate/foto Ima Paka tiva

  • SYUKURAN WISUDA

    • calendar_month Ming, 19 Mar 2023
    • account_circle
    • visibility 295
    • 0Komentar

    Wisuda sarjana yang dilaksanakan Universitas Khairun Ternate pada 18/3/2023

  • Gorengan Tak Baik untuk Buka Puasa

    • calendar_month Sel, 4 Apr 2023
    • account_circle
    • visibility 174
    • 3Komentar

    Gorengan menjadi menu favorit bagi sebagian besar orang sebagai santapan berbuka puasa. Dikutip dari (https://www.ugm.ac.id/id/berita/23594-  Dietisien FKKMK UGM, Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD  tidak menyarankan gorengan dikonsumsi sebagai menu buka puasa. Pakar-UGM itu  mengungkapkan,  alasannya bahwa  gorengan-tak-baik-untuk-buka-puasa sehingga sangat tidak direkomendasikan untuk berbuka. Hal ini  karena komposisinya dominan karbohidrat dan lemak tidak sehat.   […]

  • Suara Kaum Disabilitas dari Ternate untuk Keadilan Iklim Dunia

    • calendar_month Ming, 31 Agu 2025
    • account_circle
    • visibility 518
    • 0Komentar

    Dampak perubahan iklim  bisa menghantam berbagai kelompok. Tidak hanya petani, nelayan, kaum buruh, perempuan dan anak-anak. Salah satu yang turut merasakan  hasil dari proses industrialisasi itu adalah kaum difabel/disabilitas. Sebagai kelompok yang memiliki kebutuhan khusus mereka sangat terdampak dengan  perubahan iklim yang terjadi saat ini. Apalagi untuk mereka yang berada di pesisir dan pulau-pulau seperti […]

  • Warga Bahalo Sagu di Festival Kampung Pulau

    • calendar_month Sel, 27 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 167
    • 0Komentar

    Meremas pokok sagu yang dipukul atau orang kampung menyebutnya dengan Oro untuk mendapatkan tepung sagu/foto hiar

  • Bawa Program Konservasi Air Tanah dan Energi, BesaMacahaya Hadir di City Sanitation Summit 

    • calendar_month Ming, 31 Agu 2025
    • account_circle
    • visibility 291
    • 1Komentar

    City Sanitation Summit  (CSS) merupakan agenda nasional tahunan yang diselenggarakan Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI). Tahun ini merupakan yang ke-23, sementara  penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah Kota Ternate. CSS XXIII  bertema Sanitasi berkelanjutan melalui partisipasi dan inovasi pengelolaan sampah berbasis kota pulau itu turut digelar beberapa kegiatan. Salah satunya rangkaian kegiatan   Festival Sanitasi, Budaya dan UMKM yang berlangsung di Benteng Oranje 29-hingga […]

expand_less