Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Butuh Aksi Nyata Bebaskan Laut Malut dari Sampah Plastik

Butuh Aksi Nyata Bebaskan Laut Malut dari Sampah Plastik

  • account_circle
  • calendar_month Jum, 28 Agu 2020
  • visibility 164

Provinsi Maluku Utara memiliki luas mencapai 145.801 km2.  Terdiri dari 69,08 % merupakan lautan dan sisanya 30,92 adalah daratan. Secara geografis perairan Maluku Utara berada dalam Kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle). Karena itu, perairan Maluku Utara memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dan menjadi rumah bagi berbagai  spesies karang, jenis ikan, lumba-lumba dan penyu. Maluku Utara juga menyimpan potensi pariwisata  sangat indah.  Akan tetapi kekayaan dan keindahan itu menghadapi  berbagai ancaman, salah satunya sampah plastik.

Hal ini juga mengemuka dalam diksusi online kerjasama  Yayasan EcoNusa dan Universitas Khairun  UNKHAIR Ternate Selasa (25/8) lalu. Dalam diskusi itu mengajak  semua komponen  masyarakat  termasuk mahasiswa  di Ternate dan Maluku Utara umumnya, untuk lebih peduli dan berkontribusi terhadap perbaikan ekosistem pesisir laut yang lebih sehat di Indonesia, khususnya di Maluku Utara.

Webinar  bertajuk “Sail to Campus: Maluku Utara Beraksi Lawan Plastik Sekali Pakai untuk Laut Berkelanjutan” tersebut diisi  beberapa narasumber. Dari  Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA  Dirjen PRL Kementerian Kelautan dan Perikanan, Fachruddin Tukuboya, ST., MM  Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara , Khalikudin Umasangaji, Ph.D  Peneliti  dan Koordinator Program Studi Ilmu Kelautan UNKHAIR , Ikbal M. Nur  Nelayan dan Masyarakat Pesisir, dan Erlena Umanahu  Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan UNKHAIR.

Dr Aryo Hanggono memaparkan bahwa berdasarkan Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah membuang 3,2 juta ton sampah plastik ke laut. Dari data itu diketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran  sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Selain itu, Indonesia masuk ke dalam lima besar negara yang berkontribusi terhadap polusi plastik di laut yang memberikan lebih dari separuh polusi plastik di laut.

Sementara Fachruddin Tukuboya, ST., MM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara mengatakan bahwa sampah plastik merupakan salah satu permasalahan utama di Kota Ternate. Di Kota Ternate saja jumlah sampah yang dihasilkan bisa mencapai 60 ton dalam sehari. “Dalam upaya penanganan sampah ini, perlu adanya penegakan hukum di level peraturan daerah Kabupaten Kota, supaya dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan yang terbuang ke laut,” katanya.

Dia bilang,  pencemaran laut dan daerah pesisir  berpengaruh terhadap kehidupan, khususnya masyarakat pesisir dari bidang ekonomi maupun  kendaraan para nelayan.

Ikbal M.Nur, perwakilan nelayan dan masyarakat pesisir mengatakan,  sampah plastik yang terbuang dan mencemari wilayah pesisir desanya di Kayoa Halmahera Selatan menimbulkan bau busuk. Ibaratnya laut menjadi tempat pembuangan sampah yang bisa mendatangkan penyakit. Satu hal yang nyata  sampah  plastik merusak baling-baling mesin perahu. Dia menjadi seperti  jaring ikan yg terbuang ke laut. Karena itu dia berharap mahasiswa mengambil peran penting melakukan penyuluhan  kepada masyarakat.

“Mahasiswa punya  tugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penggunaan kantong plastik. Yang salah itu manusianya, bukan kantong plastik. Jadi manusia harus mengubah   kebiasaannya dalam menggunakan kantong plastik, sehingga bisa menjaga laut kita,” sarannya.

