Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Pulau- pulau Kecil di Malut yang Butuh Perhatian ( Bagian 1)

Pulau- pulau Kecil di Malut yang Butuh Perhatian ( Bagian 1)

  • account_circle
  • calendar_month Sab, 30 Nov 2019
  • visibility 384

Maluku Utara sebagai provinsi Kepulauan memiliki luas wilayah secara keseluruhan mencapai 145.801,1 kilometer meliputi daratan 45.069,66 Km2 (23,72 persen) dan wilayah perairan seluas 100.731,44 Km2 (76,28 persen). Maluku Utara juga memiliki  panjang garis pantai 3.104 Km.

Data  hasil identfikasi jumlah pulau di Maluku Utara terdiri dari 1.474 pulau, dengan jumlah pulau yang dihuni sebanyak 89  atau 1.385 tidak berpenghuni  yang memiliki komoditas unggulan di bidang perikanan  dan perlu mendapat perhatian khusus.

Pulau Halmahera (18.000 Km2)  begitu pula  lainnya seperti  Obi (3.900 Km2)   Taliabu (3.195 Km2),  Bacan (2.878 Km2)  Morotai (2.325 Km2) termasuk pulau kecil lainnya  seperti  Ternate, Tidore, Makian, Kayoa, Gebe dan sebagainya, memiliki potensi luar biasa.

Khusus di beberapa pulau kecil berdasarkan hasil riset Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (JIKTI) bekerjasama dengan Fakultas  Ekonomi Universitas Khairun Ternate, mendapatkan  komoditas unggulan  cukup luar biasa.  Untuk  Pulau Ternate  misalnya  ditemukan jenis ikan  seperti  cakalang, tongkol, tuna, kerapu, dan ekor kuning. Sementaa   di pulau Hiri ada kerapu, cakalang, tongkol, sorihi dan tuna. Di pulau Tidore ada cakalang, tongkol, sorihi, kerapu, dan tuna. Di pulau Moti juga ada  cakalang, julung, sorihi, kerapu dan kembung. Di pulau Laigoma ada ikan kerapu dan kakap. Sedangkn   di pulau Siko ada ikan kerapu,  kakap dan lobster. Komoditas unggulan di pulau Gafi ada ikan kerapu, kakap, dan sorihi.

Meski komoditas unggulannya melimpah kebijakan pembangunan yang masih berpihak pada dimensi  daratan (land oriented), jauh dari paradigma pembangunan  berdimensi kepulauan. Padahal negara ini adalah negara kepulauan. Hal ini  terlihat dari penerapan sistem penganggaran pembangunan untuk daerah daratan dan kepulauan yang tidak seimbang. Daerah daratan yang mempunyai jumlah penduduk yang lebih banyak seperti pulau Jawa menikmati anggaran yang lebih besar daripada daerah kepulauan yang penduduknya relatif sedikit sehingga terkesan menganak-tirikan daerah- daerah yang sebagian besar wilayahnya  laut dan pulau-pulau kecil seperti di provinsi Maluku Utara.

“Karena itu sebagai salah satu provinsi kepulauan di Indonesia di mana sebagian besar wilayahnya terdiri dari pulau-pulau, dan mayoritas penduduknya tinggal di pulau-pulau dan pesisir pantai, maka arah pembangunan pun selayaknya diarahkan dan difokuskan pada pengembangan ekonomi di pulau-pulau dan daerah pesisir,” kata Chairul Amin kandidat doctor pada Institut Pertanian Bogor.  Chairul yang juga dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate itu dalam risetnya tentang Potensi Komoditas unggulan pulau-pulau kecil mengungkapkan bahwa  jumlah pulau-pulau dan kepulauan di Maluku Utara cukup banyak. Karena merupakan daerah kepulauan, berbagai hambatan dalam pembangunan masih sangat besar dihadapi. Terutama akses transportasi antar daerah dan antar pulau.  Untuk mendukung percepatan aksessibiltas perekonomian daerah, pemerintah daerah dituntut   mampu mengetahui basis keunggulan ekonomi yang dimiliki  daerahnya. Salah satunya  komoditas unggulan. Komoditas unggulan katanya berperan besar dalam upaya meningkatkan  pendapatan daerah. Pengembangan komoditas unggulan  itu dapat melibatkan seluruh masyarakat terutama  di daerah-daerah tertinggal, desa-desa miskin, di pulau-pulau terpencil sehingga diharapkan  membuka industri kecil dan   menyerap tenaga kerja yang banyak.     

“Pengembangan komoditas unggulan berbasis  pulau-pulau harus melihat pada potensi  sumberdayayang dimiliki oleh pulau. Sumberdaya dapat berupa manusia, alam, lingkungan, budaya, serta tradisi yang dapat menunjang kegiatan pengembangan suatu jenis komoditas yang menjadi ciri khas atau karakteristik pulau tersebut,”  jelas Chairul sebagaimana dimuat dalam   risetnya.   

Potensi perikanan tangkap di pulau-pulau kecil di provinsi Maluku Utara katanya, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jika dikelola dan dikembangkan dengan baik.

Berdasarkan data BPS kota Ternate,   berturut-turut jumlah produksi hasil tangkapan ikan laut menunjukkan peningkatan produksi yaitu 2010 jumlah total produksi hasil perikanan tangkap mencapai 15.434,59 ton kemudian naik menjadi 16.057,18 ton pada  2011 dan pada  2013  total hasil tangkapan ikan di pulau Ternate mencapai 19.298,31 ton. Untuk jenis komoditas, ikan cakalang yang paling besar jumlahnya dibandingkan  jenis komoditas tangkapan lainnya yakni sebesar 3.594,62 ton pada 2010 naik menjadi 4.411,35 ton pada 2013.

