Ahli Geologi Sarankan Tunggu Uji Lab Kimia Air
Komunitas Save Sagea yang mengawal bencana tercemarnya sungai Sagea menjelaskan bahwa setelah tim investigas lakukan tugasnya, di mana tim yang merupakan gabungan masyarakat pemerintah yang turun lapangan belum punya kesimpulan apa pun. Baik yang lakukan pemantauan melalui udara dengan heli maupun melalui perjalanan darat.
Adlun Fikri Juru bicara Komunitas Save Sagea mengungkapkan, berdasarkan laporan yang mereka terima dari tim pemantauan udara menggunakan helikopter menyebutkan bahwa laporan hasil pemantauan melalui akses udara/coper, rekomendasikan perlu diatur kembali jadwal pertemuan. Tujuannya kata Adlun, untuk dapat menentukan titik akurat dalam mencari tahu sumber cemaran.
Dia bilang, sesuai hasil pantauan menggunakan helikopter ada gambaran bahwa PT WBN melakukan kegiatan bukaan jalan untuk explorasi. “Ini sesuai dengan data citra satelit yang telah dikantongi,” katanya. Hanya saja terhalang jarak pandang yang terbatas maka sumber aliran air yang keruh itu tidak kelihatan.
Begitu juga tidak ditemukan aliran air dari jalan ring WBN yang terkoneksi dengan DAS Sungai Sagea. Untuk itu maka perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk menentukan jalur-jalur mana saja yang perlu kembali didatangi.
Sementara kata Adlun berdasarkan laporan hasil tim yang melalui darat terdiri dari masyarakat lima orang, satu orang dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Halmahera Tengah dan, dua orang dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi terbilang gagal mencapai titik sasaran.
Tim darat ini ditugaskan untuk melihat titik-titik yang diduga kuat menjadi penyebab tercemarnya Sungai Sagea. “Namun kendala di lapangan ketika diantar oleh karyawan PT HSM hanya sampai di batas patok PT HSM dan PT WBN.
Menurutnya, sesuai rencana awal tim darat akan dijemput di wilayah WBN yang berbatasan langsung dengan PT HSM tapi ternyata karena masalah komunikasi. Penanggung jawab tim darat sama sekali tidak ada komunikasi jadi akhirnya armada dari WBN tidak berada di lokasi di saat tim darat tiba di tempat yang akan dijemput.
Dia bilang, ada alternatif yang dipakai oleh tim darat bisa mencapai hingga kilometer 9. Hanya saja tidak maksimal karena cuaca, kabut, dan rintik hujan. Akhirnya tim darat berbalik. Di lapangan yang ditemukan itu ada jalan hauling (jalan angkut, red) PT HSM yang tersambung langsung dengan PT WBN. Lebarnya diperkirakan 5 sampe 6 meter.
“Dari tim memang melakukan tracking jalan ini tapi tidak mencapai km 9. Hanya saja sejauh mata memandang jalan itu ada,”tambahnya. Karena itu perlu ada kesepakatan dan pembicaraan lagi agar dibentuk tim untuk mengetahui lebih jelas sumber masalah ini. “Tim darat yang memastikan sumber pencemaran belum maksimal sehingga belum mendapatkan kesimpulan dari pencemaran di Sungai Sagea ini,”katanya.
Sementara laporan Tim investigasi menyatakan penyebab terjadinya perubahan warna air di Sungai Sagea dan Bokimaruru di Desa Sagea-Kiya, Halmahera Tengah, bukan karena dampak aktivitas pertambangan.
Tim itu terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara, DLH Halmahera Tengah, Dinas Kehutanan, dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS).
“Laporan tim yang ada di lokasi seperti itu, memang alirannya ke beberapa sungai di Halmahera Tengah, tetapi tidak menyebutkan Sungai Bokimaruru,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara, Fachruddin Tukuboya, kepada media Rabu, (6/9/2023). (https://www.halmaheranesia.com/2023/09/06/tim-investigasi-laporan-sementara-keruhnya-sungai-sagea-bukan-karena-tambang/)
Fachruddin bilang, tim di lapangan melaporkan bahwa ada potensi terjadinya longsoran di dalam Gua Bokimaruru. “Perlu digarisbawahi bahwa ini kesimpulan sementara,” kilahnya.
Terpisah, Ketua Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara Dedi Abdulkadir Arif mengatakan soal memastikan sumber cemarannya perlu menunggu uji sampel yang telah diambil. Kalau diperkirakan terjadi longsoran kira kira bukti yang memperkuat longsor nya apa. Dia bilang data hasil uji lab kimia air dengan sampling yang tepat sesuai prosedur dan keterwakilan luasan badan sungai akan menentukan mana penyebab cemaran sebenarnya. “Karena itu kesimpulan nya menunggu hasil uji lab air,” katanya saat dihubungi via hand phone Rabu (6/9/2023) malam. (*)
CEO Kabar Pulau