Breaking News
light_mode
Beranda » Lingkungan Hidup » Kelola Hutan Bersama Masyarakat Bermanfaat Bagi Kelestarian

Kelola Hutan Bersama Masyarakat Bermanfaat Bagi Kelestarian

  • account_circle
  • calendar_month Rab, 4 Jul 2018
  • visibility 160

Sumber daya hutan telah terbukti memberikan kehidupan dan sumber penghidupan bagi semua. Selain manfaat jangka pendek berupa kayu, hutan juga memberikan manfaat jangka panjang yang sangat beragam, seperti sumber tanaman obat-obatan, jasa lingkungan air, iklim mikro, mikroba, jamur, penjaga keseimbangan air permukaan-air tanah, menjaga kesuburan lahan, pencegahan banjir, tanah longsor, habitat satwa liar, yang mewakili lebih dari 95% nilai manfaat sumber daya hutan.


Dengan demikian, pengelolaan hutan bersama masyarakat di sekitar hutan, yang  bergantung kepada sumber daya hutan, merupakan alternatif nyata dan telah terbukti membawa kelestarian dan manfaat lainnya. Ini juga sekaligus  meningkatkan harkat martabat masyarakat desa pinggir hutan, termasuk masyarakat (hukum) adat. Setidaknya pembahasan ini mengemuka dalam kegiatan  Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I Angkatan XXXVIII Lembaga Administrasi Negara.

Dalam kegiatan ini Wiratno salah satu peserta kegiatan  melakukan  kajian  dan merumuskan  kebijakan pengelolaan hutan bersama masyarakat  dalam sebuah policy brief yang diserahkan kepada Menteri KLHK Sitti Nurbaya Bakar.  Policy Brief  berjudul “Masyarakat Mampu Mengurus Hutan itu disampaikan kepada Menteri Selasa (3/7) dengan berisi   sembilan usulan perbaikan kebijakan  percepatan capaian kinerja perhutanan social. Baik di hutan produksi, hutan lindung, dan di hutan konservasi.

Menurutnya Peraturan Pemerintah tentang perhutanan sosial; Sosialisasi program lintas kementerian; kolaborasi program bersama Coaching Clinic; Skema pendanaan di provinsi; Pemetaan pendanaan multipihak untuk membangun komitmen; Membangun UPT Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, di tiap provinsi dan SDM; Program pendampingan dan penyuluhan terpadu; Desentralisasi perizinan perhutanan sosial di provinsi; dan Perhutanan sosial di hutan konservasi.

Sebagaimana rilis yang disampaikan  Kementerian KLHK  bahwa  keberhasilan program pro-rakyat ini  bukan hanya menjadi tanggungjawab KLHK   namun juga perlunya kerja lintas Eselon I di KLHK, dan kerja-kerja lintas kementerian. Termasuk  adanya dukungan dari masyarakat sipil, aktivis, lembaga donor, LSM, tokoh-tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh agama.  Wiratno yang juga menjabat Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK turut menyerahkan policy  brief  itu kepada Menteri KLHK Sitti Nurbaya di Jakarta. Sementara Menteri Siti dalam kesempatan itu menyampaikan  terima kasih dan penghargaan terpilihnya subyek  KLHK dalam penyusunan tugas akhir peserta pelatihan ini. “Policy brief yang dihasilkan sangat relevan, dan diharapkan melahirkan regulasi-regulasi baru”, tuturnya. 

itu Menteri Siti menyampaikan  bahwa ada tiga hal yang menjadi catatan terkait konteks kebijakan. Pertama, peran pemerintah dan key problem di lingkup KLHK; Kedua, Governance dan konsep environmental governance; Serta  terakhir, konteks partisipasi.

Terkait   contoh dan dikaji dalam policy brief ini antara lain  pengelolaan ekowisata di Tangkahan, Desa Namo Sialang dan Sei Serdang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara; Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan Kulonprogo yang lebih terkenal sebagai Desa Wisata Kalibiru; pengelolaan Repong Damar di Lampung; serta pengelolaan Hutan Adat Ammatoa Kajang di Bulukumba, Sulawesi Selatan. 

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Wisata Danau di Halmahera Ini Layak Dikunjungi

    • calendar_month Sel, 15 Des 2020
    • account_circle
    • visibility 342
    • 0Komentar

    Cerita dari  Ekspedisi Cinta Talaga  Rano   Wilayah Maluku Utara yang berada di kawasan  ring of fire atau cincin api, ternyata memiliki beberapa keistimewaan. Salah satunya, dari aktivitas vulkanis gunung api , ikut memunculkan  danau  di sekitarnya.  Danau yang ada menjadi potensi wisata yang sangat menjanjikan.  Data yang dirilis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan […]

  • Fenomena Meluapnya Air Laut hingga Daratan

    • calendar_month Ming, 5 Des 2021
    • account_circle
    • visibility 301
    • 1Komentar

    Aksi nekat seorang anak muda yang menantang ombak ketika terjadi terjangan ombak di kawasan pantai Falajawa

  • Cerita Kehancuran Pulau  di Halmahera dan Sulawesi Hadir Dalam Diskusi COP di  Brazil

    Cerita Kehancuran Pulau  di Halmahera dan Sulawesi Hadir Dalam Diskusi COP di  Brazil

    • calendar_month Sab, 15 Nov 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 97
    • 0Komentar

    Nikel jadi Sumber Kehancuran Ruang Masayarakat Adat  Di tengah  gegap gempita janji-janji iklim yang digaungkan para pemimpin dunia dalam ruang-ruang negosiasi COP30 di Belém, Brazil, nasib banyak Masyarakat Adat justru kian terancam oleh ambisi transisi energi global. Dalam diskusi side event COP30 Centering Justice and Responsible Critical Minerals Governance di Ford Foundation Pavilion, suara-suara masyarakat […]

  • Laut Malut, Kuburan Bagi Mamalia Laut?

    • calendar_month Rab, 8 Mar 2023
    • account_circle
    • visibility 208
    • 0Komentar

    Bangkai-Paus-yang-mulai-hancur-dan-menmbulkan-bau-menyengat-di-Morotai-beberapa-waktu-lalu-foto-Hamsor-Yusuf

  • Perampasan Ruang Laut Marak, BRIN Ajak Kolaborasi Keilmuan

    • calendar_month Sab, 24 Mei 2025
    • account_circle
    • visibility 416
    • 1Komentar

    Beberapa dekade terakhir, pesisir dan laut menjadi arena perebutan kepentingan yang tidak seimbang antara pemegang kuasa ekonomi-politik dan komunitas pesisir yang menggantungkan hidupnya dari laut. Fenomena ini dikenal sebagai coastal and marine grabbing – praktik perampasan ruang laut. Berapa besar dampak bagi komunitas tempatan dan ekosistem pesisir dan laut saat ini? Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan […]

  • Malut Punya Potensi Kepiting Kenari Berlebih

    • calendar_month Sab, 5 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 262
    • 2Komentar

    Dua ekor Kepiting kenari yang berukuran kecil saat diambil oleh para penangkap di Pu;au Obi, foto Mohdar H.jpg

expand_less