Breaking News
light_mode
Beranda » Laut dan Pesisir » Nelayan Kecil Belajar Standar Keselamatan di Laut

Nelayan Kecil Belajar Standar Keselamatan di Laut

  • account_circle
  • calendar_month Sab, 25 Feb 2023
  • visibility 268

Setiap hari para nelayan melakukan aktivitas menangkap ikan di laut. Meski begitu, tidak semua dari mereka memahami  standar dasar keselamatan ketika di laut. Karena itu pula para nelayan kecil di Kota Ternate, khususnya nelayan ikan tuna Kelurahan Kampung Makassar Timur Kota Ternate Maluku Utara, diberi pemahaman tentang standar  keselamatan di laut oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Ternate yang difasilitasi oleh lembaga Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) yang selama ini melakukan pendampingan terhadap nelayan kecil di sejumlah tempat di Maluku Utara.

Para nelayan yang tergabung dalam program nelayan fair trade dan non fair trade itu, antusias mengikuti pelatihan Keselamatan di Laut Nelayan Tuna Fair Trade Ternate yang dipusatkan di aula Kantor Lurah Makassar Timur. Sementara  prakteknya di langsungkan di pantai  Lelong Makassar Timur Sabtu (24/2/2023).

Field Implementer MDPI Hidayat D Muhammad menjelaskan, dalam program nelayan fair trade yang dijalankan MDPI, salah satu standar persyaratannya itu adalah mengikuti dan memahami pelatihan keselamatan untuk nelayan kecil. Melalui pelatihan ini para nelayan diharapkan mendapatkan ilmu mengenai tekhnik bertahan hidup di laut saat menghadapi keadaan darurat, mendapatkan pelatihan dasar P3K serta memahami teknik navigasi. “Ini syarat  bagi nelayan fair trade  karena sangat bermanfaat ketika mereka menjalankan aktivitas melaut,” jelas Hidayat.   

Para nelayan melakukan warming up sebelum turun praktek penyelamatan di laut foto MDPI

Program MDPI  terkait training  atau pelatihan SAR    adalah persyaratan  latihan keselamatan  yang masuk dalam program.  Karena itu tiap nelayan wajib mengikuti.

“Kalau tidak ikut berarti  tidak bisa bergabung.   Kali ini  pesertanya  38 orang. Ada  28 orang anggota nelayan fair trade. Sisanya adalah nelayan  yang tertarik  dengan  pelatihan ini  dan ingin paham proses  pelatihan standar penyelamatannya seperti  apa,”jelas Hidayat lagi.   

Sementara   dari 38 peserta,  baik nelayan fair trade dan bukan fair trade,   mendapatkan  lima materi  belajar yang diberikan dua pelatih dari Kantor Pencarian  dan Pertolongan (SAR) Ternate. Dari lima materi  ada  dua trainer dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Ternate, masing masing Michael Janis dan Syarif Hidayat.  

Praktek pemberian pertolongan pertama ketika ada kejadian di laut, foto MDPI

Materi  yang diterima para nelayan masing-masing terkait dasar dasar navigasi laut,  survival at sea  atau bertahan hidup di laut, basic first aid atau pertolongan pertama, water rescue  pertolongan atau penyelamatan di air  dan terakhir  masalah  dehidrasi.

Saat disampaikan materi penyelamatan diri  dan cara bertahan di laut,  para peserta dilatih teknik penyelamatan  diri tanpa life jacket   dan menggunakan life jacket.  Termasuk cara mengambang atau survival self rescue menggunakan pakaian. Caranya dengan menjebak udara di bahu untuk membantu mengambang.

Selain itu, yang  menarik juga adalah materi mengenai  survival di laut. Dalam materi ini para nelayan diberikan pengetahuan dasar mengenai teknik mempertahankan diri dari keadaan darurat di laut.

“Ketika seseorang  sudah survival di laut 50 persen total keselamatan sudah ada,” kata Maikel Janis. Dalam hal ini kasus utamaya  seperti  dehidrasi, udara dingin, minum air laut dan bahaya terbesarnya adalah ketakutan dan panik. Ada juga beberapa bahaya dihadapi korban karena kondisi dingin. Misalnya hypothermia atau kehilangan panas tubuh akibat udara dingin, frostbite  yang disebabkan oleh angin dingin  yang membekukan tubuh  dan kaki yang kaku karena tidak digerakan dalam waktu yang lama di dalam air yang dingin.

