Akibat Tambang Nikel, Pesisir dan Sawah di Halmahera Timur Tercemar
- account_circle Redaksi
- calendar_month 11 jam yang lalu
- visibility 17

Persawahan dan kawasan pesisir Subaim Kecamatan Wasile Halmahera Timur Maluku Utara sangat terancam akibat aktivitas pertambangan nikel. Secara kasat mata, pantai yang harusnya berpasir, kini menjadi genangan lumpur. Lumpur tambang dan air laut yang berubah warna kecoklatan terjadi pada Minggu, (23/11/2025). Beberapa waktu belakangan ini tak hanya pesisir tapi juga lahan sawah hingga sungai sebagai sumber hidup warga ikut tercemar. Oktober lalu,sebagian besar lahan sawah penuh lumpur dan air saluran irigasi tak dapat digunakan untuk aktivitas pertanian. “Pencemaran Sungai Muria Desa Bumi Restu dan pesisir Subaim bukan kali pertama. Sudah berulangkali. Sebelumnya aktivitas tambang mencemari areal pertanian dan perikanan warga ,”kata Arman Ebit warga Subaim Senin (24/11/2025) lalu. Menurutnya, dugaan pencemaran di pesisir Subaim dan wilayah pertanian warga dipastikan disebabkan akitivitas pertambangan di hulu sungai. Akibatnya saat hujan dan banjir air membawa lumpur dan masuk ke pekarangan, irigasi dan merembet sampai ke pesisir seperti yang terjadi sekarang. “Kasus ini sudah berulang kali. Bahkan sebelum ada PT Jaya Abadi Semesta (JAS) beroperasi.Saat itu ada Alam Raya Abadi (PT ARA) juga terjadi hal yang sama,” tandasnya. Arman yang juga Ketua Karang Taruna Desa Subaim itu mengaku, pencemaran dari PT JAS sudah dua kali. Kejadian itu sekira Juli lalu dan November ini. Tingkat ketebalan lumpur di pesisir sekira 10 sampai 20 cm. “Ini pencemaran paling buruk. Material tambang mencemari ruang hidup warga seperti sawah, kebun kelapa, irigasi, laut dan hutan mengrove,” cecarnya.

- Penulis: Redaksi
