Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kampung » Petani Dapat Penguatan Usaha Kelapa dan Hortikultura

Petani Dapat Penguatan Usaha Kelapa dan Hortikultura

  • account_circle
  • calendar_month Jum, 18 Sep 2020
  • visibility 225

Hasil Kolaborasi Pakativa – Disperindag dan Distan Provinsi

Turunan hasil kelapa yang  mencapai 50 jenis produk hingga kini belum dimanfaatkan  oleh petani  di Maluku Utara.  Mereka hanya mengandalkan kopra sebagai sumber pendapatan utama. Karena itu ketika harga kopra anjlok petani menjadi  terpuruk.

Sementara, hasil lain dari kelapa  seperti tempurung, air dan sabuk kelapa  hanya dibuang percuma. Begitu juga dalam usaha pertanian. Untuk usaha yang berfokus pada jenis hortikultura, belum banyak diusahakan. Akhirnya banyak lahan tidak termanfaatkan.

Melihat persoalan ini, Perkumpulan Paka Tiva kemudian menggandeng dua instansi di Pemerintah Provinsi Maluku Utara yakni di Dinas Perindustrian Perdagangan  dan Dinas Pertanian untuk memberi penguatan usaha  kepada para petani  di tiga desa dampingan Paka Tiva di Kecamatan Gane Barat Utara 11 hingga 15 September lalu. Tiga Desa itu adalah Samo, Posi-posi dan Gumira. Para petani di tiga desa ini mendapatkan pelatihan khsusus pembuatan arang tempurung, briket dan minyak kelapa serta  usaha pertanian hortikultura atau sayur mayur.

Direktur Paka Tiva Faisal Ratuela menjelaskan,  kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari  mulai 11  dan berakhir 15 September lalu itu, oleh  lembaga ini memilih memberikan penguatan  penguatan ekonomi ini karena melihat besarnya potensi hasil kelapa, tetapi hanya dimanfaatkan untuk kopra. Sementara hasil turunan lainnya terbuang percuma. Ini yang melecut pengurus Paka Tiva memberikan pelatihan kepada para petani dan kelompok masyarakat setempat.

“Pelatihan ini karena kami punya komitmen awal  bagaimana memikirkan cara lain bagi petani kelapa di Maluku Utara terutama  di daerah dampingan untuk memanfaatkan produk turunan dari kelapa tidak hanya sekadar membuat kopra,” jelas Faisal. Sementara untuk pelatihan pertanian hortikultura untuk petani setempat karena selain memiliki lahan yang luas  sebagian petani sudah tidak lagi menanam sayur mayor. Mereka lebih  senang membeli sayur mayur yang dijual di pasar   padahal lahan mereka dibiarkan tak ditanami. Upaya ini dilakukan  agar mereka bisa berdaya memenuhi kebutuhan pangan mereka. Para petani selama ini hanya mengandalkan alam. Mereka belum memanfaatkan  sumberdaya organik  yang dimiliki walaupun banyak di sekitar  mereka,” ujar Faisal saat  pelatihan bertema Pengembangan Ekonomi dalam Bingkai Pengelolaan Sumberdaya Alam itu.  

Dibantu para suami ibu ibu kelompok pembuatan minyak kelapa mempraktekkan produki minyak cepat dengan menggunakan ragi. foto Vira DB

Ikram Sangaji  salah satu fasilitator dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara mengungkapkan pelatihan ini sangat penting  karena akan membantu warga untuk mengembangkan usaha rumah tangga mereka. Misalnya untuk produksi  minyak kelapa dan  virgin cocanut oil (VCO). Dalam pembuatan minyak kelapa warga diberi pengetahuan cara pembuatan yang sederhana dan cepat disbanding cara tradisonal yang dibuat warga yang membutuhkan waktu sampai 24 jam. Sementara dengan teknik peragian mereka  bisa mendapatkan minyak kelapa dalam waktu hanya satu sampai dua jam saja. “Warga sangat antusias  dan ini sangat baik untuk pengembangan usaha ekonomi warga,” kata Ikaram. Begitu juga  dalam pemanfaatan  pembuatan arang tempurung. Warga juga sangat tertarik. Ke depan akan membuat warga bisa memanfaatkan hasil kelapa yang tidak terbuang percuma ini menjadi sumber pendapatan.

