Breaking News
light_mode
Beranda » Opini » Arah  Baru  Tata Kelola  Kota  Tidore  Kepulauan 

Arah  Baru  Tata Kelola  Kota  Tidore  Kepulauan 

  • account_circle
  • calendar_month Ming, 12 Jun 2022
  • visibility 174

Penulis: ABDUL MOTALIB ANGKOTASAN

DIREKTUR BORERO INSTITUTE MALUKU UTARA

Kabar tentang Sail Tidore sudah menyeruak sejak beberapa tahun yang lalu. Hal ini membuat Pemerintah Kota Tidore Kepulauan bekerja keras dan memfokuskan segala pikirannya demi kesuksesan iven nasional ini. Kota ini menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran seperti yang tertuang dalam spirit yang menjadi nafas disetiap pengambilan kebijakanya. Toma Loa Se Banari, itulah komitmen dan ikrar suci yang tertulis indah pada logo Kota Tidore Kepulauan.

Kota ini punya sejuta cerita masa lalu, kebudayaan dan potensi sumberdaya alam. Jika dikelola dengan baik dan tepat, akan mampu mendorong perekonomian kota dan mensejahterakan warga kota. Benteng-benteng peninggalan penjajah masih berdiri kokoh, memberi pesan bahwa kota ini menjadi potensial di zamannya. Punya sejarah yang dapat dijual dalam mengakselerasi pembangunan bidang kepariwisataan. Ya kota jasa itu, kota jasa berbasis agromarine yang sudah didengungkan oleh pemimpin daerah ini sejak mendapat mandat rakyat pada periode pertama tahun 2016-2021. Lalu pada periode kedua mengusung visi Membangun Masyarakat Sejahtera Menuju Tidore Jang Foloi. Jika disingkat, Sejahtera Warganya, Indah Kotanya. Sayangnya, mimpi itu masih jauh panggang dari api. Belum ada cukup bukti pencapaian visi-visi termasyhur itu.

Kota jasa berbasis agromarin, jika diterjemahkan secara bebas artinya kota yang dibangun dengan mengeksploitasi sumberdaya pertanian, kelautan dan perikanan. Mengelola semua potensi itu demi menyuguhkan pelayanan terbaik untuk memperoleh pundi-pundi dalam pendapatan asli daerahnya. Mendorong sektor pariwisata agar bisa mendapatkan efek dari jasa lingkungan, kebudayaan dan sejarah. Untuk mewujudkan masyarakatnya sejahtera dan kotanya indah. Akan tetapi, semua itu belum bisa mendapatkan jempolan dari semua pihak.

Kota Tidore Kepulauan, butuh arah baru dalam tata kelola potensi yang dimilikinya. Di tengah geliat industri 4.0 dan era disrupsi. Butuh transfromasi dalam merumuskan kebijakan tatakelola Kota Tidore Kepulauan. Pertanyaannya, tranformasi seperti apa yang harus dilakukan?.

Potensi

Kota yang bercirikan kepulauan, punya potensi sumberdaya alam yang dapat dikelola untuk kesejahteraan masyasrakat dan kemajuan daerah. Potensi pulau-pulau kecil yang eksotis, dapat dikembangkan sebagai spot pariwisata buat menambah pundi-pundi pendapatan daerah. Pulau Maitara mulai dikembangkan sebagai destinasi wisata, mejadi pilihan favorit warga kota Tidore dan Ternate untuk berlibur. Ada juga Pulau Mare, Pulau Filonga dan pulau-pulau kecil di wilayah Oba. Pulau Mare punya kearifan lokal yang membuat pulau ini dijadikan sebagai kawasan konservasi. Meski, pengembangan pariwisatanya tidak sehebat Pulau Maitara. Mungkin karena aksesibilitas, atau masih minimnya perhatian pemerintah.

Cengkeh dan pala, dua komoditi unggulan yang menjadi alasan imperialism Eropa bercokol ratusan tahun di negeri ini. Cengkeh dan pala masih ditanam dan diproduksoi oleh masyasrakat. BPS melaporkan pada tahun 2018 Produksi pala 176 ton dan cengkeh 267 ton. Sayangnya, belum ada terobosan lebih untuk mendorong komoditas ini naik kelas. Dulu dicari Eropa, namun sakarang hanya tinggal kenangan. Harapannya, komoditi ini ke depan juga bisa tembus pasa Eropa. Bukan mustahil, jika diurus dengan serius oleh pemerintah Kota Tidore Kepulauan lewat PERUMDA AMAN MANDIRI. Semoga!.

