Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Malut » Ayo Selamatkan Pulau Ini Sebelum Tenggelam

Ayo Selamatkan Pulau Ini Sebelum Tenggelam

  • account_circle
  • calendar_month Rab, 24 Feb 2021
  • visibility 393

Pulau Pagama di Kepulauan Sula Nyaris Hilang    

Percaya tidak percaya dampak  perubahan iklim memang nyata adanya. Mau bukti, lihatlah kondisi pulau Pagama di Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara ini. Pulau yang berada tepat di  antara  Pulau Sulabesi dan Mangole Kepulauan Sula  ini nyaris habis disapu air laut.

Pulau ini  jika  dijangkau dari pelabuhan Kota Sanana, terbilang  lumayan jauh. Pulau tak berpenghuni ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam menggunakan speedboat. Namun jika menggunakan katinting atau perahu bermesin jhonson, butuh waktu sekira 2 jam untuk bisa  menikmati keindahan pantai dan bawah lautnya.

Di pulau Pagama, pengunjung  bisa melakukan beragam aktivitas dari berenang, memancing, menyelam, atau sekadar berjemur. Pulau ini juga menjadi tempat persinggahan para nelayan di Kepulauan Sula jika saat melaut dan paceklik.

Pulau  berpasir putih  yang dihiasi beberapa jenis pohon yang biasa tumbuh di  ekosistem pantai  termasuk pohon pinus itu, kini nyaris tak tersisa lagi.  Kenaikan permukaan air laut dan hempasan geombang membuat daratan pulau ini nyaris  hilang.  Dulunya daratan pulau ini cukup luas. Namun seiring waktu dan kondisi dampak alam kini   luasnya sudah tak cukup 10 meter lagi. 

Pulau Pagama beberapa tahun lalu

Lima tahun sebelumnya. luas pulau eksotik tersebut sekira 450 meter dan masih ditumbuhi puluhan pohon pinus. Kini, yang tersisa hanya satu pohon pinus yang juga terancam roboh akibat adanya abrasi.

“Untuk  lahan yg tersisa  kurang lebih 5 meter  dan ini tinggal menunggu waktu saja,” kata Kuswandi Buamona akivis Wahana  Lingkungan Hidup (WALHI) Maluku Utara yang berkunjung ke pulau tersebut pekan lalu.

Wandi  yang sudah beberapa kali mengunjungi pulau ini menyampaikan keperihatinanya dengan kondisi Pulau Pagama. Dia  bilang, kondisi pulau Pagama saat ini sudah jauh berbeda dengan kondisi lima tahun lalu. “Nyaris tidak ditemukan lagi pohon karena  sudah tumbang dihempas gelombang,” ujarnya. Dia lantas memprediksi pulau ini akan hilang dalam waktu yang tidak lama lagi jika taka da upaya penyelamatan.

Kondisi Pulau Pagama tiga tahun lalu, foto Wandi

Pulau ini  menjadi icon Kepulauan Sula, sekaligus tempat wisata. Sayang kurang mendapat perhatian dari pemda Kabupaten  Kepulauan Sula.

Ini terbukti dengan semakain mengecilnya pulau ini  bahkan hampir hilang, tetapi belum ada upaya untuk perlindungan dan perbaikannya. Karena itu dia mengajak seluruh elemen masyarakat  dan pemerintah agar peduli dan mau menyelamatkan pulau ini dengan gerakan yang nyata.

“Ancaman tenggelamnya pulau akibat kenaikan permukaan laut menjadi faktor yang paling dicurigai.Salah  satunya ini akibat adanya aktifitas reklamasi di pesisir pantai Kota Sanana,” jelas Wandi.

Harapannya semoga kondisi Pulau Pagama ini menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula  yang baru terpilih ini. Ayo mari kita selamatkan Pagama,” harapnya.(*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kebun Sagu Dijual, Cadangan Pangan Warga Sagea Hilang (1)

    • calendar_month Ming, 7 Jan 2024
    • account_circle
    • visibility 328
    • 0Komentar

    Rintik hujan pada Minggu (26/11/2023) sekira pukul 17.00 WIT itu, tak menyurutkan semangat Abdurahman Jabir (50) dan Anwar Ismail (67). Keduanya bahu membahu dengan kedua tangan, mengangkat tepung sagu yang telah mengendap di dalam perahu–wadah penampung perasan pokok sagu.  Tepung terisi dalam tiga karung besar hasil perasan  empulur setengah batang pohon sagu, yang panjangnya kurang […]

  • Akibat Tambang Nikel, Pesisir dan Sawah di Halmahera Timur Tercemar

    Akibat Tambang Nikel, Pesisir dan Sawah di Halmahera Timur Tercemar

    • calendar_month 13 jam yang lalu
    • account_circle Redaksi
    • visibility 21
    • 0Komentar
  • UGM Riset Kosmopolis Rempah di Malut

    • calendar_month Kam, 10 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 211
    • 1Komentar

    Sudah Jalin Kerjasama dengan Pemkab Halut Wilayah Provinsi Maluku Utara dikenal sebagai penghasil  rempah pala dan cengkeh.  Tak salah di Kota Ternate misalnya saat ini membangun icon kotanya dengan sebutan   Kota Rempah. Karena itu juga  Maluku Utara patut menyandang The Spicy Island  karena menjadi penghasil rempah yang merupakan sebuah warisan masa lalu Upaya mengembalikan kejayaan […]

  • BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi

    • calendar_month Rab, 16 Des 2020
    • account_circle
    • visibility 145
    • 0Komentar

    Badan Meteorologi  Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate mengeluarkan peringatan kepada masyarakat Kota Ternate dan Maluku Utara umumnya, agar selalu  waspada dengan kondisi cuaca  beberapa hari ini. Kepala BMKG Ternate Joko Sumardiono melalui rilis  yang dikirim ke kabarpulau.co.id/ menyampaikan bahwa   umumnya hujan ringan di sebagian besar wilayah Maluku Utara dengan potensi hujan sedang-lebat di wilayah Taliabu. […]

  • Obi Kaya Keanekaragaman Hayati

    • calendar_month Sen, 7 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 209
    • 0Komentar

    Ditemukan Cecak Jarilengkung  Jenis  Baru  Diberi Nama Papeda Pulau-pulau di Maluku Utara ternyata kaya berbagai  keanekaragaman hayati. Di hutan- hutan pulau tersebut ditemukan beragam jenis flora dan fauna. Terbaru  ditemukannya cicak jarilengkung yang diberi nama cicak papeda. Cecak ini ditemukan di Pulau Obi  di  daerah Kawasi yang saat ini hutannya gencar dieksploitasi  tambang nikel. Cerita […]

  • Ancaman Plastik Makin Mengerikan, Chair’s Draft Text Gagal Lindungi Planet

    • calendar_month Jum, 15 Agu 2025
    • account_circle
    • visibility 294
    • 3Komentar

      Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengecam keras teks baru yang dirilis oleh Chair Intergovernmental Negotiating Committee (INC) untuk Perjanjian Global Plastik pada 13 Agustus 2025. Dokumen ini merupakan kemunduran besar yang mengkhianati tiga tahun proses negosiasi yang menunjukkan dukungan luas terhadap perjanjian ambisius yang mengatur seluruh siklus hidup plastik, termasuk pembatasan produksi. Alih-alih menjadi […]

expand_less