Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Di Musyawarah IKAPERIK, Bahas Perikanan Malut dan Tantangan Era 4.0

Di Musyawarah IKAPERIK, Bahas Perikanan Malut dan Tantangan Era 4.0

  • account_circle
  • calendar_month Ming, 24 Jan 2021
  • visibility 133

Farid Terpilih Secara Aklamasi

Ikatan Alumni Perikanan dan Kelautan (IKAPERIK) Universitas Khairun Ternate menggelar musyawarah memilih pengurus baru untuk masa jabatan 4 tahun ke depan Sabtu (22/1) kemarin.  Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Gamalama Hotel Sahid  itu, turut diisi dengan seminar bertema   “Perikanan Maluku Utara dan Tantangan Industri era 4.0” Beberapa pemateri penting turut hadir yakni Dirjen Perikanan Tangkap Dr. Ir. Muhammad Zaini, MM yang mengisi seminar secara online  bersama  Sekretaris Daerah Maluku  Utara Samsudin Abdul Kadir, Plt Kepala Dinas  Perikanan  Abdullah Assagaf dan Prof. Dr Irfan Koda dari Fakultas Perikanan Unkhair Ternate. Keempatnya membahas  Tema besar Perikanan Maluku Utara dan tantangannya terutama di bidang teknologi  di era 4.0.

Tema ini menjadi catatan penting  karena, bagi IKAPERIK  ini isu kekinian  berhubungan dengan  upaya akselarasi Maluku Utara  yang masih kalah bersaing dengan provinsi tetangga yang bersentuhan langsung di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)   715,716,717.

“Dalam soal ini kita masih dalam menghitung potensi. Sementara di wilayah lain sudah bicara produksi dan industri,” jelas Ketua Panitia Musyawarah IKAPERIK Sahmar Ishak .

Karena itu katanya, saatnya tidak lagi bicara pada angka infografis tetapi model industri yang harus disiapkan agar berdaya saing  di masa mendatang.

Dia bilang lagi, cerita masa lalu membuat  bangga. Terutama soal kekayaan sumberdaya laut   yang berlimpah. Belum lagi dipuji karena berada di jantung  segitiga terumbu karang dunia. Hal ini  membuat para peniliti Jepang bingung soal ruaya ikan yang ditandai dengan GPS  selalu membuat jalur ke  laut Halmahera.

“Benar kita kaya SDA lebih khusus perikanan dan kelautan tetapi kenyaatannya miskin dalam mengelola.  Dari SDM yang belum siap pakai dan miskin teknologi membuat kita masih berputar pikiran dan diam di tempat,” ujarnya.

 Apalagi  dengan ditetapkannya kawasan industri di Maluku Utara seperti di Pulau Obi, Halmahera Selatan dan Halmahera Tengah.  Pertanyaanya apakah beroirentasi pada pengembangan industri perikanan ataukah hanya fokus Industri pengolahan biji nikel.

Begitu  juga dengan KEK Morotai, yang kemudian oleh Mentri Susi telah membangun SKPT di Daeo dan mencanangkan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Maluku Utara yang oleh USAID – WCS telah selesai di kerjakan  dalam 4 tahun (2017-2020).

Semua ini apakah sudah berdampak pada nelayan dan masyarakat pesisir kita ?

“Pertanyaan mendasar ini bagi kami adalah  titik masuk membincangkan potensi dan kekayaan  perikanan di Maluku Utara  benar benar dikelola untuk kesejahteraan rakyaat,” katanya.

Foto bersama usai musyawarah IKAPERIK

Farid Yahya  Terpilih Secara Aklamasi  

Sementara itu dalam proses musyawarah dan tahapan pencalonan  sejak sore  berlangsung cukup alot.  Ada 11 nama yang muncul sebagai bakal calon ketua IKAPERIK. Melalui proses lobi kemudian mengkerucut menjadi  5 nama. Ketika memasuki proses pemilihan,  2 orang menyatakan  undur diri.  Sehingga tersisa 3 orang. Tiga calon itu masing-masing  Farid Yahya,  M. Yatim Sohi dan  Mardia Ambodalle. Dari tiga nama yang ikut mencalonkan diri melalui proses tidak terlalu lama,  kemudian terpilih secara aklamasi Farid Yahya, sekaligus dikukuhkan  menjadi Ketua Umum IKAPERIK Maluku Utara. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Laut Malut, Kuburan Bagi Mamalia Laut?

