Breaking News
light_mode
Beranda » Headline » Climate Rangers Bersama Orang Muda Sedunia Serukan Hentikan Energi Fosil

Climate Rangers Bersama Orang Muda Sedunia Serukan Hentikan Energi Fosil

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Sen, 10 Nov 2025
  • visibility 75

Catatan dari COP 30 di Brazil  

Di tengah meningkatnya dampak krisis iklim dan melambatnya komitmen negara-negara untuk menekan suhu bumi di bawah 1,5°C, orang muda dunia menyatukan suara mereka. Melalui Global Youth Statement (GYS), ribuan orang muda dari lebih dari 150 negara menyerukan perubahan arah kebijakan iklim global menuju transisi energi yang adil, pendanaan tanpa utang, dan keterlibatan bermakna bagi kelompok muda serta masyarakat rentan.

Dalam forum Conference of Children and Youth ke-20 (COY20) yang digelar di Belém, Brasil, suara itu secara resmi diserahkan kepada pimpinan COP30 dan perwakilan UNFCCC sebagai mandat global bagi para pemimpin dunia.

Dari Indonesia, Climate Rangers menjadi satu-satunya organisasi yang hadir dan memastikan aspirasi orang muda Indonesia yang tertuang dalam National Children and Youth Statement (NYS) turut menjadi bagian dari mandat global tersebut.

Dari Lokal ke Dunia: Mandat Anak dan Orang Muda Indonesia

Penyusunan NYS Indonesia melibatkan lebih dari 900 anak dan orang muda dari 30 provinsi, melalui rangkaian Local Conference of Children and Youth (LCOY) yang digelar sejak pertengahan tahun 2025. Dari pesisir hingga pegunungan, mereka mengangkat isu yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari—mulai dari banjir, kekeringan, polusi tambang, hingga ketimpangan akses energi.

Mandat anak dan orang muda Indonesia menyoroti tiga hal mendasar yang kini juga tercermin dalam mandat global.

Pertama  Transisi energi harus adil dan berpihak pada rakyat, bukan proyek elite yang memperpanjang ketergantungan pada batu bara dan industri ekstraktif. Pendanaan iklim tidak boleh berbasis utang yang membebani generasi muda, melainkan berbentuk hibah dan dukungan langsung bagi komunitas rentan. Partisipasi orang muda dan masyarakat adat harus diakui sebagai hak, bukan sekadar simbolik dalam forum kebijakan.

Koordinator Climate Rangers Indonesia, Ginanjar Ariyasuta, menegaskan bahwa keadilan iklim bukan sekadar tentang teknologi atau target emisi, tapi tentang nasib generasi:

“Kami tumbuh di bumi yang jauh lebih panas, lebih bising, dan lebih rapuh daripada yang diwariskan orang tua kami,” ujar Ginanjar. “Generasi kami sudah kehilangan banyak hal—udara bersih, laut yang sehat, dan musim yang bisa diprediksi. Dan jika kebijakan hari ini masih terus memihak industri fosil, maka generasi setelah kami akan tumbuh di dunia yang lebih tidak adil dari yang kami alami sekarang.”

“Karena itu, kami menegaskan: anak dan orang muda bukan penerima dampak pasif, tetapi aktor utama dalam menyiapkan bumi untuk generasi yang akan datang.” lanjutnya.

Mandat untuk Dunia: Hentikan Energi Kotor, Biayai Solusi Bersih

Dalam GYS, seruan orang muda dunia disampaikan dengan bahasa yang tegas. Mereka menuntut negara-negara untuk menghentikan seluruh proyek batu bara sebelum 2030, menghentikan pendanaan terhadap energi fosil, dan mempercepat transisi ke energi bersih yang dikelola secara demokratis oleh masyarakat.

GYS juga menyoroti ketimpangan global — di mana negara maju masih menunda tanggung jawab pendanaan iklim sambil terus membuka ruang bagi investasi berbasis ekstraksi di negara berkembang.

Perwakilan Climate Rangers, Fadilla Miftahul, yang menjadi pembicara di sesi bertema Youth as Drivers for Just Energy Transition milik International Energy Agency (IEA), menekankan pentingnya orang muda dalam transisi energi yang adil.

“Orang muda memiliki peran vital dalam transisi energi. Kami telah melihat bagaimana orang muda di Indonesia mengorganisir diri: menolak pendanaan kotor dari bank untuk proyek batu bara, hingga membangun energi terbarukan secara mandiri di desa-desa. Semua gerakan ini menunjukkan bahwa solusi sejati bisa datang dari komunitas, bukan hanya dari korporasi besar.”