Sektor kelautan perikanan menjadi yang paling seksi, punya ekosistem terumbu karang yang indah. Ada ekosistem mangrove di Guraping, Rum, Mare, Maitara dan Tidore. Di dalamnya tersimpan beragam organisme asosiasi yang dapat diambil buat pemenuhan kebutuhan masyasrakat. Bahkan bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata yang eksotis dengan sentuhan kreatifitas.

Kota ini, mewarisi budaya dan sejarah masa lalu. Ada tarian, iven-iven kebudayaan, kadaton kesultanan dan lain-lain. Benteng-benteng peninggalan penjajah, sejarah perjalanan kesultanan, sejarah kepahlawanan Sultan Nuku dan lain sebagainya. Potensi budaya dan sejarah ini, juga belum dapat dikemas dengan apik buat kantong keuangan pemda bertambah.

Pantai Yehiu: Pulau Tidore dilihat dari Oba Tikep

Transformasi

Mencermati potensi yang dimiliki dan peluang dengan diselenggarakannya Sail Tidore. Patut disyukuri dan diapresiasi. Namun, untuk melakukan akselerasi percepatan pembangunan di kota ini, butuh lima langkah transformative dalam kebijakan-kebijakan pembangunanya. Pertama, digitalisasi data. Data potensi sumber daya alam, kebudayaan dan sejarah perlu mendapat sentuhan di era digitalisasi saat ini. Pemerintah harus memastikan semua datanya terpublikasi secara digital, detil dan dapat diakses oleh semua orang. Caranya, website pemerintah kota difungsikan dengan maksimal untuk menayangkan data dan informasi terkait potensi yang dimiliki. Pasalnya, selama ini website pemda mati suri.

Kedua, memprioritaskan potensi unggulan daerah dalam kebijakan pembangunan. Pemerintah harus menentukan skala prioritas, dengan begitu alokasi anggaran dapat digelontorkan pada sektor prioritas sebagai pembagkit geliat ekonomi kota.  Pasalnya anggaran daerah terbatas, tahun 2021 APBD daerah tercatat 883.654 miliar, jika dipotong belanja pegawai maka tidak cukup untuk mengurus seabrek urusan di daerah. Sebaiknya pembangunan difokuskan untuk membangun sektor pertanian denga dua komoditi unggulan, cengkeh dan pala. Dikemas dalam konteks jasa ekosistem, sehingga pertanian dan pariwisata bisa tumbuh. Tentukan kawasan di Pulau Tdiore yang dijadikan Agro Park cengkeh dan pala atau kebun raya cengkeh dan pala. Jadikan ini destinasi wisata, buat berbagai turunan produk dari cengkeh dan pala yang dapat dijual di kawasan tersebut. Sektor perikanan dapat mendorong produk kuliener berbahan baku sumberdaya perikanan, ada abon ikan, ikan asap dan lain-lain. Pastikan kualitasnya baik, kemasannya baik dan harganya terjangkau.

Ketiga, collaborative action. Rezim pembangunan saat ini berbasis kolaborasi aksi. Para ahli saat ini mendorong kolaborasi pentaheliks yakni kerjasama pemerintah, perguran tinggi, LSM, Swasta, Pers dan Masyarakat. Dengan catatan, kolaborasi dilakukan secara professional tanpa main mata. Masing-masng unsur berperan secara professional dalam tugas sesuai fungsinya. Pemerintah tidak harus mendikte dan bekerjasama untuk membuat skenario seolah-olah terbaik. Biarkan semuanya berjalan normal tanpa embel-embel apapun. Ini akan menjadi pembelajaran yang baik bagi generasi dan legesi terbaik untuk ditindak lanjuti di masa depan. LSM sebagai wadah berhimpun masyarakat menjalankan perannya untuk memberi masukan dan mengkritisi pemerintah jika keliru, sebaliknya pemerintah perlu menjawab secara elegan berbasis data terkait segala yang dikritisi LSM. Tidak perlu ada praktek bungkam membungkam dalam dialektika kolaborasi ini. Pers sebagai salah satu pilar dalam demokrasi harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Menjunjung tinggi etika pers, memberitakan kebenaran atas dasar fakta. Perguruan Tinggi dilibatkan dalam riset dan inovasi untuk membantu pemerintah menjalankan tugas-tugasnya. Dengan begitu, akan mendoorng swasta untuk berinvestasi yang pada akhirnya menambah income dan membuka lapangan kerja. Akan sejahtera masyarakatnya dan pastinya Tidore Jang Foloi bisa terwujud.

