Ini Optimisme Anak Muda Tentang Indonesia
- account_circle
- calendar_month Jum, 12 Agu 2022
- visibility 181
Yakin Kebutuhan Dasar Terpenuhi, Sangat Prihatin Kondisi Politik dan Hukum
Survei Optimisme 2022 yang digelar oleh GoodNews From Indonesia (GNFI) bekerjasama dengan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), dirilis hasilnya dan didiskusikan Rabu (10/8/2022) lalu.
Peluncuran dan diskusi secara online itu memaparkan hasil survei itu yang menyimpulkan ada optimisme dan keprihatinan di kalangan anak muda. Di mana dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar penduduk bisa, kaum muda yakin bisa dipenuhi tetapi dalam urusan politik dan hokum sangat memprihatinkan.

Founder GNFI Akhyari Hananto menjelaskan, usai melalui situasi pelik akibat pandemi selama dua tahun terakhir, kini kasus positif COVID-19 kian menurun. Melihat perkembangan yang berangsur pulih dan membaik, GNFI
melalui survei ini mencoba mengulik pemikiran terkini para pemuda bangsa dan pengaruh pandemi terhadap dinamika kehidupan masyarakat, khususnya dalam hal pandangan akan masa depan Indonesia di berbagai sektor kehidupan.
Jika dilakukan kilas balik tahun sebelumnya, dalam survei yang sama, sebanyak 72 persen responden menjawab optimis dengan keadaan Indonesia di masa mendatang. Meski berada di tengah pandemi yang penuh ketidakpastian, justru ada kenaikan tingkat optimisme dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Di tengah percepatan pembangunan infrastruktur ini, untuk pertama kalinya, Indonesia menerima kepercayaan untuk memegang Presidensi Group of 20 (G20) yang akan
berpengaruh pada tingkat optimisme generasi muda. Terlebih menurut prediksi, Indonesia pada 2030 hingga 2040 mendatang akan mengalami masa bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak.
“Survei ini termasuk bagian kecil dari usaha GoodNews From Indonesia untuk mengetahui pendapat kawan-kawan akan hal yang sudah bagus dan hal yang perlu kita perbaiki atau tingkatkan. Kemudian, bersama dengan elemen bangsa yang lain, bergerak ke depan mengajak
yang masih tertinggal dan menyambut Indonesia
yang terus lebih baik di masa yang akan datang,” kata Akhyari.
Senada, CEO GNFI Wahyu Aji yang memoderatori acara bilang, survei ini merupakan strategi pemetaan atau mapping sehingga masyarakat Indonesia lebih memahami
bagian yang perlu ditingkatkan sebagai kekuatan. Lalu, jika ada hasil yang pesimis, nantinya akan mengetahui upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya.
Peluncuran dan diskusi online yang turut dihadiri, Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko menyampaikan bahwa Indonesia 2045 harus menuju ke negara maju. Jangan sampai terjebak dalam middle
income trap. Jika masih terjebak, akan sulit melompat lagi.
Moeldoko selalu mengingatkan bahwa generasi muda punya ruang yang sangat luas. “Entah di mana dan dari mana mereka berasal, tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam meraih mimpinya. Indonesia sebagai negara hukum harus memperlakukan sama,” katanya.
Sementara menurut penyaji hasil survei, Kunto Adi Wibowo sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Survei
KedaiKOPI sekaligus Peneliti Komunikasi dan Media, survei berhasil mengumpulkan 906 responden. Komposisinya terbagi atas perempuan 58,9 persen dan laki-laki 41,1 persen, dengan generasi Y (25-40 tahun) 58,4 persen dan generasi Z (17-24 tahun) 41,6 persen.
Dari sisi demografi tertinggi pendidikan tamat SLTA sederajat (52,3 persen), pekerjaan sebagai karyawan swasta (30,7 persen), hingga socio-economic status (SES) AB dengan pendapatan di atas Rp3.000.000 (36,5 persen).
Adapun Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2022 terbagi ke dalam 5 isu utama, yakni Kebutuhan Dasar, Pendidikan dan Kebudayaan, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, serta Politik dan Hukum.