Para nelayan mendapatkan bekal materi dari para trainer sebelum dilakukan praktek foto MDPI

Selain itu ada juga bahaya lain seperti mabuk laut diare, minum air laut dan bahaya lainnya.

Dalam pelatihan ini banyak pertanyaan diajukan para peserta terutama menyangkut upaya penyelamatan kawan nelayan atau yang lainnya saat ada kejadian.

Iskanda  Dano Dasim salah satu nelayan dari Kelurahan Kampung Makassar Timur mempertanyakan tata cara   menyelamatkan  teman  atau korban panik  apa yang harus dilakukan. Usai para peserta menerima materi dalam ruangan, para peserta dibekai dengan materi di dalam ruangan Bersama pelampung yang dimiliki melakukan praktek di laut pantai Kelurahan Makassar Timur. (*)   

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • AIR

    • calendar_month Kam, 23 Mar 2023
    • account_circle
    • visibility 252
    • 1Komentar

    Sungai Tayawi di Taman Nasional Ake Tajawe Sofyan Ansar

  • Ada Apa, Kecelakaan Nelayan Selalu Berulang?  

    • calendar_month Ming, 4 Jun 2023
    • account_circle
    • visibility 208
    • 0Komentar

    Sebulan Tiga Orang  Jatuh dan Tewas  di Laut Tingkat kecelakaan nelayan makin mengkhawatirkan. Para nelayan  dengan perahu  kecil saat mencari ikan berulangkali  alami kecelakaan.  Terbaru  nelayan  Morotai yang keluar melaut selama tiga hari belum kunjung pulang. Laporan  yang diterima pihak Basarnas  nelayan bernama Kasmin Bangunan (45) asal Desa Tanjung Saleh Kabupaten  Pulau Morotai, Maluku Utara […]

  • Bobato Adat Kie Goya, Jaga Hutan untuk Anak Cucu

    • calendar_month Kam, 28 Okt 2021
    • account_circle
    • visibility 257
    • 1Komentar

    Dikukuhkan  Saat Grand Launcing Suaka Paruh Bengkok Peranan perangkat adat dalam menjaga hutan dan lingkungan di daerah ini sangatlah penting. Ini demi  menjaga hutan dari berbagai ancaman,  gangguan    sehingga  tetap lestari.  Salah  satu  perangkat adat itu adalah  Bobato Adat Kie Goya  di Kesultanan Tidore Maluku Utara. Bobato Adat Kie Goya atau dikenal dengan Bobato yang […]

  • Mari Saksikan Konser Hutan Merdeka

    Mari Saksikan Konser Hutan Merdeka

    • calendar_month Sab, 29 Agu 2020
    • account_circle
    • visibility 144
    • 0Komentar

    Sekira 50,1% dari total daratan di wilayah Indonesia merupakan bentangan hutan. Berbagai hewan dan tumbuhan endemik tinggal di hutan-hutan Indonesia, membuat negara kita dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati.Hutan adalah sumber kehidupan yang menyediakan oksigen, air, menyimpan cadangan karbon, penyeimbang iklim dan sumber penghidupan bagi masyarakat adat yang tinggal di sekitarnya. […]

  • Selamatkan Air Tanah, Tanam Sagu dan Buat Sumur Resapan

    • calendar_month Rab, 9 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 140
    • 0Komentar

    Anggota Komunitas Save Ake Gaale sedang menyiapkan bibit

  • Bencana Perubahan Iklim Terus Meningkat    

    • calendar_month Sen, 25 Nov 2024
    • account_circle
    • visibility 344
    • 0Komentar

    Sepanjang 2023 -2024 Ada 5000 Lebih Kejadian Ada kurang lebih 5000 kejadian  bencana   tercatat disebabkan oleh  perubahan iklim dalam satu tahun ini.  Bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan cuaca dan iklim (hidrometereologis) terus meningkat tajam. Sementara isu perubahan iklim saat ini menghadapi tantangan serius   baik dari masyarakat dan pemerintah dalam negeri, maupun dari masyarakat global. […]

expand_less