Adanya pelatihan ini warga sangat antusias. Bagi mereka hal ini sangat membantu mereka menambah pendapatan mereka. “Pelatihan seperti ini sangat membantu warga untuk menambah pendapatan mereka terutama dalam memanfaatkan hasil kelapa yang selama ini masih dibuang terutama tempurung. Begitu juga dalam pembuatan minyak kelapa yang selama ini masih sangat manual bisa dibuat lebih cepat dengan hasil yang lebih baik,” kata Usman  Umar Sekretaris desa Posi  posi Gane Barat Utara. Usman yang juga anggota kelompok pemberdayaan desa Posi posi  mengaprseasi apa yang dilakukan oleh Paka Tiva menggandeng instansi teknis. “{Kerja kerja seperti ini yang dibutuhkan masyarakat,”imbuhnya.

Warga serius mendengarkan materi pelatihan produk pemnafaatan kelapa di desa Gumira

Sementara Kepala Desa Gumira Amirudin Ishak mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat karena ikut membantu masyarakat  meningkatkan perekenomian mereka, terutama di bidang pertanian tanaman hortikultura dan pemanfaatan hasil kelapa. “Kita tahu kondisi saat ini dengan wabah Covid-19 serta anjloknya harga kopra, membuat ekonomi masyarakat terpuruk. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan ekonomi masyarakat,” katanya.

Pihaknya turut menyampaikan terima kasih kepada Perkumpulan Paka Tiva  bersama Disperindag serta Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara. “Kami berharap ada kelanjutan kegiatan seperti ini ke depannya,” harapnya.(*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Mengangkat Kearifan Nelayan Ternate  Lewat Festival Nyao Fufu

    • calendar_month Rab, 8 Okt 2025
    • account_circle
    • visibility 110
    • 0Komentar

    Nyao fufu adalah salah satu tradisi memasak atau mengawetkan ikan yang dilakukan  warga Ternate dan Maluku Utara secara turun temurun. Kelurahan Dufa-dufa sebagai salah satu kampong/kelurahan nelayan di Kota Ternate  melestarikan tradisi nyao   fufu atau ikan asap  tidak  hanya untuk  konsumsi tetapi juga  usaha ekonomi produktif. Masyarakat di Pantai Dufa dufa juga turut menjaga dan […]

  • 7.280 Pulau di BANUSRAMAPA Terancam

    • calendar_month Rab, 22 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 206
    • 0Komentar

    Ancaman Perubahan Iklim sangat nyata fot M Ichi

  • Bawa Program Konservasi Air Tanah dan Energi, BesaMacahaya Hadir di City Sanitation Summit 

    • calendar_month Ming, 31 Agu 2025
    • account_circle
    • visibility 280
    • 1Komentar

    City Sanitation Summit  (CSS) merupakan agenda nasional tahunan yang diselenggarakan Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI). Tahun ini merupakan yang ke-23, sementara  penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah Kota Ternate. CSS XXIII  bertema Sanitasi berkelanjutan melalui partisipasi dan inovasi pengelolaan sampah berbasis kota pulau itu turut digelar beberapa kegiatan. Salah satunya rangkaian kegiatan   Festival Sanitasi, Budaya dan UMKM yang berlangsung di Benteng Oranje 29-hingga […]

  • Daya Dukung Halmahera Tengah Terlampaui,  Tambang Perlu Dibatasi

    • calendar_month Kam, 29 Agu 2024
    • account_circle
    • visibility 440
    • 0Komentar

    Komunitas Fakawele: Warga Sagea Butuh Sungai dan Laut  Bersih Bukan Nikel Akhir Juli 2024, Kabupaten Halmahera Tengah mengalami banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir. Kejadian ini  menyebabkan kerugian besar bagi warga karena akses jalan terputus, rumah terendam air, 1.726 orang mengungsi, dan menghilangkan satu nyawa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara mencatat tujuh […]

  • Suarakan Regulasi PRL di Forum Internasional Lewat Zonasi

    • calendar_month Ming, 25 Mei 2025
    • account_circle
    • visibility 451
    • 0Komentar

    Penataan ruang laut  (PRL) adalah dasar dari seluruh pemanfaatan ruang yang ada di wilayah pesisir dan laut, agar tercipta keselarasan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian ekosistem pesisir dan laut. Ini adalah salah satu  komitmen  Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal ini  disampaikan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan mewakili Indonesia  dalam  forum internasional […]

  • Begini  Kondisi Kepiting Kenari di Malut Saat Ini

    • calendar_month Sab, 2 Mar 2024
    • account_circle
    • visibility 247
    • 0Komentar

    Salah satu hewan dilindungi yang hingga kini masih ditangkap diperjual belikan dan dikonsumsi dengan harga mahal adalah kepitng kenari atau nama latinnya  Birgus Latro. Hewan ini di Maluku Utara   bisa dijumpai di hampir seluruh pulau kecil  di sekitar kawasan ini. Meskpiun tersebar hampir di seluruh pulau kecil di Maluku Utara, namun  i sudah dianggap langka […]

expand_less