Keempat, investasi sektor unggulan. Dengan data potensi berbasis digital yang dimiliki, akan mempermudah investor untuk mengkalkulasi dan memproyeksi kelayakan berusaha di daerah ini. Pemerintah harus mendorong adanya investasi di sektor ungulan seperti paiwisat, pertanian, kelautan dan perikanan. 

Semua yang telah terjadi adalah preferensi, yang dihadapi kini dan nanti adalah realitas. Namun kita harus tetap punya harapan untuk bangkit berbenah. Harapan bahwa kota ini perlu tumbuh dan berkembang. Langkah transformatif perlu dilakukan untuk mencapai setiap mimpi dan cita yang tertoreh indah dalam untaian kata-kata visi misi. Siapapun pemimpinnya, akan dikenang karena legaci dalam kepemimpinan. Sejarahlah yang akan menjadi hakim terbaik dalam kehidupan. Semoga Kota Ini Maju dan Sejahtera di bawah panji-panji kebenaran hakiki. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Nelayan Lingkar Tambang KI IWIP Was-was

    • calendar_month Jum, 3 Nov 2023
    • account_circle
    • visibility 488
    • 0Komentar

    Wilayah Tangkapan Makin Jauh, Ikan juga Sulit Didapat Penulis Sofyan A Togubu/Wartawan Dari Sofifi menuju Kecamatan Weda Tengah Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara,  butuh waktu kurang lebih 3 jam 15 menit.  Lama waktu perjalanan itu jika menggunakan kendaraan roda empat. Sementara saya hari itu dengan sepeda motor, menghabiskan waktu tempuh kurang lebih 2 jam […]

  • SMART Patrol Tools Perlindungan dan Pemantauan Biodiversitas

    • calendar_month Kam, 23 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 229
    • 0Komentar

    Sesuai Dokumen Rencana Aksi dan Strategi Biodiversitas Indonesia 2015-2020,  Indonesia  memiliki keunikan geologi dan ekosistem. Hal ini yang menyebabkan endemisitas satwa liar menjadi tinggi. Endemisitas jenis satwa liar ini tertinggi di dunia untuk kelas burung, mamalia, reptil dan amfibi. Satwa liar endemis Indonesia diperkirakan berjumlah masing-masing 270 jenis mamalia, 386 jenis burung, 328 jenis reptil […]

  • Perdagangan TSL Dilindungi di Malut Menurun    

    • calendar_month Kam, 23 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 161
    • 0Komentar

    Eksploitasi, terutama penangkapan dan perdagangan ilegal tumbuhan dan satwa liar (TSL)  dilindungi di Maluku Utara, mengalami penurunan drastis. Ini berbeda di bawah tahun 2020, kasus penjualan dan penangkapan hewan endemic seperti burung jenis paruh bengkok  sangat massive dan terjadi berulang kali. Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) sejak 2022 dan 2023 ini belum mendapatkan laporan atau […]

  • Pulau- pulau di Malut Kaya Sumberdaya Hayati

    • calendar_month Rab, 9 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 190
    • 1Komentar

    LIPI Temukan Empat Spesies Baru Kumbang Hutan dan alam pulau-pulau di Maluku Utara benar benar kaya sumberdaya hayati. Terbaru sesuia hasil publikasi yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)  ada  temuan  empat speies baru jenis kumbang. Atas  temuan ini semakin mengukuhkan bahwa hutan dan alam  di Maluku Utara kaya dan menjadi laboratorium   riset untuk pengembangan  […]

  • Ternate, Tidore  dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah  

    • calendar_month Rab, 15 Jun 2022
    • account_circle
    • visibility 231
    • 0Komentar

    Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah saat mengunjungi Benteng Oranye Ternate

  • Setahun Ribuan Kali Gempa Terjadi di Malut

    • calendar_month Jum, 4 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 236
    • 1Komentar

    Ada 11 Ancaman  Serius Bencana Bagi   Masyarakat Gempa bumi tektonik bermagnitudo M 6,1 mengguncang wilayah Maluku Utara terjadi   pukul 17.09 WIB, Kamis (3/6/2021). Gempa itu  tidak berpotensi tsunami. Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 0.41 LU dan 126.23 BT. Lokasi tepatnya berada di laut […]

expand_less