Breaking News
light_mode
Beranda » Laut dan Pesisir » Literasi Keuangan Nelayan, Seperti Apa?

Literasi Keuangan Nelayan, Seperti Apa?

  • account_circle
  • calendar_month Rab, 15 Feb 2023
  • visibility 284

Ini Upaya MDPI Perkuat Ekonomi Masyarakat Pesisir

Rumah tangga nelayan adalah salah satu aktor dalam mempertahankan keberlanjutan ekonomi pesisir. Para istri nelayan dan suami mereka memainkan peran penting mengelola keuangan rumah tangga. Kadangkalai mereka mengabaikan pencatatan sederhana merekam aktivitas pemasukan dan pengeluaran sehari-hari. Terutama , menentukan prioritas kebutuhan, hingga menjalankan pos-pos keuangan rumah tangga.

Kesenjangan literasi keuangan yang dialami masyarakat pesisir ini menarik perhatian Lembaga Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) mengambil langkah meningkatkan kesadaran literasi keuangan rumah tangga nelayan. Kegiatan ini telah dilakukan di berbagai tempat termasuk di Obi dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.

Direktur MDPI  Yasmine Simbolon pada kabarpulau.co.id/ saat kegiatan pelepasan rumpon berizin  di Pulau Bisa Madapolo  Halmahera Selatan  akhir Januari 2023 lalu, bercerita bahwa program yang diusung lembaganya adalah melalui pelatihan literasi keuangan. Fokusnya adalah usaha  meningkatkan pemahaman rumah tangga nelayan. Terutama di dalam   mengelola keuangan sehingga mampu bertahan dan melewati kejadian tak terduga. Dia contohkan   ketika terjadi bencana alam, wabah, tidak ada musim ikan, sakit, dan kecelakaan di laut. Jika kejadian seperti ini dialami nelayan tidak bisa melaut dan otomatis tidak punya pendapatan.  Dalam kondisi seperti ini keuangan nelayan akan bermasalah karena itu butuh literasi keuangan yang mumpuni sehingga mereka bisa mengatur pendapatannya sendiri.

“Lebih dari itu, fokus lain kami adalah menciptakan hubungan literasi keuangan dengan perikanan berkelanjutan,”  jelas Yasimine.

Dia  bilang  ada sebuah permainan Simulasi   Kelola Oeang Nelayan yang disingkat dengan (Si Keong Nelayan). Model permainan ini telah dikembangkan  sejak  Desember 2021 dengan  melibatkan pendamping secara langsung untuk merancang sebuah permainan mulai dari jenis, bahan, teknik, hingga ritme permainan yang  dapat diaplikasikan ke komunitas sebagai media pembelajaran yang menyenangkan.

Suasana pelatihan literasi keuangan yang digelar MDPI beberapa waktu lalu, foto MDPI

“Dalam Sikeong ini kami menanamkan aspek lokal kehidupan pesisir dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh komunitas ke dalam alat permainan menjadi elemen penting memperkuat dalam penyampaian informasi kepada komunitas,” jelasnya.  

Sebelum finalisasi permainan ini diuji cobakan kepada komunitas dampingan MDPI di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTB untuk mendapatkan masukan terkait teknis, ritme, dan tambahan lainnya guna menyempurnakan permainan.

Setelah melewati proses uji coba dan finalisasi, tim trainer MDPI, kemudian dilanjutkan dengan aksi memberi pelatihan secara langsung di komunitas dampingan.

Untuk ibu-ibu rumah tangga nelayan di Pulau Bisa Madapolo sendiri telah dilakukan pelatihan  dan untuk selanjutnya  dilakukan lagi evaluasi oleh pendamping untuk mengetahui seperti apa  yang telah diperoleh apakah mereka aplikasikan. Termasuk apakah  manfaatnya bagi ibu ibu nelayan setempat.

Dikutip dari  situs MDPI (https://mdpi.or.id/id/tentang-kami/#1620358427118-6fdab962-7525) disebutkan bahwa Si Keong Nelayan hingga saat ini telah dimainkan di 37 kelompok  nelayan yang tersebar di Maluku Utara, Maluku   Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan NTB. Sudah   lebih dari 450 rumah tangga nelayan dan 774 peserta telah terlibat dan mendapatkan edukasi literasi keuangan dengan model yang lebih interaktif. Sebanyak 329 peserta adalah perempuan/ibu rumah tangga.

