Breaking News
light_mode
Beranda » Laut dan Pesisir » KKP Janji 20 M ke 10 Kampung di Tiga WPP

KKP Janji 20 M ke 10 Kampung di Tiga WPP

  • account_circle
  • calendar_month Kam, 23 Mar 2023
  • visibility 198

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana menggelontorkan dana besar untuk menata dan memperbaiki 10 kampung nelayan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 715  yang  berada di perairan Teluk Tomini, Laut  Maluku, Laut  Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau. Selain itu ada juga  di WPPNRI 718 terdiri dari perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian timur. Terakhir WPPNRI 714 terdiri dari perairan Teluk Tolo dan Laut Banda.
Anggaran ini diberikan  untuk membangun berbagai sarana prasarana  di kampung tersebut. Meski dalam penyampaian Menteri KKP itu belum menjelasakan secara detail kampung kampungnya namun dari WPP yang ditetapkan salah satunya adalah  kampung nelayan yang ada di laut Maluku dan laut Halmhaera.

Kampung nelayan Jambula di Ternate

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono baru baru ini  usai membuka rapat kerja Direktorat  Perikanan Tangkap KKP di Gumaya Tower Hotel, Semarang, Minggu (19/3/2023).
mengatakan akan ‘menyulap’ 10 kampung nelayan di sejumlah daerah sebagai tindak lanjut kebijakan penangkapan ikan terukur yang dipastikan akan berpihak dan mensejahterakan nelayan-nelayan kecil.
“Kita akan bikin modeling, target saya bersama Dirjen Perikanan Tangkap dan tim percepatan itu ada 10 kampung nelayan yang benar-benar integrasi. 10 ini targetnya tahun ini,”kata Trenggono.

Ia  jelaskan bagaimana pengembangan kampung nelayan yang sebelumnya kumuh menjadi lebih bersih dan terintegrasi. Pihaknya akan membangun sejumlah fasilitas, di antaranya penyaluran alat tangkap, kapal, pabrik es, balai komunikasi, hingga pelatihan untuk nelayan.

“Ini kampung kita bangun ada dermaganya, ada dok kapalnya, ada pabrik esnya, kita install balai komunikasi sekaligus balai latihan, nanti kita akan isi penyuluh-penyuluh turunkan di situ. Kita akan data seluruh nelayan itu di dalam institusi yaitu koperasi. Kalau perlu bukan hanya alat tangkap, kapalnya juga kita bantu, semua sarananya kita bantu,” jelasnya.
Trenggono memperkirakan pengembangan satu kampung nelayan bisa menghabiskan dana Rp 20-21 miliar. Ia ingin membangun kampung nelayan Indonesia seperti Desa Nelayan di Volendam, Belanda.

“Satu kampung itu kita identifikasi sekitar Rp 20 miliar atau Rp 21 miliar untuk membangun itu semua tadi. Kita akan hitung putaran ekonominya mereka. Kalau ini bisa terjadi mimpinya seperti Volendam kampung nelayan keren tapi nggak bau ikan. Kampung yang ada kita upgrade, yang kumuh kita ubah termasuk dermaganya yang tidak berfungsi itu akan ada biaya pemerintah APBN,” jelasnya.

Pihaknya menargetkan zona yang akan menjadi target pembangunan kampung nelayan. Trenggono menginginkan 10 kampung nelayan yang dikembangkan ada di zona 3.
 
“Kalau Pak Zaini (Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP) 10 ya kita kejar tahun ini itu. Kalau bisa 20 ya alhamdulillah, yang pasti setiap kampung dia sudah ada dermaganya yang nggak bagus itu kita ubah menjadi bersih, ada pabrik esnya, cold storage-nya 5 sampai 10 ton,” tutup Trenggono.
Selengkapnya (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6627853/trenggono-mau-sulap-10-kampung nelayan-tak-lagi-bau-ikan-ini-caranya).

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Akademisi: Ancaman Ekosistem Halmahera Serius

    • calendar_month Sel, 9 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 284
    • 0Komentar

    Maluku Utara sebagai daerah kaya bahan mineral,   menjadi incaran investor asing. Baru baru ini pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Samsudin Abd Kadir menyampaikan bahwa investasi asing masuk ke Maluku Utara yang mengelola tambang, sudah menginvestasikan modalnya di atas 100 triliun. Angka ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan menggenjot perekonomian Maluku Utara. Termasuk […]

  • Kawal Demokrasi dan Konstitusi, KEPAL: Batalkan Omnibus Law

    • calendar_month Jum, 11 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 143
    • 1Komentar

    Aksi protes pengesahan Omnibus Lawa beberapa waktu lalu, foto Antara

  • Mangrove di Malut Menyusut 5.030,71 Hektar

    • calendar_month Sel, 6 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 401
    • 0Komentar

    Mangrove-di-kawasan-Logas-Guruapin Kayoa yang-masih-terjaga/foto mahmud Ichi

  • Tradisi Orang Tobaru Tanam Padi Lokal

    • calendar_month Sab, 6 Nov 2021
    • account_circle
    • visibility 249
    • 0Komentar

    Dua karung gabah teronggok di dapur Yosep Ugu (60). Gabah kering itu rencana diolah menggunakan mesin penggilingan padi di desa setempat.  Gabah padi   telah lama dikeringkan, tersimpan dalam karung dan baru dibawa ke kampung  sehari sebelumnya. “Di dalam gabah padi ini,  ada banyak jenis ikut tercampur. Ini sisa panen tahun lalu dan sampai sekarang belum  […]

  • Sisir Pulau dan Kampung Layani Warga

    • calendar_month Kam, 29 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 150
    • 0Komentar

    Lakukan Penyadartahuan Covid-19 dan  Periksa Kesehatan Warga Sejak 22 Oktober 2020 lalu tim EcoNusa Indonesia menggelar ekspedisi Maluku  menggunakan kapal phinisi wisata bernama Kurabesi Explorer. EcoNusa sendiri adalah sebuah lembaga nirlaba berbasis di Papua dan saat ini banyak mendorong berbagai inisiatif lokal untuk perlindungan alam dan konservasi di wilayah timur Indonesia. Mereka  mengawali perjalanan   dari […]

  • Cara Menyiapkan Warga Adaptif Ketika Bencana (2 habis)

    • calendar_month Sab, 15 Agu 2020
    • account_circle
    • visibility 215
    • 0Komentar

    Bagaimana Melakukannya di Komunitas? Bencana baik alam maupun non alam berdampak cukup serius bagi warga.  Pandemi Covid-19 misalnya, membuat hampir semua orang menjadi kurang produktif.  Pemenuhan kebutuhan hidup di masa pandemi pun  jadi tantangan.   Warga menjadi sangat rentan terutama  dalam memenuhi kebutuhan pangan. Karena itu perlu membangun  ketangguhan. Menata kembali kehidupan sosial dan lingkungan, yang […]

expand_less