Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kampung » Ini Masalah Pembangunan di Pulau Makeang dan Kayoa

Ini Masalah Pembangunan di Pulau Makeang dan Kayoa

  • account_circle
  • calendar_month Sab, 9 Okt 2021
  • visibility 162

Jalan Lingkar  Jadi Keluhan Serius Masyarakat

Sejumlah pulau di Halamhera Selatan yang dikunjungi Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara M Rahmi Husen  saat reses awal Oktober ini mendapatkan  banyak masukan. Terutama masalah pembagunan di daerah itu mesti mendapat perhatian pemerintah. Reses  di 8 titik  di Halmahera Selatan   tersebut, mendapatkan banyak masukan menyangkut problem infrastuktur dan kondisi social kemasyarakatan.

Di Pulau Makeang dan Kayoa misalnya, banyak keluhan disampaikan warga terkait terbatasnya infrastruktur, air bersih, kesehatan, pendidikan  dan  penerangan. Keterbasan akses  itu, masyarakat mendesak perlu segera  dibangun fasilitas terutama jalan dan jembatan serta prasarana lainnya.

Di Desa Mailoa Makeang misalnya, warga meminta perhatian pemerintah untuk membangun jalan dan jembatan  di pulau itu untuk membuka keterisolasian yang dialami masyarakat Pulau Makeang. Tidak itu saja persoalan infrastruktur pendidikan juga diminta perlu ada perhatian.

“Di kampung kami ini ada sekolah swasta tingkat SMP yang dibangun masyarakat, tetapi kekurangan ruang kelas serta fasilitas pendukung lain terutama komputer. Hal ini kami minta ada perhatian dari DPRD,” kata Hi Husen  salah satu warga Mailoa saat  mengikuti pertemuan dalam reses tersebut  Sabtu (2/10) pecan lalu.

Proyek penerangan tenaga surya yang mangkrak di Pulau Laigoma

Sementara di Kampung Malapa Makeang Barat warga mengeluhkan rusaknya infrastruktur jembatan darat yang menghubungan antar desa   di pulau ini.   Di desa ini persoalan abrasi sangatlah serius karena itu warga setempat meminta perhatian juga diberikan dengan pembangunan talud penahan ombak. Warga turut menyampaikan problem yang mereka hadapi berhubungan dengan ketersediaan air bersih. 

“Yang paling serius adalah  talud penahan ombak yang panjangnya hamper 300 meter serta air bersih dan jembatan penghubung antar desa. Jembatan itu hancur  diterjang banjir. Jembatan penghubung itu sangat penting karena menjadi salah satu akses penting siswa  dari kampong tetangga yang  bersekolah di kampong ini,” kata  Ahmad M salah satu warga Malapa  saat pertemuan belum lama ini. Warga turut mempertanyakan jalan lingkar pulau Makeang yang hingga kini belum juga selesai.

Sementara dalam kunjungan ke Kayoa terutama di beberapa pulau kecil seperti Laigoma, Talimau dan Gunange serta Desa Guruapin, masalah yang hamper sama disuarakan masyarakat dan meminta ada perhatian pemerintah provinsi Maluku Utara.

Di Laigoma misalnya, warga turut melaporkan mangkraknya proyek penerangan  desa byang bersumber dari energy matahari untuk pulau pulau kecil. Proyek  yang dibangun sejak 2019 lalu  terbengkalai hingga saat ini. Proyek yang disebut sebut berasal dari kabupaten Halmahera Selatan itu setelah dibangun, belum juga diselesaikan. Bahkan sejumlah fasilitas proyek   ini sudah rusak. 

“Setahu kami yang bawa datang proyek penerangan dengan mengunakan tenaga surya ini   dari kabupaten. Proyek tersebut sampai saat ini kami belum bisa manfaatkan. Alat  alatnya   juga ada yang sudah rusak,”   jelas Kepala Desa Laigoma Kecamatan Kayoa Makbul Hi Saleh.

Sementara Rahmi saat menggelar pertemuan dengan warga Guruapin kecamatan Kayoa, banyak pertanyaan diajukan masyarakat terkait pembangunan jalan lingkar Kayoa yang menjadi tanggung jawab pemerntah provinsi yang hingga kini belum juga terselesaikan.  Di desa ini juga warga mengeluhkan pembangunan infrastruktur  desa  yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah provinsi.    