Generasi Muda Sangat Optimis pada Sektor Kebutuhan Dasar
Hasil survei mengungkapkan bahwa tingkat optimisme generasi muda yang paling tinggi berada pada sektor kebutuhan dasar, mencakup aspek pemenuhan gizi seimbang untuk diri sendiri, pasangan, dan anak serta pembelian pakaian dan rumah yang layak di masa depan.
Tepatnya, 81,5 persen responden mengaku optimis.
Dari hasil tersebut, generasi muda terlihat optimis dalam 4 (empat) sektor, yakni kebutuhan dasar, pendidikan dan kebudayaan, ekonomi dan kesehatan, serta kehidupan sosial karena hasil net indeks melampaui di atas 50 persen. Namun, generasi muda cenderung pesimis pada sektor hukum dan politik.
Menurut Indra Dwi Prasetyo selaku Co Chair Y20 Indonesia 2022, generasi muda Indonesia masih memiliki
optimisme di tengah bombardir berita akan ketidakpastian global. “Saya berpikir tentang bagaimana
menangkap optimisme ini. Pada akhirnya, ini adalah
mesin yang siap untuk berlari kencang, entah kendala apapun di depan jalan. Teman muda di daerah pun menangkap semangat G20 yang luar biasa masif. Fokus pada penyediaan isu skill, kami percaya bahwa isu skill di
masa depan harus disiapkan. Jika tidak, kita tidak bisa berlari dan beralih dari teknologi sederhana ke teknologi lebih advance.

Rendahnya Optimisme Generasi Muda pada Politik dan Hukum
Menurut pemaparan sebelumnya, sektor politik dan hukum masih menduduki tingkat terendah. Artinya, hanya 16,0 persen generasi muda yang optimis bahwa Indonesia mampu menegakan hukum secara tidak diskriminatif serta menerapkan sistem pemerintahan yang bersih, baik, dan transparan di masa depan.
Generasi muda cenderung pesimis pada sektor tersebut karena berdasarkan hasil net indeks, tingkat optimisme ini mengalami penurunan angka yang terbilang drastis, hanya
sebesar -10,2 persen dari 28,1 persen. Tingginya praktek korupsi di Indonesia termasuk alasan utama penguat sektor politik dan hukum memiliki tingkat optimisme rendah daripada sektor lainnya. Namun, Hendri Satrio selaku Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI memandang, pada saat indeks optimisme hukum dan politik menurun, bukan berarti semuanya negatif. Mungkin saja ada keberanian melaporkan yang akhirnya menguak berbagai hal. Saat keberanian berpendapat muncul, maka akan ada gerakan perubahan yang terlihat. Itu nampaknya dibaca oleh generasi muda sebagai hal yang optimis.”
“Kita harus melakukan penggalian data dari beberapa hal yang ada di sini, bukan hanya tentang politik dan hukum, tetapi bisa pula keberadaban di media sosial. Generasi muda kitapun menyoroti hal tersebut, sangat dibutuhkan kedewasaan dalam mengungkapkan apapun yang ada di dalam pikiran,” tandasnya.

Isu Perhatian dan Rencana Prioritas Masa Depan
Survei pun berusaha mengulik permasalahan utama yang tengah Indonesia hadapi. Generasi muda pada 2022 memerhatikan 3 (tiga) isu utama, yaitu pelecehan seksual,
penyebaran berita hoax atau konten yang tidak memberikan manfaat, serta lapangan pekerjaan yang sulit.
Menanggapi hal tersebut,Rahayu Saraswati selaku Founder dan Chairwoman Parinama Astha Foundation berusaha fokus hal positif terlebih dahulu yang akan menguatkan Indonesia sehingga tidak patah semangat. Baginya, optimisme berarti generasi muda mau melakukan sesuatu yang mendatangkan kebaikan.
“Saat ini, isu top of mind atau paling memprihatinkan bagi generasi muda adalah pelecehan seksual. Berarti sudah banyak yang sadar. Kita sebagai aktivis telah menjalankan tugas untuk mengedukasi masyarakat tentang permasalahan kekerasan seksual di Indonesia, fenomena gunung es yang akan berdampak pada perdagangan dan eksploitasi seksual.
Optimismenya, lebih banyak kasus terungkap merupakan hal baik. Masyarakat memiliki perasaan berani untuk melaporkan, tidak ada lagi ketakutan, menahan diri, dan malu,” ungkap Rahayu.
Sementara itu, rencana prioritas pada tahun yang akan datang, generasi muda ingin sukses mendapatkan pekerjaan atau membangun karier, memiliki atau meneruskan usaha, hingga melanjutkan atau menyelesaikan pendidikan.
Hasil survei optimisme dirilis melalui kanal media sosial GNFI (Instagram, Twitter, Facebook, Youtube) dan YouTube KedaiKOPI. Jika ingin membaca hasil lengkap dari Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2022, Goodmates dapat mengunduh di sini.(*)
- Penulis:
