Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » BMKG: Waspadai Angin Kencang dan Gelombang

BMKG: Waspadai Angin Kencang dan Gelombang

  • account_circle
  • calendar_month Rab, 24 Feb 2021
  • visibility 129

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui stasiun meteorologi (Stamet) Ternate terus mengingatkan warga yang akan bepergian antarpulau  agar tetap mewaspadai kondisi cuaca yang berubah-ubah saat ini. Ini terutama  kondisi angin kencang  dan gelombang tinggi yang diprediksi mengantam beberapa wilayah di Maluku Utara.

Rilis resmi yang dikirimkan BMKG Stamet Ternate kepada kabarpulau.co.id/ menyebutkan, untuk kecepatan angin kencang hingga lebih dari 15 knot per jam.  

“Ini  peringatan dini  perlu diwaspadai adanya  angin kencang   hingga lebih dari 15 knot per jam.”jelas   Kepala Stasiun Meteorologi (Stamet) Ternate Joko Soemardiyono dalam rilisnya.

Melalui rilis itu dijelaskan bahwa, prakiraan cuaca di wilayah Maluku Utara, Rabu, (24/2/21) ini, pada pagi hingga siang umumnya terjadi hujan ringan dengan potensi hujan sedang hingga  lebat di wilayah Morotai, Maba,Jailolo,Ternate,Tidore,Sanana dan Taliabu

Sementara  siang hingga  sore hari, umumnya hujan ringan dengan potensi hujan sedang di wilayah Morotai, Maba, Tobelo, Weda, Bacan, Ternate,Tidore, Sofifi, Sanana dan Taliabu.  “ Saat ini   Suhu Udara : 27 ⁰C – 31 ⁰C dengan  Kelembaban udara : 65 – 85 %,” kata   Joko Sumardiono.  Sementara katanya untuk kondisi angin   yakni angin   barat laut – Timur laut ; 05 – 40 km/jam

Sementara  untuk   gelombang   laut perlu diwaspadai  potensi  gelombang tinggi  yang masih cukup signifikan  2.0  meter   terjadi di  perairan  Samudera  Pasifik  Utara   Halmahera, perairan  Morotai , perairan  barat Halmahera   dan perairan  Sula. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kerusakan Hutan di Obi Cukup Serius

    • calendar_month Sen, 2 Jul 2018
    • account_circle
    • visibility 349
    • 0Komentar

    Temuan FWI 90 Persen Lahan Dikuasai Perusahaan Suara Muhammad  Risman terdengar lantang di pagi  menjelang siang pada Kamis (20/4) lalu. Dia bersuara  memprotes penderitaan  warga Pulau Obi yang hingga kini tak mendapatkan perhatian. Protes  ini cukup  beralasan karena  di Obi  saat ini  sedang terjadi eksploitasi  besaran- besaran oleh perusahaan tambang dan HPH. Sementara kondisi warganya […]

  • Cerita Kehancuran Pulau  di Halmahera dan Sulawesi Hadir Dalam Diskusi COP di  Brazil

    Cerita Kehancuran Pulau  di Halmahera dan Sulawesi Hadir Dalam Diskusi COP di  Brazil

    • calendar_month Sab, 15 Nov 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 97
    • 0Komentar

    Nikel jadi Sumber Kehancuran Ruang Masayarakat Adat  Di tengah  gegap gempita janji-janji iklim yang digaungkan para pemimpin dunia dalam ruang-ruang negosiasi COP30 di Belém, Brazil, nasib banyak Masyarakat Adat justru kian terancam oleh ambisi transisi energi global. Dalam diskusi side event COP30 Centering Justice and Responsible Critical Minerals Governance di Ford Foundation Pavilion, suara-suara masyarakat […]

  • Ini Cara Bangun Kesadaran Isu Climate Change

    • calendar_month Jum, 5 Agu 2022
    • account_circle
    • visibility 167
    • 1Komentar

    Membangun kesadaran siswa soal isyu sampah plastik dan dampaknya bagi laut dan ancaman perubahan iklim, foto PakaTiva

  • LIPI Temukan Ini di Lifmatola dan Selat Obi

    • calendar_month Ming, 26 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 546
    • 1Komentar

    Laut selat Oi foto M Ichi

  • 14 Lurah di Ternate Utara Jadi Mahimo Gam   

    • calendar_month Sel, 16 Agu 2022
    • account_circle
    • visibility 217
    • 1Komentar

    Ternate  dikenal sebagai negeri   adat  se atorang. Karena itu segala sesuatu mestinya berdasar pada ketentuan yang diatur  oleh adat seatorang di Kesultanan Ternate.  Dalam hal perangkat dan struktur pemerintahan baik penamaan dan penyebutannya  sudah saatnya mengikuti   pada adat se-atorang  di kesultanan Terante tersebut.  Setidaknya,  hal ini   kemudian,   14 lurah di Kota Ternate Utara, dikukuhkan sebagai […]

  • Ini Masalah Pembangunan di Pulau Makeang dan Kayoa

    • calendar_month Sab, 9 Okt 2021
    • account_circle
    • visibility 159
    • 2Komentar

    Jembatan penghubung di jalan lingkar pulau Makeang yang menghubungkan antardesa rusak parah, foto M Ichi

expand_less