Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kampung » Ini Masalah Warga Pulau Kecil di Halmahera Selatan  

Ini Masalah Warga Pulau Kecil di Halmahera Selatan  

  • account_circle
  • calendar_month Jum, 4 Feb 2022
  • visibility 233

Dari Dampak Bencana Iklim, Air Bersih, Listrik dan Infrastruktur

Hidup di pulau kecil seperti meniti di atas masalah. Rentan dari berbagai bencana akibat perubahan iklim,  serta akses yang terbatas. Tak itu saja, perhatian pembangunan juga kadang  luput dari perhatian. Gambaran tersebut nyata  dirasakan oleh warga yang mendiami pulau-pulau kecil di Kabupaten Halmahera Selatan saat ini.

Saat mengunjungi sejumlah pulau di daerah ini, menemukan persoalan tersebut sangat dirasakan warga setempat. Karena itu mereka butuh   perhatian  serius dari pemerintah dan elemen terkait lainnya.

Di Januari awal pekan ini,  kabarpulau.co.id/ berkeliling ke beberapa pulau dan kampung di Bacan Timur, Pulau Kasiruta dan Pulau Moari di Kayoa Barat. Ada 8 kampung   sempat dikunjungi. Dari  kunjungan itu mayoritas warga  mengeluhkan  masalah  dan  menanti   perhatian pembangunan. Masalah yang warga hadapi di pulau pulau itu misalnya dampak perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut,  penerangan dan jaringan listrik, air bersih, keterbatasan akses telekomunikasi serta infrastruktur jalan dan jembatan.

Proyek air bersih yang mangkrak dan terbengkalai di desa Boki Mi Ake Pulau Moari Kayoa Barat

Hal ini turut disuarakan warga saat didatangi anggota DPRD Provinsi Maluku Utara Daerah Pemilihan IV Kabupaten Halmahera Selatan yang melakukan reses atau mendengar langsung masukan  masalah pembangunan dari  daerah pemilihan ini. Masukan ini  nanti  dibawa ke provinsi untuk dibahas selanjutnya dibiayai pembangunan penyelesaiannya.

“Reses ini bagian dari tugas DPRD, di mana  perlu datang ke  masyarakat dan mendengar langsung apa yang menjadi keluhan dan masalah pembangunan. Masalah   ini kemudian digodok dan dilihat prioritas dan urgensinya untuk dibiayai,” jelas M Rahmi  Husen saaat   reses di 8 Desa di Halmahera Selatan

Rahmi yang juga politisi partai democrat itu mendapatkan keluhan dari warga terkait berbagai persoalan pembangunan dan    mereka meminta segera ada solusi.

“Persoalan kami salah satunya penerangan atau listrik. Di desa ini jaringan listrik dari PLN  sudah hamper dua tahun terpasang tetepi sampai sekarang belum juga menyala. Beruntung  masih   ada mesin genset  pribadi dan sebagian warga menggunakan  lampu solar cell,”kata Kepala Desa Hate Jawa   Moari Kayoa  Ansar Hi Gani saat  reses anggota DPRD Malut itu. Di desa Hatejawa tidak hanya masalah listrik tetapi juga menyangkut air bersih dan jembatan laut yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Pasalnya akibat gempa beberapa tahun lalu menyebabkan jembatan laut sebagian bangunannya ambrol. Karena itu ketika pasang naik jembatan laut tersebut tenggelam.

Tambatan perahu Desa Sidanga yang rusak parah tapi mash dimanfaatkan warga setempat

Masih di pulau Moari  Kayoa Barat  di desa Boki Miaake   berkutat dengan persoalan air bersih. Pasalnya   proyek air bersih di desa ini bermasalah  atau mangkrak dan sampai saat ini tidak diselesaikan.  Proyek   Pemkab Halmahera Selatan itu dibangun sejak 2017  dan terbengkalai hingga saat ini. Jangankan airnya pipa saluran air saja tidak diselesaikan akhirnya bak penampung  yang dibangun hanya terbiar percuma. Selain masalah air bersih ada lagi  pembangunan sejumlah infrastruktur desa yang sangat dibutuhkan. Sebut saja jalan dan jembatan yang menghubungkan ke beberapa sarana umum desa tersebut. “Kita sangat butuh jembatan penghubung ke sekolah SMP di desa ini yang berada di seberang sungai Boki Miake. Jika tidak ada jembatan warga dan anak sekolah sangat kesulitan,” kata Kades Boki Miake Lutfi AK Basrah  di hadapan anggota DPRD  Minggu (31/1/2022) lalu. Hal serupa disuarakan   warga Desa  Sidanga dan Tawa. Di dua desa ini fasilitas yang paling mendesak dan perlu segera ada perhatian adalah sarana tambatan perahu atau   jembatan laut. Sarana ini sangat dibutuhkan karena menunjang aktivitas warga  sehari hari.  Di Desa Sidanga jembatan lautnya sudah rusak parah sehingga rentan   roboh atau warga bisa terperosok  masuk dari sela sela lantai jembatan laut   yang sudah rusak.

Sementara di Desa Marituso  Kasiruta Barat masalah paling mendesak yang perlu diperhatikan adalah talud penahan ombak atau air laut. Pasalnya, karena dampak gelombang pasang beberapa waktu lalu   tembok penahan ombak patah. Akibatnya saat ini  laut pasang  kampung ini  nyaris tenggelam. Air laut masuk sampai ke dalam  perkampungan.