“Apalagi jika kita mempertimbangkan bahwa sistem energi yang didominasi oleh energi fosil yang eksploitatif ini adalah desain dari generasi tua. Saatnya kita menantang paradigma tersebut, bagaimana pembangunan harus berbasis ke komunitas dan keberlanjutan, bukan hanya keuntungan ekonomi.” lanjutnya.

Dari Amazon ke Nusantara: Suara yang Sama

Pesan GYS dan NYS Indonesia berpadu dalam satu semangat: keadilan iklim antargenerasi. Apa yang disuarakan orang muda di Amazon, Afrika, atau Eropa Selatan sejatinya sejalan dengan jeritan orang muda Indonesia — yang hidup berdampingan dengan tambang, banjir dan cuaca panas ekstrim tahunan, dan udara beracun dari PLTU.

“Ini adalah mandat bersama dari orang muda dunia,” tegas Fadilla pada penutupan COY20. “Dari masyarakat pesisir hingga pemuda adat, semua membawa pesan yang sama: wujudkan keadilan iklim demi masa depan yang adil, lestari, dan sejahtera” tutupnya Acara ditutup dengan penyerahan resmi GYS kepada Ana Toni, CEO dari COP 30, dan representasi UNFCCC.

 

 

 

  • Penulis: Redaksi
Tags

Rekomendasi Untuk Anda

  • Butuh Aksi Nyata Bebaskan Laut Malut dari Sampah Plastik

    • calendar_month Jum, 28 Agu 2020
    • account_circle
    • visibility 162
    • 0Komentar

    Provinsi Maluku Utara memiliki luas mencapai 145.801 km2.  Terdiri dari 69,08 % merupakan lautan dan sisanya 30,92 adalah daratan. Secara geografis perairan Maluku Utara berada dalam Kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle). Karena itu, perairan Maluku Utara memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dan menjadi rumah bagi berbagai  spesies karang, jenis ikan, lumba-lumba dan penyu. […]

  • Sukses KPP Fodudara Tubo Ubah Perilaku Warga

    • calendar_month Sel, 16 Mar 2021
    • account_circle
    • visibility 158
    • 1Komentar

    Dari  Bank Sampah, Buat Kompos hingga Tanam Sayur Aktivitas di gedung Tempat Pengolahan Sampah Reuse Reduce dan Recycle (TPS3R) yang dibangun  Kementerian PUPR Sabtu (12/3)  pagi jelang siang itu,  tak seramai biasanya. Belum ada aktivitas menimbang sampah yang telah disortir. Belum juga ada aktivitas bongkar muat sampah.  Dua pengurus lembaga baik LKM Ake Tubo dan KPP […]

  • Maluku Utara Kaya Rempah, Minim Pangan Fungsional

    • calendar_month Rab, 12 Agu 2020
    • account_circle
    • visibility 436
    • 0Komentar

    Maluku Utara yang terhampar pulau-pulaunya,memiliki kekayaan pangan local dan rempah  Terutama  pala dan cengkih. Kekayaan ini bahkan tercatat dalam sejarah sebagai barang buruan bangsa Eropa di masa lalu.  Sejarawan Maluku Utara (alm) M Adnan Amal Tomagola dalam risetnya berjudul Portugis dan Spanyol di Maluku (2009) mengupas tentang kehadiran dua bangsa ini  berebut rempah. Mereka  datang […]

  • Kanari Makeang Sasar Pasar Eropa

    • calendar_month Rab, 16 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 176
    • 0Komentar

    Ibu inu di ksmpung Samsuma Makeang Pulau sedang memecah tempurung kenari untuk diambil kacang kenari, foto M Ichi

  • Pertanian Organik hingga Rencana Agrowisata di Ternate

    • calendar_month Sen, 7 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 328
    • 3Komentar

    OM Nami di kebun cabe miliknya

  • Perburuan dan Perdagangan Satwa Liar Masif

    • calendar_month Jum, 8 Okt 2021
    • account_circle
    • visibility 260
    • 0Komentar

    Pintuk Masuk Keluar Malut, Perlu Pengawasan  Ketat Perburuan dan perdagangan  satwa  liar   di Maluku Utara terbilang massive. Terutama jenis burung  paruh bengkok  Karena itu  butuh upaya pencegahan dan penanganan  dengan  melibatkan semua pihak terkait.     Hal ini yang mendasari Balai Koservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Maluku didukung Non Government Organisation  (NGO)  yang concern terhadap isyu ini […]

expand_less