Dari Terumbu Karang hingga Fauna Kharismatik
Laut Pulau Ternate memiliki kaneakaragaman hayati yang luar biasa. Tidak hanya jenis terumbu karang dan ikan kecil, tetapi juga satwa laut kharismatik. Di kawasan laut ini juga ada hewan laut endemic seperti hiu berjalan.
Di beberapa lokasi di laut pulau Ternate ditemukan beberapa jenis satwa kharismatik laut seperti hiu paus. Ada juga oceanic manta, dugong, lumba-lumba dan hiu.
Di kawasan laut Taman Nukila di pusat kota Ternate misalnya, banyak ditemukan hiu berjalan atau walking shark. Hewan nocturnal yang biasa ke luar mencari makan di malam hari ini, terbilang banyak karena bisa ditemukan di laut ini siang hari. Tidak itu saja ukurannya juga terbilang besar.
Sementara di laut kawasan wisata Kasetela sering kali ditemukan dugong bermain oleh para penyelam. Beberapa diver berulangkali menemukan dugong melintasi dan makan di kawasan laut tersebut.
Begitu juga di kawasan wisata Jikomalamo Ternate yang berada di bagian barat Pulau Ternate, seringkali ditemukan hiu paus, oceanic manta, lumba lumba dan penyu.
Untuk hewan- hewan kharismatik, pada 2020 lalu di kawasan laut Jiko Malamo karena muncul udang kril yang merupakan jenis crustacea, ikut menarik pula 3 ekor hiu paus makan dan bermain di kawasan laut tersebut. Bahkan beberapa penyelam yang sempat melakukan aktivitas diving di kawasan tersebut bermain- main dengan hewan laut ini dan diabadikan melalui foto dan video. Tidak itu saja ikut juga ditemukan oceanic manta yang makan kril dan bermain di kawasan laut Jikomalamo.
Sahmar Ishak salah satu diver yang menyaksikan langsung hiu paus dan oceanic manta di kawasan laut Jikomalamo bercerita, di laut Ternate ini selain banyak jenis ikan karang juga hewan hewan laut kharismatik, seringkali muncul. Satwa dilindungi ini cari makan di laut ini. “Karena di sini tempat mencari makanya tentu dia juga memiliki tempat bermain yang tidak akan berpindah pindah. Hewan hewan ini paling jauh bermain kurang lebih 2 mil dari kawasan ini. Jadi hiu paus ini bermain di tengah bukan di daerah teluknya. Begitu juga untuk oceanic manta sebagai fauna penjelajah mungkin saja ada di situ karena mencari makan setelah itu pergi. Bahkan di kawasan ini juga seringkali ditemukan lumba lumba yang lewat dan bermain.
“Karena kaya keanekaragamanhayati laut maka perlu ada perlindungan kawasan lautnya. Saat ini kawasan laut Ternate tidak masuk kawasan konservasi perairan (KKP). Hal ini akan sangat rawan,” katanya.
Karena itu dia mengimbau Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara yang memiliki kewenangan hingga 12 mil laut maka perlu segera memikirkan dan memasukan kawasan laut Ternate sebagai kawasan konservasi.
Dia bilang, contoh saja di kawasan laut Taman Nukila saat ini banyak hiu berjalan, tetapi tidak masuk kawasan konservasi sehingga terancam oleh mereka yang menangkap ikan, maupun aktivitas lainnya. Contoh lain katanya di kawasan laut Pulau Hiri juga terdapat tempat bermain ikan duyung yang perlu dilindungi. Karena itu tidak ada alasan tidak memasukan kawasan laut Ternate dan sekitarnya sebagai kawasan konservasi perairan (KKP). “Kita berharap soal ini bisa direspon oleh DKP Provinsi dan instansi terkait lainnya agar laut dan keanekaragaman hayatinya bisa terlindungi,” katanya.
Selain berbagai jenis ikan dan hewan kharismatik, kekayaan laut lainnya adalah terumbu karang. Menurut Pusat Penelitian Oseanografi LIPI melalui risetnya pada tahun 2012 di Perairan Ternate, Tidore dan sekitarnya memiliki kekayaan hayati laut yang tinggi dan dapat dipastikan bahwa perairan ini merupakan bagian dari pusat kekayaan keanekaragaman laut dunia.
Berdasarkan data Pusat Oseanografi LIPI terumbu karang di perairan Ternate, Tidore dan sekitarnya memiliki keanekaragaman karang relatif tinggi. Setidaknya berhasil dijumpai 144 jenis, yang termasuk dalam 44 marga dan 17 suku. (*)
CEO Kabar Pulau