Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Tiga Isu Fokus ICMI untuk Masa Depan Malut

Tiga Isu Fokus ICMI untuk Masa Depan Malut

  • account_circle
  • calendar_month Sel, 24 Okt 2023
  • visibility 246

Ada banyak persoalan di bidang lingkungan yang menghantui dunia saat ini. Beberapa di antaranya  adalah dampak perubahan iklim (climate change) dan problem pangan. Sementara kepedulian public terhadap dua persoalan ini masih masih terbilang minim. Karena itulah  Organisasi Wilayah (ORWIL) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Maluku Utara menjadikan dua isyu ini    didorong  ke tengah masyarakat dan pemerintah  agar diperhatian sekaligus menjadi core ketika membuat kebijakan.  Setidaknya hal ini, menjadi tema pembicaraan ketika Pengurus ICMI Malut bertandang ke Kedaton Kesultanan Tidore  dan bertemu langsung Sultan Tidore Husain Sjah pada Selasa (17/10/2023) lalu.

Ketua Orwil ICMI Malut Dr Kasman Ahmad bersama sekretaris Dr Herman Oesman dan beberapa pengurus saat  diskusi terbatas dengan Sultan di pendopo kedaton kesultanan Tidore, sebelum menghadiri pelantikan ICMI Kota Tidore Kepulauan,  menyampaikan bahwa  ada  sejumlah soal besar  terutama di bidang lingkungan sepertinya luput dari perhatian  para pihak. Karena itu ICMI  menjadikan masalah  tersebut sebagai konsen penting.

Bertepatan dengan kegiatan  ICMI Annual Meeting yang rencana dilaksanakan di Ternate  pada  26 sampai 28 November  nanti  dan dihadiri Orwil ICMI di seluruh Indonesia hal ini menjadi tema utama.   “Ada sejumlah isu besar tetapi kami fokuskan pada isyu lingkungan secara umum, isu perbahan iklim dan persoalan pangan. Ini  menjadi isyu utama didorong untuk dibahas dalam ICMI Annual Meeting nanti,” jelas Kasman.

Menurut dia, persoalan ini begitu serius terutama di Maluku Utara yang mayoritas berada di pulau pulau kecil. Sejumlah persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat di Halmahera, Obi dan pulau lainnya karena adanya eksploitasi tambang. Ini mesti menjadi perhatian serius semua pihak terutama ICMI yang berisikan insane intelektual.

Dia bilang, ada ancaman serius yang dihadapi masyarakat terutama soal air, kesehatan maupun social ekonomi yang akan semakin dirasakan.  Hal ini di masa depan akan semakin berat.  Karena itu perlu mendapat perhatian.  

Tidak itu saja, persoalan lain yang tidak kalah penting adalah dampak perubahan iklim yang begitu nyata terjadi. Bahkan sudah dirasakan masyarakat di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. “Masalah  ini nyata di tengah tengah kita,” ujarnya.  

Masalah perubahan iklim yang dihadapi masyarakat di Pulau kecil cukup nyata. Gelombang yang menghantam berbulan bulan menyulitkan warga di Pulau Mayau Kecamatan Batang Dua ini kadang sulit bepergian dengan kapal. foto M Ichi

Ketiga yang tidak kalah penting dihadapi Indonesia dan dunia saat adalah persoalan pangan. Hari hari ini karena persoalan pangan, misalnya  beras mahal lalu pemerintah meminta masyarakat mengkonsumsi pisang, sagu maupun pangan lainnya.

“Ini adalah fakta yang hari ini tidak bisa  kita nafikan. Karena itulah sudah saatnya semua pihak perlu didorong agar lebih peduli pada soal ini.  Maluku Utara yang wilayahnya berada di pulau pulau kecil menghadapi tiga problem itu sekaligus.  Keterancamannya cukup serius,” jelasnya.

Soal pangan misalnya, pulau pulau tidak punya cadangan pangan cukup saat menghadapi peristiwa ekstrem. Harapannya Halmahera tetapi ketika lahan lahan produktif petani sudah dikuasai tambang   maka harapan agar petani bisa menanam tidak bisa lagi.

Di tempat yang sama Sultan  Husain Sjah, berbicara soal penyelamatan lingkungan di Maluku Utara. Dia sedikit menyentil soal nasib Halmahera di masa depan. Terutama dampak tambang terhadap masyarakat dan lingkungan  yang mereka tinggali. Dia bilang, ada masalah strategis terkait lingkungan di Halmahera dan beberapa pulau lainnya yang perlu diberi perhatian. Dia juga  menyentil soal suara suara untuk kembali memekarkan Halmahera menjadi provinsi. “Silakan itu hak semua orang tetapi perlu memperhatikan persoalan stratagis lingkungan di Pulau Halmahera. Per hari hari ini persoalan tanah, air dan banyak masalah social dihadapi masyarakat. Saya tantang mereka yang teriak teriak itu apa tidak punya izin-izin tambang,” katanya.

