Breaking News
light_mode
Beranda » Headline » Suarakan Regulasi PRL di Forum Internasional Lewat Zonasi

Suarakan Regulasi PRL di Forum Internasional Lewat Zonasi

  • account_circle
  • calendar_month Ming, 25 Mei 2025
  • visibility 472

Penataan ruang laut  (PRL) adalah dasar dari seluruh pemanfaatan ruang yang ada di wilayah pesisir dan laut, agar tercipta keselarasan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian ekosistem pesisir dan laut. Ini adalah salah satu  komitmen  Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal ini  disampaikan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan mewakili Indonesia  dalam  forum internasional Our Ocean Conference (OOC) dan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang berlangsung di Busan, Korea Selatan April 2025 baru-baru ini. Pihak KKP melaporkan  mengelola  laut secara berkelanjutan melalui 5 program prioritas.

Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut, Kartika Listriana menyampaikan komitmen mengenai penataan ruang laut melalui regulasi rencana zonasi (RZ)  Regulasi itu meliputi Rencana Zonasi Antar Daerah, Rencana Zonasi Kawasan Strategis  Nasional, Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu. Menurutnya, penataan ruang laut yang berkelanjutan merupakan kunci mewujudkan ketahanan laut, melestarikan lingkungan laut, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Integrasi tata ruang laut sangat penting untuk memastikan bahwa pemanfaatan laut dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi semua pihak, termasuk masyarakat pesisir dan generasi mendatang,” tegasnya.

Selain komitmen mengenai regulasi rencana zonasi, Indonesia juga menyampaikan lima komitmen lain termasuk memperkuat pengelolaan karbon biru melalui skema menghitung cepat nilai karbon biru padang lamun di 20 kawasan konservasi laut, menginisiasi Blue Carbon Network and Database, memperkuat kolaborasi dan kerja sama di forum internasional, memformulasikan kebijakan pengelolaan karbon biru hingga pedoman penghitungan nilainya. Selanjutnya yang masih dikerjakan KKP di tahun ini yakni menetapkan 200.000 hektare Kawasan Konservasi Laut baru. Kemudian akan menaikkan skor efektivitas pengelolaan kawasan konservasi laut sebesar rata-rata 5% dari skor tahun 2024.

“Kami juga telah melaksanakan pilot project  pembangunan Kampung Budi Daya Rumput Laut di Wakatobi yang akan disusul di Maluku, dan Rote Ndao sebagai implementasi perikanan berkelanjutan. Serta akan membangun ocean monitoring system dan 15 kawasan konservasi perairan (marine protected area) hingga tahun 2027,” ungkap Kartika.

Di Indonesia sendiri, tata kelola kelautan dan perikanan berkelanjutan berlandaskan prinsip ekonomi biru. Dengan pendekatan tersebut, Indonesia telah merancang perluasan kawasan konservasi laut, menerapkan kebijakan pengkapan ikan berbasis kuota, mendorong penguatan budidaya berkelanjutan, mengawasi pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta mengentaskan persoalan sampah di laut dengan melibatkan para nelayan. Di sisi lain, juga dilakukan penguatan kualitas sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan.

“Implementasinya butuh kerjasama dan kolaborasi lintas sektor. Oleh karena itu kami mendorong kolaborasi dan kerja sama regional yang kuat, inklusif dan responsif dalam penyelesaian masalah-masalah utama seperti dampak perubahan iklim, polusi laut dan IUU Fishing, penguatan infrastruktur digital, peningkatan kapasitas dan penerapan penataan ruang laut berkelanjutan,” jelas Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Hendra Yusran Siry.

Implementasi ekonomi biru di Indonesia juga mengedepankan kearifan lokal, pengarusutamaan gender, pemberdayaan perikanan skala kecil, partisipasi masyarakat, pelibatan penyuluh. Hal ini penting untuk menciptakan industri perikanan dari hulu sampai hilir yang berkelanjutan dan inklusif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.

Our Ocean Conference (OOC) merupakan forum pengelolaan laut global dengan menyatukan unsur pemerintah, organisasi internasional, swasta dan sipil (akademisi, organisasi internasional, NGO, filantropi, influencer, dan kaum muda). Indonesia telah berpartisipasi pada OOC sejak tahun 2016, dan pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan OOC ke-5 di Bali, 29-30 Oktober 2018 lalu.

OOC ke-10 mengangkat tema ‘Our Ocean, Our Action’ untuk menggalakkan aksi global demi lautan yang berkelanjutan. Tema yang diangkat adalah perubahan iklim, Ekonomi Biru, Perikanan Berkelanjutan, Kawasan Konservasi, Polusi Laut, Keamanan Laut, dan Digital Oceans.

Sedangkan APEC merupakan forum kerja sama regional yang bertujuan mewujudkan pertumbuhan dan kesejahteraan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik. Adanya Pertemuan Tingkat Menteri Kelautan dan Perikanan pada APEC di Busan menunjukkan bahwa sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor prioritas di kawasan Asia-Pasifik.

