Breaking News
light_mode
Beranda » Lingkungan Hidup » 65 Ekor Paruh Bengkok Pulang ke Habitatnya

65 Ekor Paruh Bengkok Pulang ke Habitatnya

  • account_circle
  • calendar_month Jum, 2 Apr 2021
  • visibility 134

Burung paruh bengkok yang dipelihara atau diperjualbelikan  orang tidak bertanggung jawab  ternyata masih sangat banyak. Buktinya  di masa pandemic ini petugas terus mengamankan   hasil sitaan  hingga puluhan ekor.  Selasa 30/3/2021)  pekan ini ada  65 ekor paruh bengkok hasil sitaan  itu telah lepasliar  ke habitatnya.    Paruh bengkok  itu   terdiri dari, 16 ekor Kakatua Putih (Cacatua alba), 31 ekor Kasturi Ternate (Lorius garrulus), 3 ekor Nuri Kalung Ungu (Eos squamata) dan 15 ekor Nuri Bayan (Eclectus roratus).

Burung-burung ini lepasliar  di kawasan  hutan  Bukit Tanah Putih, Desa Domato, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.

Kepala  Seksi Konservasi Wilayah I Ternate Abas Hurasan menjelaskan, satwa-satwa yang dilepasliarkan ini merupakan hasil sitaan, temuan serta penyerahan dari TNI, POLRI, masyarakat serta hasil pengamanan petugas POLHUT BKSDA Maluku lingkup Seksi Konservasi Wilayah I Ternate.

Sebelum lepasliar, satwa-satwa tersebut telah menjalani proses rehabilitasi di Kandang Transit SKW I Ternate selama kurang lebih  4 bulan. Selanjutnya melalui pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dinyatakan sehat, serta menjalani proses habituasi selama   dua hari di kandang habituasi yang telah disiapkan.

 Usai proses itu selanjutnya dilakukan proses lepasliaran. Abas Hurasan bilang  lepasliaran  paruh bengkok di tahun 2021 ini   merupakan yang  pertama. Sebelumnya    Januari lalu, Seksi  BKSDA Ternate juga melakukan lepasliar dua ekor elang bondol di daerah kawasan wisata Jikomalamo Kota Ternate.

Dia bilang lagi, untuk jenis paruh bengkok yang belum lepasliar dan  masih dirawat di kendang transit saat ini masih ada lebih dari 30 ekor.   Satwa ini masih akan dirawat  hingga pulih dan siap dipulangkan ke habitat aslinya.  “Yang ada iru semua  adalah hasil penyerahan dari warga, aparat TNI maupun pihak kepolisian,” jelas Abas.  

 Abas juga  bilang saat   lepasliaran  di  Batu Putih Sidangoli Halmahera Barat itu juga,  bertepatan dengan  kunjungan kerja  Kepala Balai KSDA Maluku,   Danny H. Pattipeilohy, S.Pi., M.Si.

 Dany H Pattipeilohy yang hadir dan melakukan proses lepasliaran  di Saidangoli  mengatakan, kegiatan  ini merupakan sebuah aksi konservasi yang dilakukan  menyongsong Hari Konservasi Alam Nasional yang  dirayakan tiap tahun  pada 10 Agustus.

Dia bilang lagi, satwa-satwa liar ini merupakan warisan sehingga diharapkan keterlibatan seluruh pihak terkait untuk menjaga dan melestarikannya.

“Karena warisan untuk anak cucu apabila ditemukan indikasi ada pengumpulan satwa liar dalam jumlah besar dapat dilaporkan kepada petugas untuk dilakukan penindakan, ” harapnya.

Bahkan katanya, kegiatan pelepasliaran ini akan memberikan dampak terhadap kelestarian satwa-satwa tersebut di habitatnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, petugas dari berbagau pihak, mulai dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate, Camat Jailolo Selatan, Danramil Jailolo Selatan, Kapolsek Jailolo Selatan, Perwakilan KPH Halmahera Barat, Kepala Desa Domato serta seluruh personil SKW I Ternate. (*) 

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pulihkan Ekonomi Warga dari Covid-19 dengan Tanam Mangrove

    • calendar_month Sel, 6 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 189
    • 0Komentar

    Pandemic Covid 19 benar-benar berdampak buruk bagi seluruh sendi kehidupan.   Hal ini juga ikut berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat terutama masyarakat kecil yang berada di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. Secara nasional kondisi ini ikut  menekan pertumbuhan ekonomi.  Data resmi Badan Statitistik  5 Agustus 2020, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2018-2020 relatif menurun, hingga triwulan […]

  • Demokrasi, Sebuah Ontologi Kecil

    • calendar_month Sen, 29 Jan 2018
    • account_circle
    • visibility 208
    • 0Komentar

    Catatan dari Timur Nusantara untuk Indonesia Sir WinstonChurchill sekali dalam pidatonya mengatakan bahwa demokrasi adalah sistem buruk diantara yang terburuk yang harus kita pilih karena tidak ada sistem lain yang lebih baik lagi. Padahal dalam sejarahnya banyak sekali bentuk-bentuk pemerintah maupun negara yang telah dipraktekkan sejak zaman Yunani kuno.Termasuk demokrasi sendiri berasal dari era Yunani […]

  • Pemanfaatan Potensi Laut Maluku Utara Masih Minim

    • calendar_month Sel, 8 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 484
    • 0Komentar

    Setiap 8 Juni diperingati sebagai hari laut sedunia atau World Ocean Day. Peringatan ini untuk mengingatkan pentingnya lautan bagi kehidupan manusia karena   menutupi lebih dari 70% planet Bumi. Dikutip dari https://tirto.id/hari-laut-sedunia-2021-tema-8-juni-cara-rayakan-world-ocean-day-gg) menyebutkan bahwa   laut menjadi sumber kehidupan manusia, mendukung kesejahteraan umat manusia dan setiap organisme lain di bumi. Lautan menghasilkan setidaknya 50% oksigen Bumi, merupakan […]

  • Pulau-pulau Rentan Akibat Industri Ekstraktif

    • calendar_month Sen, 20 Jun 2022
    • account_circle
    • visibility 198
    • 1Komentar

    Tongkang-mengangkut-ore-dari-otoperusahaan- di Pulau Gebe Foto M Ichi

  • Para Pihak Bahas Renja FOLU Net Sink di Malut  

    • calendar_month Kam, 23 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 173
    • 2Komentar

    Foto bersama usai pemaparan materi workshop, foto Ahmad David

  • Indonesia Mencari Pemimpin Pro Lingkungan

    • calendar_month Jum, 27 Okt 2023
    • account_circle
    • visibility 181
    • 1Komentar

    Kepastian capres dan cawapres yang akan bertanding di pilpres 2024 memunculkan satu pertanyaan penting. Apakah para kontestan memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan? Krisis iklim yang sedang terjadi dan menjadi permasalahan semua negara termasuk Indonesia membutuhkan komitmen besama untuk menanganinya. Indonesia juga sudah berkomitmen untuk menahan laju pemanasan global, dengan mengedepankan pembangunan rendah karbon yang […]

expand_less