    • calendar_month Rab, 8 Mar 2023
    • account_circle
    • visibility 210
    • 0Komentar

    Bangkai-Paus-yang-mulai-hancur-dan-menmbulkan-bau-menyengat-di-Morotai-beberapa-waktu-lalu-foto-Hamsor-Yusuf

  • Bacarita Pangan Lokal Maluku Utara

    • calendar_month Ming, 18 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 352
    • 0Komentar

    Catatan dari Diskusi  Bersama Stakeholder Provinsi Maluku Utara yang terdiri dari pulau-pulau ini memiliki keragaman  pangan lokal. Dari banyaknya pangan local  yang dimiliki baik sagu, ubi-ubian maupun jenis biji-bijian  memiliki sejarah panjang.  Potensi sumber daya pangan itu diikuti berbagai tradisi dan  budaya dalam menyiapkannya. Selain kekayaan pangan, Bumi Maluku Utara juga punya kekayaan yang luar […]

  • Bekali Aktivis Mahasiswa dan NGO dengan Pengorganisasian Masyarakat

    • calendar_month Sen, 20 Okt 2025
    • account_circle
    • visibility 68
    • 0Komentar

    Forum Studi Halmahera (Foshal) Maluku Utara menggelar Pelatihan Pengorganisasian Masyarakat Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di kantor Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)  Maluku utara  yang digelar  Sabtu (18/10/2025)  dan Jumat (19/10/2025). Pelatihan ini melibatkan  mahasiswa dan anggota lembaga   Walhi. Pelatihan   ini bertujuan memberikan penguatan kepada para aktivis mahasiswa dan anggota lembaga WALHI  memahami […]

  • Perburuan dan Perdagangan Satwa Liar Masif

    • calendar_month Jum, 8 Okt 2021
    • account_circle
    • visibility 262
    • 0Komentar

    Pintuk Masuk Keluar Malut, Perlu Pengawasan  Ketat Perburuan dan perdagangan  satwa  liar   di Maluku Utara terbilang massive. Terutama jenis burung  paruh bengkok  Karena itu  butuh upaya pencegahan dan penanganan  dengan  melibatkan semua pihak terkait.     Hal ini yang mendasari Balai Koservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Maluku didukung Non Government Organisation  (NGO)  yang concern terhadap isyu ini […]

  • FKIP Unkhair dan Warga Buat Peta Jalur Evakuasi Bencana Tsunami

    • calendar_month Kam, 13 Jul 2023
    • account_circle
    • visibility 304
    • 1Komentar

    Pengabdian  Kepada Masyarakat (PKM), dilaksanakan oleh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun, di Desa Bobanehena Kecamatan Jailolo Halmahera Barat. Dalam PKM ini para dosen bersama masyarakat membuat  pemetaan partisipatif  jalur evakuasi bencana tsunami. Kegiatan pada Selasa (11/7/2023) lalu itu, sebagai bentuk literasi pengurangan resiko bencana untuk masyarakat. Koordinator kegiatan Astuti Salim MPdSi […]

  • Pulau Mitita Surganya Hiu Sirip Hitam

    • calendar_month Sen, 1 Nov 2021
    • account_circle
    • visibility 263
    • 1Komentar

    Kabupaten Pulau Morotai memiliki 33 pulau kecil yang mengelilinginya. Pulau yang tidak berpenghuni berjumlah 26  dan yang berpenghuni   7 pulau. Pulau  yang berpenghuni adalah pulau Morotai (main island), pulau Kolorai, pulau Ngele-ngele kecil, pulau Ngele-ngele besar pulau Golo-golo, pulau Rao, dan pulau Saminyamau. Tahun 2014, Presiden Jokowi menetapkan Pulau Morotai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata […]

expand_less