Rumah rumah di tepi pantai Pulau Tauwale Kecil Dusun II Desa Marituso yang terancam tenggelam kala air pasang, foto M Ichi

“Masalah ini sangat serius. Jika tidak segera ditangani maka kampung  Marituso bisa tenggelam,” keluh Ketua BPD Desa Marituso Iksan Mohdar   Minggu (31/1/2022) lalu.  

Kebutuhan jembatan laut yang sangat mendesak juga disuarakan warga Desa Timlonga Bacan Timur. Pasalnya untuk memudahkan akses dan aktivitas warga  sangat dibutuhkan adanya pembangunan dermaga  atau tambatan perahu yang representative jauh  dari  terjangan  badai dan   gelombang. “Kebutuhan kami yang paling mendesak adalah membangun jembatan laut atau dermaga yang aman dari gelombang,” ujar Kepala  Desa Timlonga Bacan Timur   Nurdin M Nur.

Warga Sidanga Kasiruta Barat hadiri reses dan sampaikan aspirasi mereka

Sementara di  desa Posi posi Kayoa Selatan warga  mengeluhkan kondisi air minum mereka yang sudah mulai payau. Karena itu mereka  sangat butuh segera ada upaya perbaikan dan pembenahan. Tidak itu saja di  desa ini juga warga adanya  penyiapan tempat penampungan air berupa profil tank. Profil tenk ini sangat dibutuhkan karena desa di pulau Waidoba Kayoa ini sangat bermasalah dengan kualitas air bersihnya.

Rahmi saat menerima berbagai keluhan dan penyampaian menyangkut  masalah yang mereka hadapi menyatakan akan membawa hal ini ke DPRD untuk dibahas dan dilihat skala prioritasnya  sehingga bisa segera dibangun atau diadakan. “ Kita lihat skala prioritas  masalah yang disuarakan  karena anggaran daerah juga terbatas sementara kebutuhan yang sama juga  di 10 kabupaten/kota di Maluku Utara,” ujar Rahmi  saat  reses di beberapa desa tersebut. (*)   

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pulihkan Ekonomi Warga dari Covid-19 dengan Tanam Mangrove

    • calendar_month Sel, 6 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 189
    • 0Komentar

    Pandemic Covid 19 benar-benar berdampak buruk bagi seluruh sendi kehidupan.   Hal ini juga ikut berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat terutama masyarakat kecil yang berada di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. Secara nasional kondisi ini ikut  menekan pertumbuhan ekonomi.  Data resmi Badan Statitistik  5 Agustus 2020, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2018-2020 relatif menurun, hingga triwulan […]

  • Bangun IPAH di Pulau Kecil dan Terluar

    • calendar_month Rab, 30 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 203
    • 0Komentar

    Besa Ma Cahaya Bangun 6 Unit di Kecamatan Batang Dua Kota Ternate Besa Macahaya dalam bahasa Ternate berarti cahaya hujan  adalah  komunitas  yang bergerak dalam gerakan panen air hujan. Gerakan ini dinamai Sedekah Air Hujan. Melalui donasi dari berbagai pihak lembaga ini sudah membantu warga di beberapa pulau di Maluku Utara.   Sampai saat ini, Besa […]

  • Ini Hasil Riset Scooping Nikel untuk Electric Vehicle (EV)

    • calendar_month Sen, 11 Des 2023
    • account_circle
    • visibility 224
    • 1Komentar

    Indonesia Belum  Punya Roadmap Hulu-Hilir Maluku Utara adalah salah satu wilayah di Indonesia  yang dikaruniai kekayaan sumber daya alam melimpah, salah satunya nikel. Hampir seluruh perut bumi  Halmahera dan pulau-pulau kecil lainya menyimpan kekayaan tambang nikel. Karena itu tidak salah terdapat tiga kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dijadikan pusat pengolahan nikel, termasuk salah satunya […]

  • Belantara Fondation Bahas Nilai Ekonomi dan Pendugaan Karbon Hutan

    • calendar_month Kam, 17 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 213
    • 0Komentar

    Hutan di kawasan Taman Nasional Ake Tajawe Lolobata Halamhaera

  • Tanda-tanda Alam dan Tradisi Orang Pulau yang Tergerus Zaman

    • calendar_month Sen, 17 Mar 2025
    • account_circle
    • visibility 535
    • 0Komentar

    Sebuah Doho doho Pendek di Pertengahan Ramadan  Kitab Suci Alquran untuk ummat manusia, secara khusus  telah menerangkan  dengan terang benderang  fenomena alam dengan ayat- ayat kauniyah-nya. Dalam  membaca fenomena alam itu,  para leluhur negeri al-mulk  yang terdiri dari pulau pulau ini telah mempraktekan dalam setiap hidup mereka sejak dulu. Bagi mereka, setiap ada fenomena alam […]

  • Negara Dibutuhkan Hadir di Tengah Warga Pesisir

    • calendar_month Sab, 21 Apr 2018
    • account_circle
    • visibility 156
    • 0Komentar

    Masyarakat pesisir yang mendiami seluruh pulau di Indonesia termasuk Maluku Utara, sangat membutuhkan perlindungan dari Negara. Tujuannya untuk menghalau berbagai ancaman yang datang silih berganti kepada masyarakat. Ancaman tersebut, bisa berupa kriminal, kesejahteraan, sosial, dan lainnya. Yang paling mendasar, masyarakat pesisir saat ini banyak yang terancam akan kehilangan ruang penghidupannya di laut. Fakta itu menurut […]

expand_less