“Jumlah hasil tangkapan yang tergolong masih rendah ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Mengingat hampir sebagian besar luas wilayah provinsi Malut merupakan wilayah lautan maka  perikanan tangkap menjadi sektor yang berpotensi  dikembangkan untuk ditingkatkan nilai tambah ekonominya. Dengan begitu pendapatan dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” katanya. Hal ini menurutnya bisa terlihat dari aktifitas ekonomi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil di Maluku utara dimana mayoritas adalah petani dan nelayan. “Ketika musim atau cuaca lagi baik  laki-laki pergi melaut menangkap ikan, hasil tangkapannya sebagian  dimakan sebagian lainnya dijual ke penduduk desa atau dijual pulau lain. Namun karena minimnya sarana prasaranan pendukung seperti teknologi alat tangkap, infrastruktur dermaga, ketersediaan minyak dan es, cold storage, kelembagaan nelayan dan pasar yang terbatas menjadi hambatan bagi proses pengembangan komoditas unggulan di pulau- pulau kecil. (bersambung)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Gelar Program Save The Small Island, Warga dan Walhi Malut Tanam Mangrove

    • calendar_month Jum, 19 Agu 2016
    • account_circle
    • visibility 19
    • 0Komentar

    LABUHA – Masyarakat Desa Gane Dalam Kecamatan Gane Barat Selatan Halmahera Selatan, melakukan gerakan menanam 20  ribu anakan pohon mangrove. Aksi menanam di lahan-lahan mangrove yang rusak akibat perambahan orang tidak bertanggungjawab itu,  dilakukan selama  dua hari Rabu (5/11) dan Kamis (6/11) lalu. Program selamatkan lingkungan dengan menanam mangrove ini,  dilakukan bersama  LSM Wahana Lingkungan Hidup […]

  • Peringati Hari Primata dengan Mengedukasi Siswa

    Peringati Hari Primata dengan Mengedukasi Siswa

    • calendar_month Sen, 29 Jan 2018
    • account_circle
    • visibility 137
    • 0Komentar

    Hari Primata Indonesia (HPI) yang diperingati setiap  30 Januari   dirayakan juga di Maluku Utara dengan beragam  kegiatan. Seperti yang dilaksanakan ProFauna Indonesia yang bekerjasama dengan pemerintah Kota Tidore dan Ternate dalam dua hari ini. Dalam peringatan itu turut dilaksankaan kampanye  sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat terutama siswa  agar bisa paham  tentang upaya perlindungan primate di […]

  • KLHK dan Warga Tanam Mangrove di Desa Toseho Tidore Kepulauan

    • calendar_month Kam, 8 Feb 2024
    • account_circle
    • visibility 318
    • 2Komentar

    Penanaman pohon secara serentak seluruh Indonesia    dilakukan juga di Maluku Utara pada Rabu 7/2/2024). Kegiatan  Kementerian  Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) itu, dihadiri Staf Khusus Menteri LHK, Kelik Wirawan Wahyu Widodo mewakili Menteri LHK Siti Nurbaya. Hadir juga  pejabat dan pegawai  instansi di bawah KLHK, Dinas Kehutanan provinsi polisi dan TNI serta beberapa instansi pemerintah […]

  • Bencana Perubahan Iklim Terus Meningkat    

    • calendar_month Sen, 25 Nov 2024
    • account_circle
    • visibility 344
    • 0Komentar

    Sepanjang 2023 -2024 Ada 5000 Lebih Kejadian Ada kurang lebih 5000 kejadian  bencana   tercatat disebabkan oleh  perubahan iklim dalam satu tahun ini.  Bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan cuaca dan iklim (hidrometereologis) terus meningkat tajam. Sementara isu perubahan iklim saat ini menghadapi tantangan serius   baik dari masyarakat dan pemerintah dalam negeri, maupun dari masyarakat global. […]

  • Muslimat NU Morotai Diharapkan Bantu Pemda

    • calendar_month Sen, 21 Feb 2022
    • account_circle
    • visibility 156
    • 1Komentar

    Organisasi Perempuan Nahdlatul Ulama, Muslimat NU  resmi hadir di Kabupaten Pulau Morotai. Pengurus organisasi ini dilantik pada  Kamis (10/2/2022) malam lalu. Pelantikanya dipusatkan di Islamic Center  Morota,  dirangkai  dengan  dzikir dan doa bersama keluarga besar NU Pulau Morotai, pemerintah daerah, tokoh agama   serta tokoh masyarakat setempat.  Sementara Pengurus Muslimat NU Morotai yang dilantik adalah […]

  • Ada Apa, Kecelakaan Nelayan Selalu Berulang?  

    • calendar_month Ming, 4 Jun 2023
    • account_circle
    • visibility 208
    • 0Komentar

    Sebulan Tiga Orang  Jatuh dan Tewas  di Laut Tingkat kecelakaan nelayan makin mengkhawatirkan. Para nelayan  dengan perahu  kecil saat mencari ikan berulangkali  alami kecelakaan.  Terbaru  nelayan  Morotai yang keluar melaut selama tiga hari belum kunjung pulang. Laporan  yang diterima pihak Basarnas  nelayan bernama Kasmin Bangunan (45) asal Desa Tanjung Saleh Kabupaten  Pulau Morotai, Maluku Utara […]

expand_less