Rektor Universitas Khairun Prof. DR. Husen Altingmengatakan permasalahan sampah plastik ini menjadi salah satu isu utama yang dihadapi Indonesia, tidak hanya Maluku Utara. Sehingga dibutuhkan gerakan bersama dari kalangan civitas academica terutama mahasiswa sebagai generasi penentu kebijakan di masa yang akan datang. Kontribusi nyatanya mengubah gaya hidup dengan menolak penggunaan plastik sekali pakai dapat memberikan dampak besar bagi upaya pemerintah provinsi mengurangi sampah plastik.

Melihat pentingnya peran universitas dalam mendidik mahasiswanya melakukan perubahan nyata untuk lingkungan yang lebih sehat, maka Universitas Khairun menyatakan dukungannya  mengurangi sampah plastik di lingkungan kampus.

Rektor Prof. DR. Husen Alting kesempatan itu turut membacakan pernyataan sikap Universitas Khairun tentang penggunaan plastik sekali pakai.  “Seluruh civitas academica Universitas Khairun Ternate berkomitmen  mengurangi penggunaan plastik sekali pakai diseluruh wilayah Universitas Khairun,”  tegasnya.

Untuk mengatasi sampah plastik, tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah tapi juga butuh aksi nyata dari publik, terutama dari kaum muda. Fakta bahwa bonus demografi Indonesia akan dikuasai angkatan muda kedepannya. Karena itu, kaum muda harus tahu, pentingnya membangun budaya yang membawa konteks bahwa anak muda mampu berkontribusi nyata dalam setiap permasalahan, salah satunya permasalahan sampah plastik.(*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Malut Masuk 10 Provinsi yang Terus Alami Deforesfasi

    • calendar_month Sab, 19 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 308
    • 2Komentar

    Hutan yang berada di sejumlah pulau di Maluku Utara    terus alami deforestasi. Walau lajunya cenderung turun, faktanya hingga kini masih banyak  pulau  yang kehilangan tutupan hutannya. Data Yayasan Auriga Nusantara, menunjukan tutupan hutan alam nasional di Indonesia mencapai 88 juta hektare. Dari angka tersebut, 80% berada di 10 provinsi kaya-hutan, seperti Papua, Papua Barat, Kalimantan […]

  • 7 Tahun Gerakkan Panen Air Hujan, Dapat Kalpataru

    • calendar_month Jum, 10 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 193
    • 1Komentar

    Zulfli-saaar-menerima-penghargaan-Kalpataru-yang-diserahkan-Wakil-Menteri-KLHK-foto-pribadi-Zulkifli

  • Gane Dihantam Abrasi Parah dan Kesulitan Air Bersih

    • calendar_month Sab, 4 Jun 2022
    • account_circle
    • visibility 180
    • 0Komentar

    Tanggul penahan ombak di desa Gane Dalam yang kini telah patah dan tenggelam dihantam gempa. Saat ini belum juga diperbaiki dan warga dalam keadaan terancam foto M Ichi

  • Ayo Selamatkan Pulau Ini Sebelum Tenggelam

    • calendar_month Rab, 24 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 393
    • 2Komentar

    Kondisi PUlau Pagama saat ini. foto Wandi

  • Menikmati Ekowisata Bukit Lona Pulau Tidore

    • calendar_month Rab, 25 Nov 2020
    • account_circle
    • visibility 326
    • 0Komentar

    Pemandangan yang menawan dari kawasan ekowisata Bukit Lona/foto Andy Taufik

  • Tambang di Pulau Kecil, Langgar Undang-undang Tapi Aman Saja

    • calendar_month Sab, 7 Jun 2025
    • account_circle
    • visibility 1.417
    • 0Komentar

    Jumlah  pulau di Maluku Utara (Malut) berdasarkan data Pemerintah Provinsi Maluku Utara  ada 805 pulau. Dari jumlah itu, hanya  Halmahera, Obi, Taliabu dan Morotai masuk kategori pulau sedang. Selebihnya pulau kecil yang luasnya tidak lebih dari 2000 hektar. Pulau sebanyak itu, 82 diantaranya berpenghuni dan sebagian besar tidak berpenghuni. Terutama pulau kecil dan sangat kecil. […]

expand_less