Diskusi yang berlangsung kurang lebih satu jam itu turut membahas politik electoral terutama Pemilu 2024  yang semakin dekat. Usai diskusi tersebut kegiatan ICMI dilanjutkan dengan pelantikan Pengurus ICMI Kota Tidore Kepulauan yang dipimpin Orwil ICMI Maluku Utara. ICMI Kota Tidore Kepulauan dinakhodai oleh Yusuf Kamis yang juga dosen ISIPOL di Unversitas Nuku Tidore. (*)  

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kemandirian Desa Jangan jadi Nyanyian

    • calendar_month Sen, 23 Nov 2020
    • account_circle
    • visibility 139
    • 0Komentar

    Catatan dari Sekolah Transformasi Sosial  (STS) di Desa Samo Halmahera Selatan Desa harus benar– benar mandiri. Mampu menghidupi warganya. Baik pangan  maupun energi. Desa juga harus menjadi basis berbagai program pembangunan yang dijalankan pemerintah. Bahwa kemandirian desa bukan sebuah nyanyian atau slogan. Bukan  nyanyi kepiluan untuk orang kampong. Dia adalah pengejawantahan kerja kerja riil yang  dilakukan […]

  • Hari Air Sedunia Warga Gelar Ritual Sigofi Ake

    • calendar_month Sel, 22 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 167
    • 0Komentar

    Bagian dari Upaya Konservasi Ake Gaale Selasa 22 Maret 2022 hari ini, menjadi momentum penting memperingati Hari Air Sedunia. Di berbagai belahan bumi, masyarakat  atau komunitas memperingati hari air dengan berbagai kegiatan, baik ceremony maupun aksi nyata.   Di Ternate Maluku Utara  terutama masyarakat yang bermukim di sekitar sumber mata air Ake Gaale di Kelurahan […]

  • Pulau-pulau Makin Terancam Sampah Plastik

    • calendar_month Sab, 19 Nov 2022
    • account_circle
    • visibility 365
    • 0Komentar

    Kawasan Pasir Putih di Morotai Tertutupi Sampah Pulau-pulau di Maluku Utara saat ini sangat terancam dengan sampah. Terutama sampah yang masuk ke laut  dan kemudian kembali ke pantai.  Ada beragam jenis sampah ditemui di tepi pantai. Plastic terutama kantong kresek, botol bekas minuman, sachet  berbagai makanan ringan dan beragam kebutuhan lainnya. Tidak itu saja ada […]

  • JustCOP Kritik Second NDC Indonesia: Minim Partisipasi, Lemah Substansi dan Komitmen terhadap Krisis Iklim

    • calendar_month Sab, 25 Okt 2025
    • account_circle
    • visibility 87
    • 0Komentar

    Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup menggelar Konsultasi Second Nationally Determined Contribution (SNDC) Indonesia, pada Kamis, 23  Oktober 2025 di Jakarta. Acara yang digelar tersebut lebih layak disebut sebagai sosialisasi SNDC Indonesia ketimbang konsultasi sebab publik tidak mempunyai  kesempatan yang adil dan bermakna dalam penyusunan SNDC yang akan disetorkan  menjelang perhelatan Conference of the Parties (COP)30- […]

  • Bersih Pantai, Monitoring Karang dan Tanam Mangrove

    • calendar_month Sab, 30 Okt 2021
    • account_circle
    • visibility 179
    • 0Komentar

    Aksi FPIK Unkhair di Hari Sumpah Pemuda   Salah satu persoalan yang cukup mengkhawatirkan di bidang lingkungan terutama di kawasan laut Pulau Ternate, adalah sampah. Lebih lebih untuk sampah plastik. Hasil  temuan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun Ternate menunjukan, sampah plastik   yang diproduksi masyarakat Kota Ternate dan sekitarnya sudah sangat miris.    […]

  • Bangun IPAH di Pulau Kecil dan Terluar

    • calendar_month Rab, 30 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 221
    • 0Komentar

    Besa Ma Cahaya Bangun 6 Unit di Kecamatan Batang Dua Kota Ternate Besa Macahaya dalam bahasa Ternate berarti cahaya hujan  adalah  komunitas  yang bergerak dalam gerakan panen air hujan. Gerakan ini dinamai Sedekah Air Hujan. Melalui donasi dari berbagai pihak lembaga ini sudah membantu warga di beberapa pulau di Maluku Utara.   Sampai saat ini, Besa […]

expand_less