Selain literasi keuangan, terdapat satu sesi mengenai inklusi gender dasar yang disampaikan sebelum memulai permainan. MDPI melihat bahwa di sepanjang permainan, istri nelayan dan para suami saling bertukar peran dan tanggung jawab. Mereka saling bertukar peran dalam mencatat hingga membagi pos keuangan. Kesempatan ini sekaligus digunakan MDPI untuk memperkenalkan bahwa  perempuan juga mampu membawa perubahan melalui partisipasi di sektor perikanan dan pengembangan ekonomi pesisir yang lebih luas.

Beragam informasi dan pengalaman yang didapatkan saat pelatihan memberikan manfaat yang tak terlupakan bagi peserta. Tidak sedikit dari mereka mengakui bahwa setelah pelatihan, pengelolaan keuangan keluarga mereka menjadi lebih teratur.  

Para nelayan juga merasakan bahwa konsep perikanan berkelanjutan yang disisipkan saat pelatihan mendorong mereka terus melaksanakan praktik perikanan berkelanjutan.  

“Keberhasilan konsep yang dikembangkan oleh MDPI melalui permainan Si Keong Nelayan menjadi langkah awal untuk mengembangkan konsep dan kurikulum pelatihan literasi keuangan fase dua. Saat ini MDPI sedang membangun kerangka konsep literasi keuangan fase dua yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman rumah tangga nelayan dalam perencanaan keuangan, menentukan skala prioritas, instrumen dalam mencapai target dan mimpi keluarga nelayan baik melalui pengembangan usaha ataupun dengan berinvestasi,” tulis MDPI dalam situsnya.

Permainan kedua ini diberi nama Si Kompas Nelayan yang merupakan akronim dari Simulasi Kelola Mimpi dan Asa Nelayan. “Saat ini penyusunannya telah sampai pada tahap uji coba untuk mengumpulkan umpan balik penting dari penerima manfaat,” jelasnya.

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Warga Adat Sawai Halteng, Perda MA vs Omnibuslaw

    • calendar_month Kam, 28 Jan 2021
    • account_circle
    • visibility 464
    • 0Komentar

    Hernemus Takuling saat ditemui di rumahnya di Lelilef Sawai

  • Minim, Dana Desa Digunakan Kelola Sampah

    • calendar_month Sel, 14 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 184
    • 1Komentar

    Sampah yang dibuang warga ke tepi pantai di salah satu desa di Halmahera Selatan foto M Ichi

  • Jumlah Pulau di Maluku Utara Bertambah

    • calendar_month Ming, 10 Sep 2023
    • account_circle
    • visibility 582
    • 1Komentar

    Dari 805 Jadi 1080 Pulau, Terbanyak di Halmahera Selatan Julukan negeri seribu pulau bagi Maluku Utara  benar adanya. Pasalnya jumlah pulau di daerah ini yang sebelumnya sesuai data resmi pemerintah hanya 805,   telah berubah menjadi 1080 pulau. Data ini berubah berdasarkan hasil revisi yang  dilakukan Badan Informasi Geospasial (BIG). Perubahan data jumlah pulau ini, juga […]

  • KKP akan Evaluasi Izin Pemanfaatan Ruang Laut

    • calendar_month Rab, 13 Mar 2024
    • account_circle
    • visibility 237
    • 1Komentar

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus melaksanakan mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang laut sebagai bagian dari evaluasi terhadap semua perizinan pemanfaatan ruang laut yang sudah diterbitkan. Hal ini dilaksanakan guna mendorong terwujudnya tata ruang sesuai rencana tata ruang dan/atau rencana zonasi sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut […]

  • Cadangan Nikel Habis 6 Tahun Lagi  

    • calendar_month Rab, 8 Nov 2023
    • account_circle
    • visibility 267
    • 0Komentar

    Asosiasi Penambang Nikel Indonesia menuturkan bahwa cadangan bijih nikel bermutu tinggi di Indonesia, selaku negara produsen utama, mungkin akan habis dalam waktu sekitar 6 tahun.  Bijih Nikel Indonesia yang memiliki kadar tinggi sebesar 1,7% terutama digunakan untuk produksi nickel pig iron (NPI), yakni bahan baku baja tahan karat berisiko mengalami kekurangan bahan.  Adapun, bijih nikel […]

  • Wisata Danau di Halmahera Ini Layak Dikunjungi

    • calendar_month Sel, 15 Des 2020
    • account_circle
    • visibility 342
    • 0Komentar

    Cerita dari  Ekspedisi Cinta Talaga  Rano   Wilayah Maluku Utara yang berada di kawasan  ring of fire atau cincin api, ternyata memiliki beberapa keistimewaan. Salah satunya, dari aktivitas vulkanis gunung api , ikut memunculkan  danau  di sekitarnya.  Danau yang ada menjadi potensi wisata yang sangat menjanjikan.  Data yang dirilis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan […]

expand_less