Abrasi yang terjadi di pulau Laigoma diatasi dengan pembangunan Talud penahan ombak

Rahmi Husen yang juga politisi partai Demokrat saat menerima berbagai informasi dan masukan terkait    masalah yang dihadapi  masyarakat menyampaikan bahwa   aspirasi ini akan dilihat skala prioritasnya  untuk dibahas dan disampaikan dalam paripurna DPRD. Hampir semua kampong memberikan masukan dan informasi terkait problem pembangunan yang dihadapi. Semua masalah   akan dilihat skala prioritasnya untuk diberikan perhatian  dan pembiayaan untuk pembangunannya.

“Saya tidak bisa memberi janji janji atas semua informasi, keluhan serta aspirasi yang ada. Semua ini akan dilihat skala prioritasnya  lalu  dibawa dan dicarikan solusinya serta nanti disampaikan di paripurna  DPRD bersama pemerintah provinsi,” kata Rahmi di hadapan masyarakat. Reses ini sendiri dilakukan di  8 titik di Halmahera Selatan termasuk di Gane Timur. (*)    

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Cerita Anak Muda Tomolou Tidore Perangi Sampah

    • calendar_month Kam, 26 Nov 2020
    • account_circle
    • visibility 194
    • 0Komentar

    Buat Kampung  Bersih, Beri PAD Buat Kota Tikep Memasuki  kampong  Tomolou di Kota Tidore Kepulauan   dipastikan tidak akan menemukan sampah tercecer di jalanan. Begitu juga pantainya. Tidak ada lagi warga membuang sampah ke tepi pantai. Kondisi hari ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Di mana kebanyakan buang sampah ke laut dan pantai sebagaimana kebiasaan sebagian warga di Maluku […]

  • Bangun Desa Harus Dimulai dari Tata Ruang

    • calendar_month Rab, 2 Des 2020
    • account_circle
    • visibility 188
    • 0Komentar

    Membangun sumber sumber pangan desa. jga butuh tata ruang desa. foto mahmud ichi

  • Hutan Orang Tobaru Terus Menyusut

    • calendar_month Kam, 11 Nov 2021
    • account_circle
    • visibility 205
    • 0Komentar

    Yusak Bulere (67 tahun) sibuk mengasapi kelapa yang telah diolah menjadi kopra. Saat ditemui di kebunnya Minggu sekira pukul 11.30 WIT pertengahan Februari 2021 lalu, Ayah tiga ini sibuk melemparkan  gonofu  (sabut kelapa dan tempurung kelapa,red) ke dalam api untuk menambah  api bafufu (pengasapan,red). Yusak sejak pagi menunggu kopra matang untuk segera dijual  kepada pedagang  […]

  • Penjahat Lingkungan Bakal Kena Sanksi Lebih Berat

    Penjahat Lingkungan Bakal Kena Sanksi Lebih Berat

    • calendar_month Rab, 31 Jan 2018
    • account_circle
    • visibility 136
    • 0Komentar

    Para penjahat lingkungan yang selama ini melakukan banyak kejahatan terutama merusak hutan  bersiap-spa mendapatkan sanksi berat. Direktorat Jenderal  Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PHLHK) bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) saat ini  bekerjasana  memerangi para pelaku tindak pidana kejahatan bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Bentuk kerjasama ini telah ditandatangani di  Gedung   Manggala Wanabakti Jakarta , […]

  • Sisir Pulau dan Kampung Layani Warga

    • calendar_month Kam, 29 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 149
    • 0Komentar

    Lakukan Penyadartahuan Covid-19 dan  Periksa Kesehatan Warga Sejak 22 Oktober 2020 lalu tim EcoNusa Indonesia menggelar ekspedisi Maluku  menggunakan kapal phinisi wisata bernama Kurabesi Explorer. EcoNusa sendiri adalah sebuah lembaga nirlaba berbasis di Papua dan saat ini banyak mendorong berbagai inisiatif lokal untuk perlindungan alam dan konservasi di wilayah timur Indonesia. Mereka  mengawali perjalanan   dari […]

  • Warga “Usir” PT Priven Lestari dari Gunung Wato-wato Halmahera Timur?

    • calendar_month Sab, 9 Sep 2023
    • account_circle
    • visibility 256
    • 0Komentar

    Gunung Wato- wato,  yang menyerupai manusia di Halmahera Timur Maluku Utara saat ini menghadapi ancaman serius.  Ancaman itu karena adanya  rencana penambangan nikel oleh salah satu perusahaan  bernama PT PL. Aktivitas perusahaan yang belakangan memunculkan protes warga.    Protes   karena  rencana penambangan itu dikuatirkan berdampak buruk menghancurkan ruang hidup mereka.  Karena itu warga lalu bergabung […]

expand_less