Kawasan Pantai Kelurahan Mayau yang setiap saat selalu diwarnai kondisi cuaca tak bersahabat foto M Ichi

The 5th APEC Ocean-Related Ministerial Meeting (AOMM-5) dihadiri 21 Anggota (APEC tidak memakai istilah negara) yang bertujuan untuk bertukar pandangan dan menegaskan kembali komitmen anggota terkait peningkatan ketahanan laut, promosi penangkapan ikan dan budidaya berkelanjutan, kerja sama regional serta mendorong pembangunan sektor KP yang inklusif dan berkelanjutan.

Pertemuan AOMM-5 telah menghasilkan Chair Statement yang dibacakan Menteri Kelautan dan Perikanan Korea, Kang Do-Hyung dengan menekankan kerja sama regional dalam menangani pencemaran laut, kesiapsiagaan bencana, perikanan keberlanjutan dan budidaya perikanan, serta menyepakati Peta Jalan Peningkatan Ketahanan Laut APEC (APEC Ocean Resilience Enhancement Roadmap), sebuah kerangka kerja yang bertujuan meningkatkan manajemen risiko bencana dan memperkuat ketahanan regional. Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya penataan ruang laut untuk menjaga kelestarian ekosistem, kehidupan sosial masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

*sumber: rilis KKP

 

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ini Potensi Keanekaragaman Hayati Tiga TWP di Malut (1)

    • calendar_month Kam, 30 Jul 2020
    • account_circle
    • visibility 190
    • 0Komentar

    Delapan kawasan konservasi perairan (KKP) yang diusulkan Pemerintah  Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Kelautan dan Perikanan  (DKP), tiga diantaranya telah  ditetapkan  oleh Menteri  Kelautan dan  Perikanan (MKP) menjadi Taman Wisata Perairan (TWP).  Penetapan ini melalui  Keputusan  Menteri   Kelautan  dan Perikanan  Republik  Indonesia   10 Juni 2010 lalu di Jakarta. Pertama, Pulau Mare dan Perairan Sekitarnya. Penetapan […]

  • Perkici dada-merah Sangat Terancam

    • calendar_month Kam, 29 Apr 2021
    • account_circle
    • visibility 237
    • 0Komentar

    Nuri Ternate yang dilepasliarkan setelah di tempatkan di kandang transit Ternte

  • Mtu Mya Halteng, Destinasi Eksotis yang Terancam Abrasi

    • calendar_month Ming, 17 Jan 2021
    • account_circle
    • visibility 383
    • 0Komentar

    Hamparan pasir putih menghiasi pulau kecil berukuran sekira 70  meter  persegi itu. Di kiri kanannya terlihat  laut biru tosque dan terumbu karang yang sebagian sudah mulai mulai mati. Pulau tersebut tak lagi berpohon. Pohon yang dulu rindang dan tumbuh lebat di ekosistem pantai ini, telah mati. Baru ada beberapa pohon ditanam kembali oleh warga dan […]

  • Tersedia Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim

    • calendar_month Kam, 26 Okt 2023
    • account_circle
    • visibility 210
    • 1Komentar

    Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo telah membuka bursa karbon nasional di Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka mengantisipasi minat masyarakat yang tinggi terhadap perdagangan karbon, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, meresmikan Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon (RK2IK) di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta (23/10) lalu dalam rangka mendukung pencapaian target Nationally […]

  • BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi

    • calendar_month Rab, 16 Des 2020
    • account_circle
    • visibility 161
    • 0Komentar

    Badan Meteorologi  Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate mengeluarkan peringatan kepada masyarakat Kota Ternate dan Maluku Utara umumnya, agar selalu  waspada dengan kondisi cuaca  beberapa hari ini. Kepala BMKG Ternate Joko Sumardiono melalui rilis  yang dikirim ke kabarpulau.co.id/ menyampaikan bahwa   umumnya hujan ringan di sebagian besar wilayah Maluku Utara dengan potensi hujan sedang-lebat di wilayah Taliabu. […]

  • Ekonomi dan SDA Morotai Berbasis Lingkungan akan Dibedah Bersama

    Ekonomi dan SDA Morotai Berbasis Lingkungan akan Dibedah Bersama

    • calendar_month Ming, 15 Jul 2018
    • account_circle
    • visibility 144
    • 0Komentar

    Untuk menggagas model pembangunan ekonomi dan pengelolaan sumberdaya alam secara partisipatif  dan berbasis lingkungan, diperlukan semua pihak duduk bersama..  Dalam  upaya itu,  direncanakan  akan  digelar kegiatan  bertajuk Sarasehan dan Rembuk Rakyat Morotai yang rencana  dilaksanakan 18 hingga  9 Agustus 2018  mendatang di public space Taman Kota Daruba Morotai. Kegiatan yang  rencana dilaksanakan selama 2 hari […]

expand_less